Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Fitrah Nur berbincang dengan salah satu penerima manfaat rumah subsidi, yaitu anggota komunitas tukang cukur Asgar-Istimewa-Kementerian PUPR
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah tidak pernah berhenti untuk memberikan pelayanan, termasuk memberikan stimulus bagi yang ingin mendapatkan rumah murah.
Kini, program pembangunan rumah layak huni dari pemerintah untuk masyarakat juga dirasakan manfaatnya oleh para seniman rambut atau tukang cukur Asli Garut (Asgar).
Para tukang cukur yang tergabung dalam kelompok tukang cukur Asgar kini sudah bisa memiliki kompleks perumahan layak huni yang lengkap dengan prasarana, sarana dan utilitasnya serta angsuran rumah yang terjangkau.
"Kami sangat bersyukur pemerintah memberikan bantuan perumahan kepada para seniman rambut atau tukang cukur Asgar. Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada kami yang bekerja di sektor informal sebagai tukang cukur," ujar Ketua Asgar Indonesia, Irawan Hidayah, dalam keterangan tertulis Kementerian PUPR, dikutip Selasa 23 Mei 2023.
Irawan menjelaskan, ide awal pembangunan rumah tukang cukur Asgar ini bermula saat dirinya mencukur rambut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dirinya memberanikan diri untuk meminta agar pemerintah juga memberikan bantuan fasilitas serta dukungan pembangunan rumah untuk para tukang cukur Asgar sebagaimana publikasi Program Sejuta Rumah (PSR) yang ada di media massa.
Adanya Program Sejuta Rumah (PSR), imbuhnya, ternyata bisa dimanfaatkan oleh para seniman rambut untuk mendapatkan berbagai fasilitas dan kemudahan untuk memiliki rumah.
Saat itu, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan juga menyatakan siap memberikan dukungan rumah selama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau perumahan masyarakat secara berkelompok seperti seniman rambut Asgar dan Presiden Joko Widodo juga bersedia melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan kompleks Perumahan Seniman Rambut Asgar PPRG pada Januari 2019 silam.
Saat ini, imbuhnya, kelompok tukang cukur Asgar sudah bekerjasama dengan Bank BTN agar para tukang cukur bisa mengangsur rumah dengan KPR bersubsidi.
Uang muka yang kami bayar pertama kali hanya 1 persen atau Rp1,5 juta dan angsuran bulanannya Rp800 ribu untuk jangka waktu KPR 20 tahun, Rp 1 juta untuk 15 tahun dan Rp1,5 juta untuk 10 tahun.
"Alhamdulillah ternyata ada pengembang lokal asli Garut yang bersedia mendukung program pembangunan rumah komunitas tukang cukur ini. Saat ini komunitas tukang cukur Asgar tersebar di 20 provinsi dan siap berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat untuk program perumahan komunitas sehingga cita-cita kami supaya tukang cukur punya rumah sendiri dan tidak tinggal di rumah mertua atau mengontrak lagi bisa tercapai," terangnya.
Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Fitrah Nur menerangkan, berdasarkan arahan Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto pihaknya akan terus memberikan dukungan terhadap program perumahan masyarakat secara berkelompok ini.
Para tukang cukur Asgar juga dinilai memiliki kemampuan untuk berusaha dan membayar angsuran yang terjangkau dengan bekerjasama dengan pihak perbankan sebagai penyalur KPR.
"Kebijakan Direktorat Jenderal Perumahan yang didelegasikan kepada Direktorat Rumah Umum dan Komersial siap memberi bantuan PSU untuk jalan lingkungan di perumahan seniman rambut Asgar. Kami juga mendorong masyarakat secara berkelompok lain untuk bisa memiliki rumah yang layak huni sesuai dengan Program Sejuta Rumah pemerintah," katanya.
Sementara itu, Direktur PT. Mitra Budiman Propertindo, Irfan Razinurdin selaku pengembang perumahan Seniman Rambut Asgar PPRG mengungkapkan, adanya konsep perumahan komunitas menjadikan para pengembang memiliki target pasar yang jelas. Dengan demikian, pengembang memiliki kepastian penjualan rumah yang dibangun.
Dirinya menambahkan, luas lahan yang siapkan untuk Perumahan Seniman Rambut Asgar PPRG sekitar 8 hektar yang diperuntukkan untuk 800 unit rumah. Saat ini yang sudah terbangun sekitar 50 persen atau 400 unit dengan harga jual Rp 150 juta.
Rumah yang dibangun memiliki tipe 30 / 60 dengan ukuran rumah 6 x 5 meter yang memiliki ruang tamu, dua kamar tidur dan kamar mandi atau tipe 30. Luas lahan kavling 6 x 10 meter dan bisa dibangun untuk dapur di bagian belakang rumah.
"Kami sudah bertemu pengurus tukang cukur Asgar dan memiliki kesamaan konsep bersama buat perencanaan pembangunan rumah berbasis kelompok seperti tukang cukur. Kami juga dibantu Pemda terkait percepatan perizinan dan bantuan PSU dari Kementerian PUPR," katanya. (fin/pp)