Oleh Yarifai Mappeaty
(Yarifai Mappeaty, Kolomnis, Penulis Buku dan Pengurus Pusat IKA Universitas Hasanudin)
ORANG PENTING semisal pejabat tinggi negara, taruhlah setingkat menteri, bisanya, setelah tak lagi menjabat, namanya pelan-pelan redup kemudian tak pernah lagi disebut-sebut.
Akan tetapi tak demikian halnya dengan Andi Amran Sulaiman , yang kerap dipanggil AAS, meski tak lagi berada di lingkaran kekuasaan, namun masih tetap saja dianggap orang penting.
Seperti kata pameo, orang penting hanya bertemu orang penting. Begitu fakta keseharian Menteri Pertanian RI periode 2014-2019 pada era Jokowi – JK itu.
Kini, meski waktunya hanya dicurahkan sepenuhnya untuk merawat bisnisnya, Tiran Group, AAS tetap saja tak henti merima kunjungan tokoh-tokoh nasional di kantornya, AAS Building di Makassar.
Pekan ini saja, misalnya, tak kurang seorang Susi Pudjiastuti, kolega AAS sewaktu di Kabinet Kerja Jokowi – JK, menyempatkan mampir dalam kunjungannnya di Makassar, Senin, 22 Mei 2023.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang disebut sebagai “Wanita besi” itu, berada di kantor AAS, bernostalgia mengenang kebersamaan mereka selama di kabinet.
Hari berikutnya, Selasa, 23 Mei 2023, giliran Rocky Gerung dan rombongan kecilnya dijamu oleh AAS. Meski hanya sekadar mampir makan siang, tetapi Rocky dan kawan-kawan, tampaknya lumayan betah dengan AAS. Bayangkan, Rocky dan rombongan berada di AAS building, lebih kurang dua setengah jam lamanya.
Pertanyaannya, bagaimana bisa Rocky sampai nyasar di tempat AAS? Sedangkan sosok yang disebut sebagai ‘pendekar akal sehat’ itu, dikenal oleh publik paling alergi bertemu dengan mantan pejabat tinggi negara, terutama mereka yang di mata Rocky, tak pernah sungguh-sungguh menggunakan akal sehatnya saat menjabat, sehingga mereka bukan sesuatu baginya.
Rocky berada di Makassar untuk kesekian kalinya dalam rangka safari kampanye merawat akal sehat. Ia berkeliling ceramah di kampus-kampus di seluruh tanah air yang berani menerimanya.
Disebut begitu karena faktanya, memang banyak kampus tak bersedia menerimanya karena rektornya penakut, takut kehilangan jabatan, terutama bagi kampus-kampus negeri.
Lantas, mengapa Rocky mau mampir untuk dijamu oleh AAS, yang nota bene adalah mantan pejabat tinggi negara? Selain itu, Rocky sendiri diyakini penulis tidak mengenal Andi Amran Sulaiman . Begitu juga sebaliknya, sehingga Rocky dan AAS, pada dasarnya tak saling mengenal.
Namun penulis menduga bahwa kehadiran Rocky di AAS building, lebih karena diprovokasi oleh Saut Sitomorang yang ikut dalam rombongan kecil Rocky. Saut yang mengenal baik AAS sejak saat menjabat salah satu pimpinan KPK periode 2015 – 2019, berhasil meyakinkan Rocky kalau AAS adalah sosok yang berbeda.
Provokasi itu tercermin pada saat Saut bicara. Ia mengungkapkan bahwa saat dirinya menjabat pimpinan KPK, satu-satunya kementerian dalam Kabinet Kerja Jokowi – JK yang memberi kesempatan secara luas kepada KPK melakukan supervisi, adalah Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Andi Amran Sulaiman.
Mulawarman, salah seorang kawan Rocky di Makassar, yang diminta AAS mendampinginya menerima rombongan kecil Rocky, bercerita. Pada saat Saut mengungkap hal itu, Rocky tampak manggut-manggut kecil, seolah mengamini. Saya pun lantas menebak jikalau Rocky salut pada AAS.
“Berisi juga si Amran ini,” kira-kira begitu Rocky memuji dalam hati.
Bagaimana tidak. Ketika AAS mengundang KPK melakukan supervisi, itu dapat dinilai sebagai sebuah langkah cerdas yang menggunakan akal sehat.
Di satu sisi, mencegah terjadinya korupsi di dalam. Di sisi lain, menangkal kekuatan eksternal yang berupaya “main” di Kementan. Kekuatan eksternal itu, terutama berasal dari kalangan tim sukses dan parpol koalisi pendukung.
Penulis pun teringat sewaktu bekerja di lingkup Komisi IV DPR RI sebagai Tenaga Ahli Anggota, kerap mendengar keluhan para makelar proyek. Mereka mengeluh karena tak lagi leluasa bermain di Kementan, seperti masa-masa sebelumnya.
Saat pagu anggaran TA 2016 usai diketok, misalnya, para makelar proyek pengadaan bibit jagung pun senyam-senyum membayangkan jumlah fee yang bakal diterima dari kontraktor penyedia bibit jagung. Akan tetapi, tak berapa lama berselang, mereka tampak lesu, bahkan tersenyum pun sulit.
Apa pasal? Usut punya usut, ternyata harga pengadaan bibit jagung di Kementan turun, jauh dibawah pagu. Penulis tak begitu tahu bagaimana hal itu terjadi. Namun semenjak itu tak ada lagi cerita tentang pengadaan bibit jagung di kalangan TA Komisi IV.
Kejadian itu seolah mengkonfirmasi cerita Saut di atas, terkait gebrakan Andi Amran Sulaiman selaku Mentan kala itu.
Oleh karena itu, logis saja jika Rocky sampai menunjukkan rasa salutnya pada AAS. Terbukti saat tiba giliran Rocky berbicara, ia tak sungkan memuji. “AAS, Amran akal sehat,” serunya lantang.
Tak hanya itu, bagi AAS sendiri, menghadirkan KPK dalam lingkup kementerian yang dipimpinnya kala itu, sangat penting untuk menunjukkan bahwa dirinya pun memiliki integritas, biar tak dipandang sebelah mata. Maklum, AAS relatif tak dikenal publik sebelumnya.
Tahun ini adalah tahun politik, sehingga AAS dipastikan bakal disibukkan oleh kunjungan orang-orang penting dari dunia politik, yang datang dengan berbagai kepentingan. Sementara itu, meski dirinya tak ingin kembali berada dalam lingkaran politik, namun AAS tampaknya sulit melepaskan diri sepenuhnya dari dinamika politik yang terjadi di tanah air (ym).
Makassar, 24 Mei 2023