Banyak Tokoh Populer dan Pengaruh Ikut Mendaftar
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Peluang pendatang baru sangat terbuka untuk meraih kursi ke Senayan. Khususnya di Dapil Sulsel 3 DPR RI, banyak figur baru yang potensial. Mulai dari mantan kepala daerah, pengusaha besar, keluarga kepala daerah, dan pengurus pusat partai.
Di Dapil Sulsel 3 meliputi 9 kabupten/kota. Yakni, Kab. Luwu, Kota Palopo, Kab. Lutra, Kab. Lutim, Toraja Utara, Tana Toraja, Sidrap, Enrekang, dan Pinrang. Saat ini diwakili tujuh anggota DPR RI di Senayan. Mereka adalah, Rusdi Masse (NasDem), Muhammad Dhevy Bijak (Demokrat), Eva Stevany Rataba (NasDem), La Tinro Latunrung (Gerindra), Muhammad Fauzi (Golkar), Sarce Bandaso Tandiasik (PDIP), dan Mitra Fachruddin (PAN).
Namun dari tujuh petahana ini di antaranya disebut-sebut terancam oleh kehadiran figur pendatang baru di parpol yang sama.
Sebut saja di Partai Nasdem ada Eva Stevany Rataba, yang diketahui istri mantan Wakil Bupati Toraja Utara yang juga Ketua Nasdem Torut saat ini, Yosia Rinto Kadang. Keberadaannya bakal terancam dengan masuknya dalam komposisi bacaleg pusat, seperti istri Bupati Luwu, Dr Hayarna Basmin Mattayang, pengusaha juga Ketua Nasdem Lutra, Putriana Hamka Dakka, yang keduanya saat ini telah bekerja menjaring dukungan ke daerah-daerah khususnya di Tana Luwu.
Diketahui, apalagi suaminya Eva Stevany ini tak lagi menjabat sebagai Wakil Bupati Torut, tentunya kini tak memiliki kekuasaan di pemerintahan.
Selain Eva, juga ada keberadaan petahana Muhammad Dhevy Bijak (Demokrat) terancam oleh kehadiran sejumlah figur besar yang masuk dalam komposisi bacaleg Demokrat DPR RI. Ditambah sepeninggal ayahandanya yang juga Wakil Bupati Luwu juga Ketua Demokrat Kab. Luwu, Syukur Bijak. Dhevy yang punya basis suara di daerah Walenrang-Lamasi (Walmas) untuk pileg kali ini akan terganggu dengan masuknya tokoh Walmas, mantan Wakil Bupati Luwu, H. Amru Saher di Partai Gelora.
Selain itu, kehadiran Sebut saja ada CEO PT JAS Mulia yang juga pengusaha kawakan, Ketua AKAR Bersatu, Ir Dewi Sartika Pasande. Campuran Rongkong, Bastem, dan Toraja.
Gerakan yang dilakukan tim dengan tagline DSP ini sudah masuk ke setiap pelosok di Dapil Sulsel 3. Bahkan tak segan-segan DSP langsung menyalurkan bantuan ke masyarakat yang membutuhkan. Misalnya, penyaluran air bersih di Kecamatan Rantebua, Torut. Di sana, DSP membantu masyarakat 1 km pipa air. Selain itu, DSP juga menyalurkan ribuan paket sembako untuk masyarakat membutuhkan.
Ada juga figur Purnawirawan jenderal polisi bintang dua, Irjen Pol Frederik Kalalembang. Ia adalah Ketua Umum Ikatan Keluarga Toraja (IKaT) Nusantara. Ia mengkoordinir organisasi keluarga Toraja yang tergabung di dalam IKatNus. Gerakannya di lapangan juga sangat masif.
Sejumlah balihonya juga telah terpasang di sejumlah sudut di Dapil Sulsel 3. Khususnya di daerah terdapat masyarakat Toraja.
Di Gerindra sosok La Tinro Latunrung juga terancam oleh kehadiran mantan Bupati Luwu 2 periode Andi Mudzakkar.
La Tinro yang saat Pileg 2019 lalu memiliki basis suara di Kab. Enrekang, kini terancam tergerus dengan majunya Bupati Enrekang saat ini Muslimin Bando bacaleg Golkar DPR RI. La Tinro juga bersaing dengan Mitra Fachruddin yang juga maju DPR RI dari PAN.
Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) mengatakan, Partai Gerindra bertekad menang Pileg 2024 serta mendudukkan lebih banyak kader sebagai kepala daerah. "Khusus untuk Pileg DPR RI di Dapil III, Gerindra bertekad menambah perwakilannya di Senayan pada 2024," ujarnya beberapa waktu lalu saat mengujungi Tana Luwu.
Sementara, Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse Mappasessu (RMS) memasang target tinggi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Senayan mendatang. Kuncinya menjadi dua kali lipat.
Politisi kelahiran Sidrap itu, menegaskan di Sulsel, enam kursi DPR RI sudah pasti ia peroleh. Namun tidak menutup kemungkinan bisa menjadi tujuh kursi untuk Dapil I, II dan III.
Sementara itu, Ketua Partai Gelora Sulsel, Syamsari Kitta mengatakan, dalam Pemilu 2024, Partai Gelora menargetkan 8 kursi DPR RI dari Dapil Sulsel I, II dan III.
"Kita sudah berulang kali sampaikan kepada pengurus, kami target 8 kursi DPR RI di Sulsel dan provinsi 13 kursi," ujar Syamsari Kitta secara singkat.
Terpisah, manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, pertarungan di Dapil Sulsel III memang cukup kompetitif.
"Beberapa diantaranya tokoh-tokoh lokal yang populer dan punya pengaruh," ujarnya.
Menurutnya, parpol yang dominan mendorong figur-figur kuat dalam satu dapil tentu akan punya peluang lebih besar mendapatkan kursi bahkan menambah perolehan kursinya.
"Sekalipun bukan satu-satunya jaminan. Sebab dalam kontestasi Pileg banyak variabel yang akan ikut menentukan capaian sebuah parpol," jelasnya.
Sedangkan, Pengamat Politik Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah menyebutkan, peluang bakal kandidat, tergantung dari beberapa variabel, tarutama variabel modal politik.
Misalnya incumbent atau mantan kepala daerah tentu memiliki modal politik yang jauh lebih besar dibanding yang bukan.
Nama-nama seperti Bupati Enrekang Muslimin Bando, La Tinro Latunrung, istri Basmin Mattayang Hj Hayarna dan Rusdi Masse tentu punya modal politik yang jauh lebih besar dibanding bacalon lainnya. "Karena mereka sudah punya basis elektoral yang jelas," jelasnya.
Dikatakan, variabel lainnya adalah modal sosial. Walaupun bukan incumbent atau mantan kepala daerah, tapi jika jauh hari sudah berinteraksi secara berkelanjutan dengan calon pemilih, maka akan memperbesar peluangnya untuk terpilih.
Apalagi jika incumbent gagal dalam menunaikan janji-janji politiknya semasa kampanye. Variabel ketiga adalah, citra parpol yang akan dikendarai.
"Peluang bakal kandidat untuk duduk berbanding lurus dengan citra positif parpol yang dikendarai, begitu pula sebaliknya," tutup dia.
Sementara itu, Pengamat Demokrasi, Nurmal Idrus mengatakan, secara umum para incumbent masih mendominasi. "Itu karena mereka punya sarana untuk terus mendekati dan mempertahankan modal sosial politik mereka. Para petahana punya banyak program dan kemampuan finansial yang terus membuat mereka bisa hadir dengan mudah di tengah pemilih," jelasnya.
"Para pendatang baru menurut saya tak akan bisa hanya mengandalkan popularitas mereka. Modal bertarung mereka mesti terus diperkuat dengan mulai membangun basis dukungan yang bisa dimulai dimana mereka berada," pungkasnya. (idr)