Nampak Prof dr Taruna Ikrar MBiomed PhD, selaku Ketua Konsil Kedokteran (KKI) dan Direktur Konsil Dokter Sedunia (International Association of Medical Regulatory Authorities/IAMRA) hadir untuk memberikan kuliah umum di IKB KJP bersama dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes. --ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Kuliah umum ini, merupakan bagian dari persiapan pembukaan Fakultas Kesehatan di IKB KJP.
Prof dr Taruna Ikrar MBiomed PhD, selaku Ketua Konsil Kedokteran (KKI) dan Direktur Konsil Dokter Sedunia (International Association of Medical Regulatory Authorities/IAMRA) hadir sebagai narasumber yang dimoderatori dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes.
Pakar Farmakologi, Kardiologi, dan Neurologi ini, mengatakan, ada berbagai tantangan di era disrupsi ini. Perubahan di sektor pendidikan juga terlihat jelas saat pandemi, sehingga inovasi sangat diperlukan untuk menjawab tantangan yang ada.
“IKB KJP memiliki riwayat perjalanan yang panjang dan punya cara tersendiri dalam mengatasi permasalahan di setiap masalah yang timbul melalui inovasinya,” ucap Taruna Ikrar. (28/5/2023)
Ia melanjutkan, untuk menjadikan suatu perguruan tinggi bertaraf internasional harus memiliki karakteristik yang mengacu pada kinerja, faktor, dan luaran. Tak lupa pula strategi dan target harus disiapkan untuk penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi bertaraf internasional.
“Di manapun kampusnya, dalam menyusun strategi itu, perlu prinsip yang spesifik pasti berasal dari mahasiswanya, civitas akademiknya, dan fasilitas penunjangnya,” beber Taruna Ikrar.
Pada kesempatan ini, Taruna Ikrar juga banyak memberikan motivasi dan dorongan kepada civitas akademik maupun wisudawan IKB KJP, terutama dalam mewujudkan World Class University.
"Peluang IKB KJP mewujudkan World Class University sangat besar. Peran itu tidak lepas dari civitas akademiknya, termasuk lulusan yang berkualitas yang peduli dan menjaga nama baik almamaternya. Alumni dari sini pun punya peluang dan diharapkan go internasional," jelas Taruna Ikrar.
"Kita semua harapkan dan terus mendorong, universitas dan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di Sulsel dapat mewujudkan World Class University," tambah Taruna Ikrar yang banyak berkontribusi riset dan pemikiran pada universitas internasional di Amerika Setikat.
Kegiatan ini dihadiri langsung Rektor IKB KJP Palopo Prof Dr Dra Rusdiana Junaid, Ketua DPRD Palopo yang juga Ketua Pembina Yayasan Kurnia Jaya Persada Dr Hj Nurhaeni SKp MKes bersama jajaran wakil rektor, senat, para dekan, direktur vokasi, kepala lembaga dan segenap civitas akademik IKB KJP Palopo.
Kuliah umum ini, merupakan rangkaian Rapat Senat Terbuka Wisuda Program Profesi Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Fakultas Kesehatan Program Studi Profesi Bidan dan Profesi Ners.
Ketua Pembina Yayasan Kurnia Jaya Persada, Dr Hj Nurhaeni SKp MKes, mengakui, pihaknya terus melakukan terobosan dan inovasi guna mewujudkan World Class University.
"Pada 2006 awal berdiri dengan nama STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Kurnia Jaya Persada, kemudian 2019 jadi Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada hingga saat ini, dan sementara ini lagi proses menuju universitas. Alhamdulillah, sudah ada 10.000-an alumni kita," jelasnya.
IMC 2023
Direktur Konsil Dokter Sedunia (International Association of Medical Regulatory Authorities/IAMRA, Prof dr Taruna Ikrar MBiomed PhD, pada kesempatan ini, mengatakan, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan akbar para pelaku kesehatan mulai dari dokter profesional, akademisi kesehatan hingga para pengambil kebijakan.
Pertemuan dengan nama International Medical Conference (IMC) 2023, akan berlangsung di Bung Karno Convention Centre, Sanur, Bali, 10-13 November 2023 mendatang.
Anggota IMC yang akan datang ke Bali berasal dari 149 negara bahkan lebih.
Taruna Ikrar yang Ketua Panitia IMC 2023, mengatakan, hal tersebut agar Bali selain menjadi tujuan wisata dunia, juga sebagai pusat perobatan masyarakat dunia.
“Bali ini nomor satu destinasi pariwisata, jadi kenapa tidak menggabungkan aspek medis ini? Kami menginginkan ada jembatan yang menjadi destinasi tidak saja kuat secara destinasi, tapi juga medis,” terangnya.
Apalagi, menurut pengamatan Taruna Ikrar, setiap tahun hampir sekitar 1,5 juta penduduk Indonesia yang ke luar negeri untuk berobat berobat dan berwisata. Dan bisa menghabiskan ratusan triliun karena berobat di luar.
Dimana saat ini Bali sudah punya Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Sanur. Sehingga tinggal dikembangkan menjadi platform unggulan dalam pertukaran, inovasi, dan pembelajaran di bidang kesehatan serta menjadi zona kesehatan dunia.
Taruna Ikrar berkeyakinan, jika Bali sudah menjadi zona kesehatan dunia, maka para dokter profesional asal Indonesia yang bekerja di luar negeri pasti akan kembali.
Selain itu, masyarakat Indonesia tidak lagi harus jauh-jauh ke luar negeri, karena semua jenis pengobatan dengan teknologi canggih sudah ada di Bali.
“Saya pikir kesehatan dan pariwisata adalah industri buatan manusia. Artinya, kedua bidang besar itu harus kita ramu. Jadi IMC akan menjadi ‘melting pot’ bagi Bali dan Indonesia,” jelasnya.
Untuk diketahui konferensi tersebut didukung Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Investasi, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan Pemerintah Provinsi Bali. (*/pp/uce)