Aliansi Mahasiswa Sangtorayan Unras di Kantor Bupati, Hampir Ricuh Saat Hendak Bakar Ban Bekas

  • Bagikan

Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang didampingi Wabup Frederick Victor Palimbong saat menjawab aspirasi dari aliansi mahasiswa Sangtorayan,Senin,29 Mei 2023. --albert tinus--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO-- Aksi Unjuk rasa (Unras) oleh Aliansyah Mahasiswa Sangtorayan Peduli Toraja Utara dilakukan di halaman kantor Bupati Toraja Utara di Marante, Senin, 29 Mei 2023.

Aksi Unras dari Aliansi Mahasiswa Sangtorayan meminta jawaban dari 14 poin yang disampaikan saat melakukan orasinya.

14 poin tersebut diantaranya guru penggerak, kesehatan, insfratruktur, pembabatan hutan lindung di Ulusalu Sa'dan, pelibatkan ASN dalam mendukung keluarga Bupati , Bupati Cup, lomba paduan suara dan lainnya.

Alfa, salah satu perwakilan Aliansi Mahasiswa Sangtorayan saat orasi mengatakan kehadiran kami di sini ingin bertemu dengan Bupati Toraja Utara selaku pemangku kebijakan pemerintah daerah.

Sehingga kami tidak mau diwakili, karena kami mau langsung mendengarkan apa jawabannya.

"Kita hadir di sini karena ada berbagai kejanggalan di Toraja Utara, dimana saat ini visi misi Bupati tidak sesuai dengan realita yang ada, dari kegiatan festival paduan suara dan Bupati Cup tidak output dari kegiatan tersebut. Hanya sebatas hura-hura saja dan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, dan juga membebani peserta dalam pencarian dana dari berbagai cara. Terkait dengan permasalahan yang terjadi di Toraja Utara,kami ingin audensi yang kita lakukan saat ini, di luar saja supaya semua orang mendengar, betul tidak kawan-kawan," ujar Alfa.

Audensi Aliansi Mahasiswa Sangtorayan, tersebut dilaksanakan di luar, tepatnya dihalaman kantor Bupati Toraja Utara dan Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang didampingi Wabup Frederick Victor Palimbong bersama beberapa Kepala Sekolah SMP dan Kepala OPD lainnya menyatakan apa yang menjadi aspirasi dari mahasiswa tersebut,dalam penyampaian Bupati Toraja Utara,ia mengtakan Trimakasi sudah datang menyampaikan aspirasi,tapi saya dengar cocok, pas sekali apa yang disampaikan di kantor Dewan yang terhormat.

"Terkait dengan Bupati cup ,saya sudah menyampaikan ke Dinas pendidikan supaya semua anak-anak kita di semua sekolah yang punya potensi dipanggil dan kita buat dua klub,dan mereka ini nantinya terbagi dalam dua klub bola yang akan setiap bulan kita latih tanding,kita berharap mudah-mudahan setelah terpilih dari semua sekolah-sekolah yang punya potensi itu kita akan panggil lalu di bagi dua klub A dan B . Siapa tau kedepannya bisa mengangkat daerah kita jika mereka menjadi pemain bola profesional apakah masuk ke Klub PSM lah " jelas Ombas sapaan akrabnya.

Selain itu ,Ombas juga jelaskan terkait Festival paduan suara, intinya adalah memuji Tuhan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Kita liat sendiri saat pelaksanaan di lapangan bakti kan banyak Indo'-indo' yang menjual makanan dan minuman serta lainnya,dan juga hotel -hotel penuh banyak tamu kita dari luar menginap.

"Sekaitan dengan intervensi politik,saya kira kalau apel pagi saya marah kalau ASN tidak hadir dikantor , kalau itu ditafsirkan intervensi saya tidak tahu.Tapi kalau soal memilih dan dipilih ya biar saya berkoar -koar apapun ,itu kembali ke hati nurani untuk apa kita intervensi orang soal dipilih dan memilih" ungkapnya.

Meskipun dari paparan yang disampaikan Bupati, terkait tuntutan dari aliansi mahasiswa Sangtorayan .Namun sepertinya tidak memuaskan bagi mereka. Setidaknya semua sudah dijelaskan,selain penjelasan dari Bupati,juga dari Kepala sekolah sekaitan dengan guru penggerak serta dari kepala KPH Saddang ll.

Sebelumnya, mereka diterima oleh Wakil Bupati Toraja Utara, Frederick Victor Palimbong dan beberapa perwakilan dari Aliansi Mahasiswa Sangtorayan diterima diruangnya Wabup.Namun kukuh mereka harus mendengar aspirasi mereka langsung dari Bupati Torut Yohanis Bassang.

Usai mendengarkan jawaban dari Bupati Toraja Utara, terkait tuntutan para aliansi mahasiswa Sangtorayan, lalu mereka melanjutkan ke Kantor DPRD Toraja Utara.

Meskipun saat Unras berlangsung hampir ricuh saat mereka hendak membakar ban bekas, lalu dihalangi oleh aparat Satpol PP dan Kepolisian, namun tak berlangsung lama. Sehingga para mahasiswa tetap membakar ban bekas sambil berorasi menunggu Bupati Toraja Utara. (albert tinus)

  • Bagikan