Legenda Sepakbola Indonesia Marwal Iskandar Maju Caleg di DPRD Sulsel, Ini Harapannya

  • Bagikan

Marwal Iskandar. --ist-

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Siapa tidak kenal legenda sepakbola Indonesia, Marwal Iskandar? Dia berwara-wiri memperkuat tim-tim raksasa di Indonesia.

Kini, pesepakbola asal Tana Luwu ini pulang kampung. Ia akan mewakafkan dirinya di kampung halamannya dengan maju sebagai calon anggota legislatif.

Yah, Marwal Iskandar akan maju sebagai salah satu calon anggota DPRD Sulsel dari daerah pemilihan XI Sulsel yang meliputi Tana Luwu, yakni Luwu, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur.

Ia akan diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menariknya, nomor urut yang digunakan sama dengan nomor punggung 'keramatnya' saat aktif bermain bola dulu. Yakni, nomor tujuh (7).

''Saya kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan diri. Mewakafkan diri saya. Tentunya akan berjuang untuk memajukan daerah dan masyarakat, termasuk memajukan olahraga terkhusus sepakbola,'' katanya.

Saat ini M. Iskandar atau Marwal Iskandar adalah Instruktur Kepelatihan Lisenci D dan Lisenci C Diploma PSSI. Dan juga instruktur di Asia tentang sport for development.

''Jika ada kursus pelatih maka kami di Indonesia yang turun untuk melatih PELATIH,'' bebernya.

Di Indonesia ini hanya 28 orang saja yang jadi instruktur, termasuk dirinya. Makanya seminggu yang lalu dirinya habis menatar kursus Lisenci C Diploma PSSI di Makassar. Pesertanya dari provinsi lain. Dari Luwu Raya ada 3 orang. Yaitu Taufik Miming (Olang), Sahrul Rahmat Palopo, dan Yayat Muyassir dari (Luwu).

''Selain itu, juga ada Punggawa PSM Makasar yang menjadi Juara pada liga Indonesia baru-baru ini dan masih aktif bermain. Yakni, M.Arfan dan Rasyid Bakri,'' katanya kepada PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, Sabtu, 3 Juni 2023.

Menurutnya, pemain sepakbola dari Luwu Raya sangat potensi jika diarahkan dan dilatih dengan baik.

Contoh pemain-pemain sepakbola dari Luwu Raya yang sudah bermain di Luar Sulawesi mereka semua berprestasi di timnya masing-masing.

Ditambahkan, setiap tahunnya dirinya mengirim 13 orang pemain ke luar Sulawesi untuk bermain di Liga 2 dan 3. Bahkan ada 3 orang pemain ditawar untuk bermain di luar negeri. Itu bukti bahwa pemain dari Luwu Raya ini sangat potensi. ''Dan, ini adalah tugas dan tanggung jawab saya sebagai Mantan pemain Gaspa di Luwu Raya,'' katanya

Dalam waktu dekat ini Askot Palopo bekerja sama dengan Asprov dan Apssi untuk mengadakan kursus kepelatihan sepakbola Lisensi D.

Menurutnya, peningkatan SDM pelatih sangat perlu dilakukan sebab pelatihlah yang akan menciptakan pemain berkualitas.

Sejak 5 bulan terakhir ini, Marwal (KANDA') telah membina pemain-pemain se Luwu Raya berjumlah 1.250 orang pemain dari 4 kategori Usia U10 dan U12 tahun itu sebanyak 500 orang. Usia U13 & U14 itu 750 orang pemain.

Marwal buatkan mereka Kompetisi yang mana kompetisi ini durasi waktunya cukup lama. Yakni, 16 pekan dan bermain di hari Sabtu-Ahad. Setiap Minggunya KOMPETISI Usia Dini APSSI SULSEL CUP berlangsung di lapangan Salobulo dan Stadion Lagaligo Palopo.

''Alhamdulilah dari hasil Kompetisi APSSI Sulsel Cup kemarin, ada 17 orang pemain yang terpilih ke Surabaya seleksi untuk Elite Pro academy Bhayangkara FC. Saat ini mereka masih sementara berjuang. Dan tetap memantau perkembangan anak-anak dari Luwu raya yang terpilih mewakili Sulsel,'' bebernya.

Sekadar mengingatkan, Marwal Iskandar sendiri dalam dunia sepakbola, sepak terjangnya tidak diragukan lagi.

Sosok mantan pemain yang identik dengan lipatan lengan baju ini, tercatat 18 klub pernah dibelanya semasa jadi pemain.

Catatan itu tentu fantastis. Namun tak banyak yang tahu jika hobi pindah-pindah klub ini sudah direncanakannya. Cita-citanya adalah ingin membela enam tim besar di Indonesia.

Dari 18 klub yang dibelanya, ada enam klub besar eks Perserikatan yang pernah dibela Kandar, sapaannya saat masa kecil. Mulai PSM Makassar, Persib Bandung, PSMS Medan, Persipura Jayapura, Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya,

Bersama tim-tim itu, Marwal tak sekadar duduk di bangku cadangan. Dia selalu menjadi petarung di sektor tengah. Maka tak berlebihan jika Marwal dikatakan sebagai salah satu legenda sepak bola Indonesia.

"Dulu memang punya keinginan untuk membela enam tim besar di Indonesia. PSM jadi yang pertama. Kemudian membantu Persib lolos dari degradasi, juara Piala Emas Bang Yos bersama PSMS, juara liga bersama Persipura. Lalu final Copa Dji Sam Soe bersama Persija dan kemudian Persebaya," terang Marwal, belum lama ini.

Pemain yang sering pindah Pindah klub itu identik dengan masalah. Namun hal ini berbeda dengan Marwal Iskandar atau KANDA' yang akrab dikenal di Luwu Raya
Dia mengaku selalu berpisah baik-baik dengan 18 klub yang pernah dibelanya. Sampai sekarang pun, seluruh jersey yang pernah ia kenakan di lapangan masih tersimpan rapi. Tak satu pun jersey matchworn yang lepas dari tangannya.

"Ada ratusan jersey di rumah. Setiap sebulan sekali pasti dijemur. Ada yang tawar jutaan tapi tidak saya kasih. Keringat dan darah yang ada di jersey ini tak ternilai harganya buat saya. Ini akan saya simpan dan saya bagi cerita ke anak dan cucu," ucap bapak tiga anak ini.

Selain jersey, Marwal juga rajin mengkliping berita soal dirinya. Total sudah ada tiga tas yang berisikan koran tentang pemberitaannya selama membela PSM Makassar hingga kini jadi asisten pelatih Persis Solo.

"Saya rajin koleksi-koleksi berita. Sampai sekarang juga masih ingat dengan wartawan yang mewawancarai. Memang suka aja. Dulu sempat juga koleksi sepatu, tapi kemudian tidak dilanjutkan," ucap Marwal.

Marwal juga mengingat setiap peristiwa yang dilewati bersama klub-klub tersebut. Soal Stadion Manahan Solo dan Persis Solo, Marwal punya cerita tersendiri. Dia masih ingat saat Persebaya Surabaya menghadapi Persis Solo pada kompetisi Divisi Utama 2006/2007. Dalam laga tanggal 24 Maret 2007 yang berkesudahan 5-0 untuk kemenangan Persis Solo itu, Marwal jadi salah satu pemain yang diteror penonton. (***/uce)

  • Bagikan