Ketua Komisi B DPRD Sulsel Firmina Tallulembang Reses, Berikut Aspirasi yang Mengemuka

  • Bagikan

Ketua komisi B DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Firmina Tallulembang,dari Fraksi Partai Gerindra,saat reses di Kecamatan Tondon Kabupaten Toraja Utara. --albert tinus--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO-- Ketua Komis B DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Firmina Tallulembang, dari Fraksi Partai Gerindra kembali melaksanakan reses.

Reses yang dilakukan di dua kabupaten daerah pemilihannya. Yakni, Tana Toraja dan Toraja Utara.

Reses kali ini berlangsung sembilan di titik lokasi, dan terakhir dilaksanakan di To' Tombi Lembang Benteng Mamullu, Kecamatan Kapalapitu.

Nampak, dihadiri ratusan warga dari beberapa wilayah lembang dari Kecamatan Kapala Pitu dan Kecamatan Rindingallo.

Ditemui di obyek wisata To Tombi' lokasi reses ke sembilan, Kamis, 8 Juni 2023, anggota DPrD Sulsel ini menuturkan bahwa di komisinya saat ini banyak berhubungan dengan keperluan masyarakat di Toraja seperti alat pertanian (Alsintan), Pupuk, dan bibit tanaman.

"Daerah kita ini adalah daerah pariwisata. Di mana banyak lokasi obyek wisatanya dan ada juga obyek wisata yang baru. Sehingga, daerah-daerah itu kita kunjungi seperti di Mappak. Ternyata, ada air terjunnya yang bagus sekali. Nampak ada pelanginya. Berwarna-warni. Dan banyak menyerap aspirasi dari masyarakat," tuturnya.

Masih kata Firmina Tallulembang, terkait kunjungan resesnya di wilayah terpencil di Kabupaten Tana Toraja, untuk menyerap aspirasi dari warga masyarakat seperti apa yang mereka butuhkan dari komisi B yang diketuainya.

"Saya reses ke Toraja Barat yakni ke Mappak, Masanda, Bittuang, Mengkendek Rantedada ,Sarira Sangalla'. Kebetulan di Sangalla' itu surprise juga buat saya. Bisa reses di Tongkonan Layuk Dusun Kaero Lembang Kaero Kecamatan Sangalla'. Total lokasi reses saya itu delapan. Enam di Tana Toraja dua di Toraja Utara. Yakni, di Salu dan Tondon ,guna menyerap aspirasi dari masyarakat apa yang mereka butuhkan dari komisi B," ungkapnya.

"Dan terkahir titik ke sembilan di To' Tombi pertemuan kangen-kangenan bersama masyarakat di Kapalapitu Lolai. Namun yang datang ada juga dari Baru'pu dan Pangala'," jelas Firmina Tallulembang, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dua periode ini.

Ketua Komisi B ini juga menuturkan bahwa selain pertemuan kangen -kangenan bersama masyarakat di Lolai, dirinya juga memberikan pencerahan, karena tahun ini adalah tahun politik. Dimana Pileg di depan mata, Pilpres dan Pilkada. Jadi, kami memberikan pencerahan menjadi pemilih yang cerdas .

"Saya dipercayakan sebagai ketua Komisi B yang membawahi hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat, seperti pertanian, peternakan, perikanan, pariwisata, perindustrian, kehutanan, lingkungan hidup,UKM ,Koperasi, Perekonomian, Ketahanan pangan. Saya reses pertanggungjawaban kepada masyarakat sudah dua periode,dimana periode pertama apa yang saya lakukan dan periode kedua ini saya di komisi B minimal 50 paket setiap tahun kegiatan yang saya turunkan diluar bantuan pupuk , dan mulai fokus tahun lalu hingga tahun depan adalah pupuk. Namun tetap ada juga infrastruktur namun porsinya agak sedikit karena begitu banyanya keinginan masyarakat mengenai kekurangan pupuk," jelas Ketua Komisi B DPRD Provinsi Sulawesi Selatan ini.

Terkait masalah Flu Afrika (ASF) yang menyerang ternak babi masyarakat, Firmina Tallulembang mengatakan, penanggulangan dari Provinsi sudah dilakukan dan melakukan RDP. Dan, kebetulan yang meminta RDP dari kabupaten Toraja Utara. Padahal dampak yang pertama dari Kabupaten Gowa, Makassar, Palopo, Luwu dan sekitarnya. Namun yang paling terkena dampak besar dari Flu Afrika ini adalah Palopo dan Luwu Timur dan sekitarnya itu sudah puluhan ribu ternak babi yang mati akibat flu Afrika ini .
Di Toraja, baik Tana Toraja dan Toraja Utara sudah ada terdampak.

Dan bagaimana penanggulangan? Karena virus ini tidak ada vaksinnya, jadi pencegahan yang dilakukan. Yakni, bagaimana kebersihan di kandang dan kebersihan dari peternak itu sendiri.

''Jangan sembarang orang masuk ke dalam kandang. Upayakan ciptakanlah disinvektan untuk menjaga ternak-ternak kita. Karena, saat ini, anggaran dari Pemerintah untuk operasional itu saya lihat tidak ada di Kabupaten dan di Provinsi. Ada aturan minimal 50% dampak yang dia hasilkan baru bisa anggaran operasional turun,'' bebernya.

"Dan kita sudah tindak lanjuti ke Kementerian Pertanian, ada dua Tim dari Komisi B, ke Kementan dan ke Bali. Karena, Bali ini virus ASF sudah nol. Kunjungan ke Bali itu kita mau tahu bagaimana penanganan mereka di sana kenapa bisa virus ASF bisa masuk dan penanganannya bagaimana bisa zero," pungkas Firmina Tallulembang.(Albert tinus)

  • Bagikan

Exit mobile version