Reses di Kelurahan Boting
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Wahyuddin M Nur, SH,MH, anggota DPRD Sulsel asal Partai Hanura menggelar reses masa persidangan III tahun 2022-2023, Kamis 8 Juni 2023. Di reses tersebut, Wahyuddin banyak menyerap aspirasi yang salah satunya aksi pembusuran yang marak terjadi di kota idaman. Ia tegaskan Kapolres Palopo harus tangkap pelaku dan mengamankan wilayah kota.
Reses berlangsung di Kelurahan Boting, tepatnya di kediaman Elim Mangontan SH, mantan anggota DPRD Kabupaten Luwuk Banggai. Pelataran parkir rumah di Jalan Batara. "Ini sangat membahayakan. Saya tegaskan melalui reses ini, kapolres harus bertindak tegas. Tangkap para pelaku," tegas Wahyuddin M Nur, anggota komisi B DPRD Sulsel.
Penegasan Wahyuddin ini menjawab aspirasi warga bernama Ruslan Sunusi. "Segera tangkap pelaku. Amankan kota dan jaga anak-anak dari luar yang mau mengacau," tegasnya lagi.
Wahyuddin M Nur mengaku kaget mendengar pembusuran warga yang marak terjadi. Padahal, kata dia, Kota Palopo sejak lama sudah aman dari gangguan Kamtibmas. Dan baru kali ini terjadi lagi aksi-aksi kriminal. "Apalagi kalau sudah ada korban sampai meninggal. Ini perlu jadi atensi kepolisian melalui bapak Kapolres," imbuhnya serius.
Reses di Jalan Batara diikuti ratusan warga Kelurahan Boting. Dihadiri lurah Boting, RT/RW, tokoh masyarakat, pemuda, agama, dan lainnya. Masyarakat menyempatkan reses ini untuk menyampaikan uneg-unegnya. Baik itu program pembangunan perkotaan dan program pembangunan yang masuk wilayah provinsi.
Di reses, terungkap banyak sekali kegiatan yang harusnya prioritas dilakukan Pemkot Palopo karena kewenangannya, namun tidak jadi skala prioritas dilakukan. Salah satunya jembatan gantung di daerah tersebut. Kemudian jalan di lorong 11 Boting. Semua ini prirloritas yang masuk kewenangan Pemkot Palopo.
Mendapat hal demikian, Wahyuddin mengaku tetap akan memerhatikan untuk disalurkan. Walau memang bukan masuk wilayah provinsi. Selain itu, warga juga meminta perhatian anggota dewan Sulsel terhadap pembinaan komunitas dan anak muda Batara yang piawai main di media sosial. Seperti youtuber dan lainnya.
"Insya Allah akan kami catat. Saya bawa beberapa tim pendamping untuk dijadikan perhatian ke depan," ucap Wahyuddin lagi.
Walau masih ada beberapa bulan, Wahyuddin mengaku tidak jadi soal atas aspirasi masyarakat Boting. "Apalagi kalau masih bisa dipercaya jadi wakil, insya Allah ini akan berkesinambungan," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Wahyuddin M Nur juga menyinggung pejabat yang alergi kritikan. "Pejabat level manapun tidak boleh alergi kritikan," tandasnya.
Apakah itu l, RT/RW, lurah, camat, wali kota/bupati. "Harus siap dikritik. Tidak boleh ada penguasa yang alergi kritikan. Anggota DPRD juga demikian," katanya.
Kata dia, pemerintah harus luwes. "Tidak boleh juga pertahankan kekuasaan," papar dia.
Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung beberapa bantuan yang sudah disalurkan ke Luwu Raya. Baik di bidang pertanian, perkebunan, pendidikan. "Baru-baru ini, kami salurkan bantuan buah kopi. Kemudian durian Otong 25 ribu di Mancani dan Walmas," ungkap dia.
Di bidang pendidikan, lanjutnya, SMA/SMK banyak dibantu. "Karena kalau sekolah bagus, anak didik kita pasti bagus, insya Allah anak didik kita ke depan akan bagus," terangnya.
Dalam per tahun, lanjutnya, ia selalu memperjuangkan anggaran pendidikan ke SMA/SMK sebesar Rp3 miliar. "Berkali-kali dibantu. Kemudian ada juga 20 ribu ton pupuk cair," tandasnya. "Kemudian di wilayah pesisir lebih pada alat tangkap ikan seperti katinting, pula" lanjutnya.
Di kesempatan itu, ia juga menyinggung sebuah kapal di Munte yang sudah lama terpakir. Ia menduga pengoplos BBM. Takutnya kapal bocor. "Ini terungkap dari hasil reses kami di sana," ungkap dia.
Sementara itu, Elim Mangontan sebagai tuan rumah mengucapkan banyak terima kasih atas kegiatan reses yang pertama di Batara. "Saya dan Pak Wahyuddin teman baik. Sejak SMPN 2 dulu," ujarnya.
Ia mengatakan, apa yang dikemukakan Wahyuddin sangat bisa terealisasi. "Tinggal nanti masyarakat bagaimana membuat proposal lalu diberikan ke Tenaga Pendamping Pak Wahyuddin," ujar dia.
Karena, lanjutnya, anggota DPRD Sulsel memiliki namanya anggaran pikir. "Jadi saya kira tidak susah dilakukan," tandas anggora DPRD di salah satu kabupaten di Provinsi Sulteng.(ary)