Pernah Terbalik, Baju Basah Terpaksa Tak ke Sekolah
Video sejumlah pelajar di Desa Barowa naik perahu gabus menyeberang untuk ke sekolah, viral di media sosial. Untuk mengetahui keseruan perjuangan para pelajar ini, Palopo Pos mengunjungi langsung lokasi yang dimaksud.
Idris Prasetiawan, Bua
Sabtu pagi, 10 Juni 2023, pukul 06.30 Wita, mentari tak tampak di Teluk Bone. Gumpalan awan hitam menutupinya. Cuaca mendung, nampaknya akan turun hujan. Lima pelajar di Desa Barowa, Kecamatan Bua, Kab. Luwu sudah selesai mandi.
Mengenakan seragam pramuka, atasan coklat muda, bawahannya coklat tua. Tas ransel sudah siap. "Ayomi berangkat. Mau hujan," sahut Melani (13 tahun) yang duduk di Kelas 1 SMPN 1 Bua kepada empat adik-adiknya.
Kebetulan, hari itu adalah hari terakhir ia melaksanakan ujian sekolah. Sehingga buru-buru untuk berangkat. Maklum saja, jarak rumah ke sekolahnya sekira 4 km yang ditempuh jalan kaki. Jika pergi pulang, total 8 km jalan kaki.
Tak kunjung keluar, Melani lalu berangkat duluan dengan sendiri ke sekolah. Perlahan ia menaiki perahu gabus yang sudah diikat di seutas tali. Sambil berdiri, ia menarik tali yang membentang sepanjang 40 meter di atas muara sungai yang cukup dalam.
Tak ada rasa takut, lantaran sudah terbiasa menaiki. Sekira 5 menit sudah sampai di seberang muara. Dengan perlahan Melani menaiki akar pohon mangrove untuk bisa mencapai pematang empang, lalu berjalan kaki menuju sekolahnya.
Berselang 10 menit kemudian, barulah Andita (11), Sisa (9), Abi (9), dan Dirga (8) keluar dari rumah dan bersiap menuju sekolahnya di SDN 478 Barowa.
Perahu gabus yang masih ada di seberang ditarik menggunakan tali. Sesampainya di tepi, keempatnya lalu naik ke atas perahu gabus tersebut. Tak khawatir akan terbalik, keempatnya dengan tenang berada di atas perahu gabus.
Andita bertugas menarik tali, agar perahu gabus dapat bergerak. Sedangkan yang lain jongkok.
Sesampainya di tepian, keempatnya lalu memanjat akar mangrove untuk menuju pematang empang dan berjalan kaki ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah hanya sekira 2 km. Total pergi pulang 4 km.
Inilah rutinitas kelima pelajar yang tinggal di daerah empang Desa Barowa dalam menuntut ilmu.
Menggunakan perahu gabus dilakoninya sudah 1 bulan terakhir, lantaran akses jembatan kayu yang mereka lalui sudah hancur diterjang banjir bandang Mei 2023, lalu.
Jembatan kayu ini sudah lama. Dibangun oleh PT Panply bersama warga setempat. Namun, kondisinya sebagian ambruk diterjang air banjir.
Muchlis, orang tua para pelajar mengharapkan kepedulian Pemda Kabupaten Luwu untuk membangun kembali akses jembatan kayu yang ambruk ini. Lantaran, menjadi akses utama warga untuk ke pasar dan sekolah.
Sementara itu, Mastura S.Pd Gr, selaku Wali Kelas Andita di Kelas V SDN 478 Barowa yang juga Guru Penggerak Kab. Luwu, yang pertama kali mengirimkan video siswanya menyeberang ke sekolah menggunakan perahu gabus di medsos.
Video tersebut lalu viral dan heboh di pelbagai grup WhatsApp, terutama di grup warga Kecamatan Bua.
Kepada Palopo Pos diwawancara di sekolahnya, Mastura S.Pd Gr mengungkapkan alasannya memposting video tersebut, disebabkan, anak didiknya ini dalam sepekan kadang tiga kali tidak hadir.
Hal ini terjadi baru beberapa pekan. Padahal sebelumnya mereka selalu tepat waktu hadir ke sekolah.
Mastura lalu menghubungi orang tua siswa, menanyakan alasan kenapa anaknya tidak datang ke sekolah. Kemudian pesan tersebut dibalas orang tua siswa dengan mengatakan, kalau baju sekolah anaknya basah. Selain itu, juga kadang sepatunya penuh lumpur lantaran jalanan becek habis hujan.
Sempat mengaku tidak percaya dengan alasan dari orang tua siswanya. Wali Kelas Mastura lalu dikirimi video oleh orang tua siswa, saat anaknya menyeberang menggunakan perahu gabus.
Dari video itulah, akhirnya Wali Kelas Mastura paham, kenapa para siswanya sering tidak hadir belajar. Disebabkan dari pengakuan orang tuanya, mereka kadang terbalik dari perahu gabus tersebut di saat akan berangkat ke sekolah.
Untuk itu, harapan Mastura, agar pemerintah dapat peduli dengan fasilitas publik, seperti jembatan yang dilalui para siswanya, agar tidak terlambat lagi.
Kepala Sekolah SDN 478 Barowa, Erniwati Hodding S.Pd juga menambahkan, di sekolahnya diisi sejumlah siswa yang tinggal di daerah pinggiran empang. Yang kadang kalau hujan, jalanan yang dilalui becek, sehingga mereka kadang terjatuh dan seragamnya kotor. (*)