Bacaleg DPR RI asal Dapil Sulsel 3, Aisyah Tiar Arsyad dalam suatu kegiatan. --ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI asal Dapil Sulsel 3, Aisyah Tiar Arsyad yang berlatar belakang sebagai akademisi ini merupakan figur potensial dari partai Gerindra yang dinilai mampu mengamankan perolehan kursi ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.
Aisyah menjadi salah satu nama yang belakangan terus mewacana dan cukup mencuri perhatian publik sebagai Bacaleg Wija To Luwu yang mampu memberikan persaingan pada perhelatan pemilihan anggota legislatif (Pileg) mendatang meski harus bersaing dengan sederet nama calon terutama dari kalangan petahana.
Bahkan, kehadirannya di Pileg mendatang memberi peluang terhadap partai Gerindra meraih 2 kursi dari Dapil 3 Sulsel yang di dalamnya mencakup 9 Kab/Kota yang persentase surveinya melalui IPI berkisar 18 persen di bawah dari Nasdem 20 persen dan Golkar 19 persen.
Tentunya keberadaan Aisyah adalah salah satu diantara dari berbagai calon yang dominan lolos ke Senayan terutama di internal partai Gerindra meski diisi figur lainnya, Latindro Latunrung (Petahan), Andi Muzakkar (mantan Bupati Luwu) Unru Baso dari kalangan pengusaha.
Melalui Forum Silaturahmi dan Diakusi yang ia laksanakan bersama insan pers di Hotel Harapan Kota Palopo pada Ahad 2 Juli 2023. Aisyah turut menawarkan berbagai program kaitannya dengan visi dan misinya ke depan.
Sektor perekonomian, pendidikan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat merupakan hal perioritas yang akan ia perjuangkan. Tentu bukan tanpa alasan sebab menurut pengamatan serta aspirasi yang ia serap belakangan ini tentu didominasi persoalan tersebut.
"Upaya kit bagaimana meningkatkan infrastruktur perekonomian dan infrastruktur pendidikan. Ini memang hal utama yang perlu dilakukan ke depan," katanya.
Kemudian, sektor industri pengolahan juga dianggap minim di Luwu Raya padahal industri pengolahan dapat meningkatkan nilai jual guna membantu teman-teman para pelaku UMKM agar di Luwu Raya ini bisa menjual secara nasional bahkan internasional.
"Setelah kita gali ternyata di Luwu Raya kita minim industri pengolahan, mudah-mudahan ini menjadi salah satu pokok perjuangan saya bagaimana kita bisa mengalokasikan APBN tujuannya untuk infrastruktur pengolahan industri baik di sektor pertanian dan sektor perikanan, bagaimana caranya bisa meningkatkan nilai jual membantu pelaku UMKM.
Luwu Raya ini punya banyak potensi seperti di Seko ada Kakao, Kopi dan lain-lain yang kalau dikelola lebih baik pasti bisa ditingkatkan untuk dijual dengan mendapatkan akses pasar yang lebih besar,” ungkap Aisyah.
Pada forum ini pula melibatkan beberapa pembicara dari kalangan akademisi, seperti Aprianto dari Universitas Mega Buana Palopo, Ridwan Fawallang dari Unismuh Makassar dan diantaranya dari Direktur Eksekutif Indeks Politika Indonesia (IPI), Suadi Idris Amir. (arsul)