Peneliti BRIN: Fenomena Aphelion Timbulkan Penyakit, Itu Hoaks!

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID JAKARTA -- Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin angkat bicara ihwal hoaks fenomena Aphelion yang dikaitkan dengan kondisi kesehatan masyarakat.


Hal ini berkaitan dengan beredarnya pesan berantai di media sosial, yang isinya menjelaskan fenomena Aphelion berdampak kepada masalah kesehatan seperti flu, meriang, dan sesak nafas.


"Ini adalah jenis-jenis hoaks yang selalu dikaitkan dengan cuaca dan bahkan dengan kesehatan," kata Erma lewat media sosial Twitter, Senin (10/7).


"Tidak akan pernah ada penyakit karena Ekuinox, Aphelion atau seruak udara dingin," sambungnya.
Terpisah, Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Urip Haryoko mengatakan, tidak benar cuaca dingin yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh fenomena aphelion.
Menurutnya, cuaca dingin disebabkan oleh periode musim hujan, bukan karena Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari.


"Memang benar bahwa fenomena aphelion terjadi ketika titik Bumi berada paling jauh dengan Matahari. Hal ini karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips. Namun, cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan fenomena Aphelion," tuturnya dikutip dari situs Kemenkominfo.


Sebelumnya beredar narasi yang mengatakan bahwa "mulai besok pukul 05.27 kita akan mengalami fenomena Aphelion,".


"Di mana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut, tapi kita bisa merasakan dampaknya," ujar tulisan berantai di media sosial.


"Kita akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang, flu, batuk, sesak nafas dan lain-lain. Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak meminum vitamin atau suplemen agar imun kita kuat," sambung pesan berantai itu.(idr)

  • Bagikan