Oleh: Afrianto. M.Si (Dosen Universitas Mega Buana Palopo)
Sudah sekian tahun, kami mendengar cerita panjang yang menerangkan episode perjuangan para pemuka, tokoh dan elit – elit partai soal pembentukan provinsi luwu raya ini, namun hasilnya masih nihil. Cita – cita luhur yang gemanya terkadang keras dan kadang sunyi senyap, hiruk pikuknya paling ramai dibicarakan saat momentum. Beberapa waktu lalu, saya duduk dibelakang kerumunan, mendengar pidato - pidato para tokoh luwu raya, lalu dilanjutkan dalam satu kegiatan dialog yang memantik perbincangan soal provinsi luwu raya. Berulang saya mendengarkan pemaparan seperti ini dari mulut kuasa yang berbeda, sebuah kenyataan yang harus kita terima bahwa ada yang mesti dibenahi dalam percakapan kepentingan orang perorang di dalamnya. Kerisauan ini, bisa jadi dirasakan juga oleh warga lainnya, karena sepertinya upaya ini hanya dipahami oleh segelintir orang saja
Orientasi dari pembentukan provinsi tidak lain adalah upaya menciptakan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok kampung. Lalu, apakah perbincangannya hanya seputar provinsi luwu raya untuk mencapai tujuan besar ini. Tentu saja tidak. Tulisan ini berupaya membawa percakapan kita lebih jauh tentang masa depan luwu raya, percakapan masa depan yang tidak melulu soal provinsi luwu raya. Dalam berbagai momentum membicarakan ini, tidak ada kertas kerja yang disusun bersama, ada bagian yang hilang dalam setiap narasi pembentukan provinsi luwu raya, yaitu integrasi, kesamaan ide dan pengjewantahan dalam bentuk praktek – praktek kebijakan. Kita belum pernah sekalipun melihat roadmap pembangunan luwu raya yang mengintegrasikan kebijakan – kebijakan di tingkat kabupaten. Semestinya, usaha menyiapkan daerah ini menjadi otonom diperlukan kesamaan persepsi kepala daerah, sehingga muatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) kabupaten/Kota di luwu raya memuat kepentingan itu dalam bentuk kebijakan pembangunan.
Tidak ada yang bisa memastikan berapa lama lagi provinsi luwu raya ini terbentuk, maka penting sekali dan juga mendesak untuk melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah strategis, baik itu di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan integrasi sectoral, sehingga luwu raya ini mempunyai posisi strategis serta daya saing yang kuat di dalam konteks regional dan nasional. Dalam konteks pembangunan ekonomi, arah yang ingin dituju adalah terwujudnya perekonomian yang maju, mandiri, dan mampu secara nyata, memperluas peningkatan kesejahteraan masyarakat berlandaskan pada prinsip-prinsip ekonomi yang menjunjung persaingan sehat dan keadilan dengan bertumpu pada kemampuan serta potensi lokal yang ada saat ini
Layaknya buah pikiran yang terus berkembang, tulisan ini tentu saja memerlukan upaya penyempurnaan dan koreksi dari waktu ke waktu oleh berbagi pihak atas gambaran umum peta jalan pembangunan luwu raya. Berikut gambaran umumnya yang coba penulis rumuskan dalam bentuk peta jalan strategis, berupa rencana berbasis waktu yang mendefinisikan kondisi eksisting di wilayah luwu raya.
Posisi luwu raya yang strategis. (pemetaan dan inventarisasi potensi)
Bagian ini yang mestinya diuraikan melalui pemetaan, inventarisasi dan pemahaman yang jelas terhadap kondisi eksisting wilayah luwu raya. Misalnya pada sektor pertanian, sektor ini masih menjadi penunjang kegiatan ekonomi paling dominan yang berkontribusi kurang lebih 32 % dari seluruh lapangan usaha di luwu raya. Bagian ini perlu menerangkan dukungan pemerintah dalam bentuk infrastruktur hulu ke hilir dengan merancang strategi dan program seperti menguatkan kapasitas petani, interkoneksi dengan membangun dukungan pasar swasta serta kontrak aktif dengan lembaga keuangan. Penguatan pada sektor ini akan mengurangi tingkat kesenjangan dan kemiskinan, karena struktur tenaga kerja di luwu raya masih didominasi oleh tenaga kerja pertanian secara umum. Nafas pembangunan luwu raya ini terletak pada potensi sumber daya yang begitu melimpah, pemusatan kebijakan harus mendorong sektor primer ini tumbuh, sehingga di masa depan kita tidak harus menjamah tanah ini dengan alasan investasi dan penyerapan tenaga kerja
Proyeksi tantangan kedepan
Kecenderungan dunia terhadap keberlanjutan aspek sosial dan ekonomi menurut studi terakhir dari Cambridge University for Sustainable leadership adalah situasi yang terbentuk oleh beberapa faktor dominan saat ini yaitu perubahan yang cepat di trigger oleh teknologi, perubahan politik, perubahan iklim dan lingkungan. Olehnya, perlu untuk membuat rumusan pendanaan pembangunan yang mengarahkan pada faktor yang relevan saat ini. Misalnya, antisipasi investasi ekstraktif ke wilayah timur (sultra, sulsel dan sulteng) yang menempatkan posisi luwu raya menjadi salah satu ruang ekploitasi terbesar. Hal lain misalnya soal letak gegorafis Ibu Kota Negara (IKN) yang bisa dimanfaatkan bagi luwu raya memasok bahan baku dan kebutuhan lain disana.
Kondisi ideal yang dituju
Kondisi ideal yang ingin dicapai itu membutuhkan prasayarat yaitu kesepahaman terhadap system nilai yang dibangun bersama, organisasi kemasayarakatan seperrti KKLR harus bisa berada dalam komponen yang koheren dan independen dari sistem yang lebih besar yaitu pemerintah yang bertindak selaku regulator.
Strategi pentahapan program
Untuk mencapai sasaran di masing – masing bidang pada roadmap tersebut, maka perlu untuk menjabarkan system pendukung, ututan prioritas, sasaran antara bahkan samapai pada soal antisipasi kegagalan. Pada sasaran pencapaian roadmap ini juga penting menyusun matriksnya dengan model pemetaan bersifat indikatif, scenario building dan gap analisi. Strategi pentahapannya dimulai dengan konsolidasi stakeholder, membuat rumusan program yang terintegrasi, lalu dilanjutkan dengan kolaborasi program dengan model kemitraan yang termuat dalam RPJMD
Ada banyak kombinasi faktor yang bisa ditinjau dari perspektif di atas, akan tetapi uraian singkat dari pembentukan roadmap ini bisa digunakan untuk menganalisis bagian skenario yang mengkombinasikan setiap aspek.(*/)