Belum PHO, Sudah Dipersoalkan Warga
PALOPOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Provisional Hand Over (PHO) biasa disebut kegiatan serah terima seluruh pekerjaan yang dilakukan secara resmi dari penyedia jasa kepada direksi pekerjaan setelah diteliti terlebih dahulu oleh Panitia Penilai Hasil Pekerjaan.
Itulah proyek menara payung. Terdengar kabar bahwa, proyek tersebut sudah rampung, tetapi belum PHO sudah dipersoalkan masyarakat.
Itu terlihat jelas di media sosial (medsos) rata-rata menyinggung soal progres pekerjaan menara payung hingga bestek pada proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah.
Terkait dengan proyek menara payung yang diributi langsung disikapi Aktivis Tanah Luwu, Yertin Ratu.
Wanita yang dikenal tegas dan kontrol kebijakan pemerintah dan aparat penegak hukum, mengatakan, menara payung yang harusnya menjadi ikon Pemkot Palopo, tercoreng dengan kegiatan yang dianggap gagal.
Untuk itu, APH selaku garda terdepan dalam penegakan hukum, harusnya jeli dan usut proyek tersebut.
"Baiknya setelah PHO karena saat itu bangunan sudah menjadi aset Pemkot. Hanya saja ini menjadi warning bagi APH jika dari awal hingga pembangunan Menara Payung yang katanya akan jadi Ikon Kota Palopo hingga mau rampung bangunan ini sudah dipersoalkan oleh warga Kota Palopo.
Masalahnya APH harus mulai memperhatikan apakah pembangunan menara payung sudah seperti desain awal yang dipublikasi oleh Pemkot sama dengan yang sekarang karena ini juga merupakan pembohongan publik yang dilakukan oleh Pemkot jika desain yang dipublish ke publik dalam hal ini berbeda dengan hasil yang terlihat saat ini," kata Yertin Ratu, kepada Palopo Pos, Senin, 17 Juli 2023.
Lanjit dikatakannya, selanjutnya jangan dilupakan di pembangunan menara payung ini ada Rp91,5 M uang negara yang digunakan.
Pertanyaannya, apakah memang benar uang negara sebanyak itu digunakan tepat atau sebaliknya.
"Kan perlu audit dari pihak yang berkompeten apalagi lantai dua dan tiga tidak dipasangi keramik, belum lagi soal menaranya. Ya, harus diperiksa nanti APH bestek bangunan dan anggaran yang digunakan sesuai tidak, nanti baru APH menghitung kerugian negara.
Ya semoga saja tidak ada kerugian negara yang ditimbulkan sebab jika timbul kerugian negara maka pastinya APH harus fokus pada ada tidaknya tindak pidana korupsi yang terjadi," tegasnya.
Dirinya juga mengaku cukup tertarik dengan penggunaan warna orange di beberapa bangunan milik Pemkot Palopo, apa warna ini sudah jadi warna yang ditetapkan oleh pemerintah kota sebagai ciri khas Kota Palopo.
"Perlu dicatat bahwa pembangunan menara payung dilakukan oleh Pemkot saat kebijakan ekonomi negara fokus pada pemulihan ekonomi pasca wabah covid 19," pungkasnya.(ded)