NAMPAK Ketua DPW Apkasindo Sulawesi Selatan, DR Ir H Badaruddin Puang Sabang MM menjadi salah satu Narasumber Talk Show dalam Rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-36 Persatuan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani)Kab Luwu Utara di Bukit Tirosoe Desa Baebunta, Kec Baebunta, Kab Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin 17 Juli 2023. --mahmuddin--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA--- Ketua DPW Apkasindo Sulawesi Selatan, DR Ir H Badaruddin Puang Sabang MM menjadi salah satu Narasumber Talk Show dalam Rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke 36 Persatuan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani)Kab Luwu Utara di Bukit Tirosoe Desa Baebunta, Kec Baebunta, Kab Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin 17 Juli 2023.
Badaruddin menjadi Narasumber bersama dua orang lainnya yakni Kadis tanaman Pangan, Hortikultura, Pertanian , dan Perkebunan Kab Luwu Utara, Ir Rusdi Rasyid, dan Kadis Perikanan dan Peternakan, drh Adriani Ismail SH.
Kesempatan itu Puang Badar memaparkan potensi pertanian dan Perkebunan yang menjanjikan di Bumi Lamaranginang, dimana menurutnya di Luwu Utara hampir 100 persen lahannya bisa dimamfaatkan untuk tanaman pertanian dan perkebunan. " Lahan di Lutra Mulai dari Utara, Selatan, Timur, hingga bagian Barat semua bisa ditanami," kata Puang Badar.
Diantara komoditas Perkebunan yang cocok selerti Kelapa Sawit, kakao, kopi bahkan Pinang pun bisa jadi nilai tambah bagi petani ditanam sela-sela kelapa sawit maupun tanaman perkebunan lainnya. " Komoditas tersebut diatas menjanjikan dan bernilai ekonomis jika dikelolah dengan baik," jelas Puang Badar.
Khusus kakao, puang badar menjelaskan bahwa itu harus dikerjakan secara serius dan konprehensif mulai dari lahan, bibitnya hingga perawatan tanamannya. " " Menanam kakao walaupun sudah menggunakan bibit yang tahan hama, perawatan bagus, tapi kalau tanahnya tidak perbaiki dulu, saya kira tidak ada gunanya juga, jadi mesti dikerja koprehensif ," kata Badar.
Terkait Kelapa Sawit, Ketua Umum Penangkar Benih Seluruh Indonesia ini mengharap adanya keseriusan Pemerintah utamanya regulasinya.
" Harga TBS Anjlok itu karena regulasi yang dibuat pemerintah, termasuk harga TBS yang selalu dilanggar pihak Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dimana dalam Permentan 01 tahun 2018 tidak sanksi bagi PKS yang melanggar keputusan," jelasnya.
Bahkan kata puang Badar, pihaknya dan teman-teman APKASINDO dua kali masuk Istana ketemu Presiden Joko Widodo meminta segerah mencabut aturan tentang larangan ekspor CPO, " Kalau soal
Undang-undang (UU) Antideforestasi Uni Eropa Itu tidak lebih dari Black Campaign mereka terhadap sawit kita, sebab disana ada persaingan antara minyak kedele, bunga matahari dengan minyak sawit di pasar global," paparnya.
Masalah lain yang menjadi kendala petani sawit adalah ketersediaan pupuk, dimana sebut Badar, Pabrik Pupuk ternyata tidak mampu menyuplai kebutuhan pupuk untuk petani. Nah, untuk menjamin ketersediaan pupuk kita berharap di daerah kita perlu ada pabrik pupuk organik.
"Di Luwu Utara ini mestinya sudah bisa mendirikan Pabrik Minyak goreng," tutupnya.(mahmuddin)