PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) harus waspada. Karena, fenomena El Nino (kekeringan) bakal melanda. BMKG secara nasional menyampaikan, bahwa sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan bakal mengalaminya.
Prediksi kondisi El Nino untuk skala Indonesia memasuki skala lemah sampai moderate (tinggi), dimana puncaknya ada di bulan Agustus dan September.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Makassar, Mujahidin mengatakan, kondisi itu tentu saja berpengaruh terhadapa curah hujan rendah bahkan cukup mengurangi potensi hujan yang ada di wilayah Indonesia termasuk wilyah Sulsel.
"Sulsel sendiri sama dengan wilayah lain, memang kita memasuki musim kemarau jadi pasti curah hujan akan sedikit belum tentu tidak ada hujan tetapi pasti curah hujannya sedikit ditambah lagi dengan El Nino itu pasti menambah berkurangnya curah hujan, sudah musim kemarau ditambah lagi adanya El Nino," ujar Mujahidin usai rapat antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kantor Gubernur Sulsel, Selasa, 25 Juli 2023.
Mujahidin membeberkan, titik potensi tinggi El Nino berada di pesisir barat Sulsel yaitu meliputi wilayah, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Pare-pare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros, dan Kota Makassar.
"Terutama untuk di pesisir barat Sulsel itu curah hujan cukup sangat rendah kemudian di beberapa daerah memang di Sulsel sendiri pada umumnya akan memasuki musim kemarau, dengan adanya El Nino ini cukup memperpanjang musim kemarau," ujarnya.
Ia menuturkan selama tiga bulan kedepan fenomena El Nino akan dirasakan masyarakat Sulsel. Sedangkan curah hujan mulai meningkat baru akan masuk awal bulan November.
“Kita prediksi puncaknya itu di Agustus dan September, di bulan Oktober kembali ke titik lemah dan November ke titik normal,” paparnya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar Provinsi Sulawesi, Andi Arwin Azis menjelaskan untuk upaya antispasi karhutla, dilakukan pertemuan dengan seluruh kepala Dinas Pemadam seluruh kabupaten/kota kebakaran untuk saling koordinasi.
"Kami mengkhawatirkan situasi El Nino yang moderate ini bisa memicu kebakaran hutan. Makanya kita hadirkan seluruh kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi fenomena El Nino," imbunnya.
Kata Arwin, pihaknya pun telah meminta BMKG untuk memetakan daerah mana saja yang paling terdampak.
"BMKG tadi memperlihatkan ternyata kita dapati, wilayah selatan dan Barat, dampak El-Nino sangat terasa dibanding wilayah utara seperti di Luwu Raya. Kita sudah lakukan pemetaan agar mengantisipasi dampak yang akan terjadi," bebernya.
"Termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan, pembalakan liar," tambahnya, seperti dilansir rakyatsulsel.co.id (Group PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID).
Ia berharap agar pemerintah daerah bisa melengkapi sarana dan prasarana untuk memaksimalkan langkah antisipasi.
"Kami mendorong daerah agar memprioritaskan pengadaan sarana prasarana pemadam kebakaran sebab Pemprov hanya bisa memfasilitasi," pungkasnya. (raksul/pp)