MUTU Investasikan Rp25 Miliar Bangun Lima Laboratorium Lingkungan di Indonesia

  • Bagikan
BATUBARA UNTUK KEBERLANJUTAN INDUSTRI. Kapal tongkang sedang memuat ribuan ton batubara melintasi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, 6 Januari 2016. Sejumlah industri masih menggunakan bahan bakar batubara sebagai sumber energi. Untuk itu, sebelum dilakukan penambangan, salah satu yang dilakukan adalah menguji di laboratorium. PT Mutuagung Lestari sebagai salah satu perusahaan penguji memiliki laboratorium kompatible di beberapa daerah, termasuk di Pulau Sulawesi. Tahun 2023, PT Mutuagung Lestari juga akan menambah laboratorium baru di bidang batubara dan nikel yang berada di Banjarbaru, Kalimantan Selatan dan Pontianak, Kalimantan Barat. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID JAKARTA – Pengujian lingkungan di laboratorium kini bakal bisa dilakukan di daerah. Tak perlu repot lagi harus dibawa ke Jakarta.

Adalah PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) berencana akan membangun 5 laboratorium baru di lima daerah di Indonesia. Yakni, Provinsi Nagroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Jawa Timur. Adapun untuk membangun lima laboratorium ini, MUTU menginvestasikan, masing-masing sebesar Rp5 miliar atau total Rp25 miliar.

Presiden Direktur Mutuagung Lestari Arifin Lambaga mengatakan, dana untuk membangun 5 laboratorium pengujian lingkungan itu akan berasal dari belanja modal atau capital expenditure (capex).

“Kami harapkan dengan adanya pembangunan lab-lab baru ini akan kami satukan dengan beberapa lab yang sudah kami bangun sebelumnya, yang terkait dengan mineral dan batubara,” jelas Arifin dalam konferensi pers paparan publik IPO Mutuagung Lestari, Kamis (13/7/2023).

Kelima laboratorium tersebut ditargetkan kelar dibangun pada tahun 2024 mendatang.

Arifin menambahkan, Mutuagung Lestari juga akan menambah laboratorium baru di bidang batubara dan nikel yang berada di Banjarbaru, Kalimantan Selatan dan Pontianak, Kalimantan Barat. Selain itu, Mutuagung Lestari juga akan membangun laboratorium mineral di Halmahera.

Adapun, saat ini Mutuagung Lestari sudah mempunyai dua laboratorium nikel yang berada di Morowali, Sulawesi Barat dan Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Nanti kami coba satukan dengan laboratorium MUTU lainnya. Sudah ada kesepakatan dengan beberapa perusahaan yang akan menggunakan jasa-jasa kami,” jelasnya.

Direktur Keuangan Mutuagung Lestari Sumarna menambahkan, perusahaan sudah menyiapkan modal belanja untuk pembangunan laboratorium sebesar Rp 13,8 miliar pada tahun 2023. Di mana, untuk pembangunan 1 laboratorium membutuhkan dana Rp 5 miliar.

Selain itu, Mutuagung Lestari telah menganggarkan biaya operasional atau operating expenditure (opex) sebesar Rp 15,7 miliar untuk tahun ini.

Terkait dengan sumber pendanaan capex dan opex, Sumarna bilang, akan berasal dari perpaduan internal dan eksternal. Yakni berasal dari kas perusahaan dan hasil penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

“Adapun pembangunan pabrik sudah sebagian perseroan lakukan dengan menggunakan dana perseroan,” katanya.

Selain menargetkan pembangunan lima laboratorium baru, Mutuagung Lestari menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% di tahun 2023.

Berdasarkan data prospektus, pendapatan Mutuagung Lestari sebesar Rp 281,82 miliar di tahun 2022, naik sekitar 24,47% dibandingkan tahun 2021 yang tercatat Rp 226,41 miliar.

Sementara itu, laba tahun berjalan Mutuagung Lestari di tahun 2022 melonjak 90,38% menjadi Rp 36,78 miliar, dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp 19,32 miliar.

Adapun, sepanjang tahun 2022, penjualan dari segmen pengujian meningkat 32,46%. Sedangkan segmen inspeksi naik 15,96%, dan segmen sertifikasi naik 3,10% di sepanjang tahun lalu.(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version