Waspada, Hepatitis Penyebab Utama Kanker Hati

  • Bagikan

dr Nasaruddin Nawir SpOG(K) MARS
(Kadis Kesehatan Palopo)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Menyambut Hari Hepatitis Sedunia pada 28 Juli 2023, Kadis Kesehatan Kota Palopo dr. Nasaruddin Nawir SpOG(K) MARS melakukan edukasi kepada masyarakat di Posyandu. Sekalian skrining hepatitis semua ibu hamil yang hadir.

Kepada Palopo Pos, Ahad, 30 Juli 2023 kemarin, dr Nasaruddin menyampaikan, penyakit hepatitis dialami oleh lebih dari 350 juta orang di dunia.

"Dimana sembilan dari sepuluh penderita tidak menyadari kondisi mereka," jelas dr Nasa --sapaan dr Nasaruddin--

Hepatitis dikenal dengan penyakit infeksi virus yang menyerang hati. Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis.

Ada lima jenis virus hepatitis yakni A, B, C, D, dan E. Infeksi yang akan mengganggu kerja organ hati ini dapat menular dengan mudah, melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus.

Penyakit ini tak selalu menunjukkan gejala. Gejalanya baru timbul setelah tubuh terjadinya kerusakan yang dapat memengaruhi fungsi hati. Apabila bersifat akut, tanda dan gejalanya dapat muncul dengan cepat.

Adapun sejumlah gejala yang umumnya terjadi pada pengidap hepatitis yaitu mengalami gejala seperti flu, mual, muntah, demam, dan lemas. Feses berwarna pucat. Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan, nyeri di bagian perut, turun berat badan. urine menjadi gelap seperti teh, dan kehilangan nafsu makan.

Hati memiliki fungsi vital, seperti membuat manusia hidup lebih lama, membuat manusia bisa beraktivitas dengan produktif, melindungi organ vital lainnya seperti jantung, otak, dan ginjal yang memang bergantung pada fungsi hati.

Itulah mengapa memprioritaskan kesehatan hati dan mengetahui status kesehatan hati sangatlah penting.

Hepatitis merupakan penyebab utama kanker hati dan nomor empat tertinggi penyebab kematian terkait kanker.

dr. Nasa menambahkan, ini adalah tantangan serius yang harus diatasi. Momen Hari Hepatitis Sedunia mengingatkan betapa pentingnya menekankan kembali hepatitis dan pentingnya deteksi dini dan pengobatan hepatitis.

Tidak ada cukup alasan bagi penderita hepatitis tidak terdiagnosis dan tidak diobati ketika intervensi yang efektif sebenarnya sudah tersedia.

Mengeliminasi hepatitis di Indonesia dengan mengadopsi strategi komprehensif, di antaranya meningkatkan akses deteksi dini hepatitis. Menyediakan pengobatan dan vaksin yang memadai.

Penguatan surveilans terutama bagi ibu hamil dan kelompok berisiko tinggi. Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus hepatitis. “Ini merupakan masalah kesehatan dunia," terangnya.

Komplikasi penyakit hepatitis telah menjadi beban bagi individu, keluarga, masyarakat, bahkan negara. Sirosis atau kerusakan hati kronis karena hepatitis B dan C telah menjadi satu dari delapan penyakit katastropik. Yakni penyakit dengan beban biaya tinggi dan proses penyembuhannya sulit.
Jika situasi ini berlanjut tanpa intervensi efektif, virus hepatitis akan membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya.

Jumlah kematiannya akan lebih tinggi bahkan jika dibandingkan dengan gabungan kematian akibat malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS pada tahun 2040.

dr Nasa menambahkan, hepatitis B dan C terjadi tanpa disadari. Gejalanya baru timbul setelah penyakit berkembang menjadi masalah hati yang serius atau kanker hingga menyebabkan kematian.

Pencegahan hepatitis dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi. Sekarang ini sudah ada vaksin yang bisa mencegah hepatitis A dan B, tapi belum ada vaksin untuk hepatitis C.

Mengurangi konsumsi alkohol, menjaga kebersihan sumber air, mencuci bahan makanan yang kamu konsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.

Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain. Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung. (ikhwan ibrahim)

  • Bagikan

Exit mobile version