Menetes Air Mata Ibu-ibu, Lihat Anak SMP Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah

  • Bagikan

PALOPOPOS. CO, ID, WALMAS-- Aktivitas Faisal, anak SMP di Bosso yang jalan kaki 14 km ke sekolah setiap hari, direkam seseorang ibu-ibu.

Rekaman video tersebut viral di media sosial, Senin, 31 Juli 2023. Terdapat kalimat "butuh perhatian dari kita semua, menempuh perjalanan ke sekolah kurang lebih tujuh kilometer. Berarti tiap hari menempuh 14 km pp (pulang pergi)".

Video memperlihatkah seorang anak SMP jalan kaki ke sekolah.

Juga terdengar seorang ibu berbicara sambil terisak; "ini kasian anak sekolah dekat rumahnya mama muda, mapotong (memotong jalan) dari belakang sampai kuburan, wiii mudah-mudahan berhasil ko nak, wii kasian, kasianku liat i, wi puang (ya Tuhan). Semoga ke depan kau punya rejeki nak, wee kasian, dikkana ya Allah, toddo wai matangku (jatuh air mataku).

Sebelumnya dilansir, siswa bernama Muhammad Faisal Siswa kelas II SMPN 1 Bosso Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ini yang rela menempuh jalan kurang lebih 7 kilometer agar bisa sampai di sekolahnya. Begitu pun saat pulang sekolah, jalan kaki sejauh tujuh km.

Faisal memberanikan diri untuk berjalan jauh ke sekolahnya. Dia berasal dari Dusun Rambakulu, Desa Bosso Timur Kecamatan Walenrang Utara menuju ke sekolahnya yang ada di Desa Buntu Awo. Dia harus melewati kelurahan Bosso agar sampai di Desa Buntu Awo tempat sekolahnya berada.

Perjalanan Faisal yang dia tempuh kurang lebih 2 jam untuk tiba di sekolah tidaklah mudah. Setiap harinya siswa tangguh itu berangkat lebih awal dibanding anak sekolah pada umumnya agar bisa tiba tepat waktu dan tidak terlambat masuk belajar.

Jika para siswa lainnya masih tertidur hal itu tak berlaku bagi faisal, justru dia telah siap untuk melakukan perjalanan menuju ke sekolahnya.

Faisal harus menempuh 14 kilometer pulang pergi dengan seorang diri. Terkadang Faisal harus memotong jalan lewati sawah dan kuburan umum untuk menghemat waktu.

Saat ini Faisal tinggal bersama dengan neneknya yang berprofesi sebagai tukang buat atap rumbia.

Karena kondisi ekonomi, siswa ini tak bisa menuntut banyak untuk naik sewa ojek atau membeli kendaraan roda dua agar digunakan ke sekolah.

Jangankan untuk menyewa ojek dan membeli kendaraan roda dua, Ponsel Android pun dia tak punya.

Faisal terkadang menunggu tumpangan siapapun yang lewat menuju atau sepulang dari sekolahnya.

Diusianya yang masih muda, Faisal yang memiliki keluarga yang kurang mampu ini, karena keterbatasan ekonomi hanya bertekad untuk menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMP saja.

Kades Bosso Timur, Sardianto saat dikonfirmasi media membenarkan bahwa Faisal merupakan warganya.

“Iye, benar dia adalah warga saya” ucapnya.

Sardianto juga membenarkan bahwa kehidupan keluarga Faisal ini tergolong keluarga yang kurang mampu.

“Faisal ini tinggal bersama dengan neneknya, yang berprofesi sebagai pembuat atap daun rumbia” ungkap Sardianto.

Sardianto menyampaikan bahwa Faisal memang kesehariannya pergi sekolah berjalan kaki namun terkadang dia juga dapat tumpangan dari warga yang melintas menuju ke sekolahnya. (ikh)

Sebelumnya dilansir, siswa bernama Muhammad Faisal Siswa kelas II SMPN 1 Bosso Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ini yang rela menempuh jalan kurang lebih 7 kilometer agar bisa sampai di sekolahnya. Begitu pun saat pulang sekolah, jalan kaki sejauh tujuh km.

Faisal memberanikan diri untuk berjalan jauh ke sekolahnya. Dia berasal dari Dusun Rambakulu, Desa Bosso Timur Kecamatan Walenrang Utara menuju ke sekolahnya yang ada di Desa Buntu Awo. Dia harus melewati kelurahan Bosso agar sampai di Desa Buntu Awo tempat sekolahnya berada.

Perjalanan Faisal yang dia tempuh kurang lebih 2 jam untuk tiba di sekolah tidaklah mudah. Setiap harinya siswa tangguh itu berangkat lebih awal dibanding anak sekolah pada umumnya agar bisa tiba tepat waktu dan tidak terlambat masuk belajar.

Jika para siswa lainnya masih tertidur hal itu tak berlaku bagi faisal, justru dia telah siap untuk melakukan perjalanan menuju ke sekolahnya.

Faisal harus menempuh 14 kilometer pulang pergi dengan seorang diri. Terkadang Faisal harus memotong jalan lewati sawah dan kuburan umum untuk menghemat waktu.

Saat ini Faisal tinggal bersama dengan neneknya yang berprofesi sebagai tukang buat atap rumbia.

Karena kondisi ekonomi, siswa ini tak bisa menuntut banyak untuk naik sewa ojek atau membeli kendaraan roda dua agar digunakan ke sekolah.

Jangankan untuk menyewa ojek dan membeli kendaraan roda dua, Ponsel Android pun dia tak punya.

Faisal terkadang menunggu tumpangan siapapun yang lewat menuju atau sepulang dari sekolahnya.

Diusianya yang masih muda, Faisal yang memiliki keluarga yang kurang mampu ini, karena keterbatasan ekonomi hanya bertekad untuk menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMP saja.

Kades Bosso Timur, Sardianto saat dikonfirmasi media membenarkan bahwa Faisal merupakan warganya.

“Iye, benar dia adalah warga saya” ucapnya.

Sardianto juga membenarkan bahwa kehidupan keluarga Faisal ini tergolong keluarga yang kurang mampu.

“Faisal ini tinggal bersama dengan neneknya, yang berprofesi sebagai pembuat atap daun rumbia” ungkap Sardianto.

Sardianto menyampaikan bahwa Faisal memang kesehariannya pergi sekolah berjalan kaki namun terkadang dia juga dapat tumpangan dari warga yang melintas menuju ke sekolahnya. (ikh)

  • Bagikan

Exit mobile version