5 Menteri Jokowi Jadi Caleg di 2024, Ini yang Berpotensi Lolos ke Senayan

  • Bagikan
Menteri Kabinet Indonesia Maju

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Lima menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 tercatat sebagai bakal Calon Legislatif (Caleg) pada Pemilu 2024 mendatang.

Pertama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Menteri dari Partai NasDem itu akan bertarung di daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Selatan I yang meliputi Bantaeng, Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Takalar, dan Kota Makassar melalui Partai NasDem.

Kedua, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Hukum, HAM ini akan bertarung di dapil Sumatera Utara (Sumut) I yang terdiri dari Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Medan, dan Kota Tebing Tinggi melalui PDIP.

Ketiga, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.

Ida akan bertarung di DKI Jakarta II yang meliputi Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Pusat, dan luar negeri lewat PKB.

Keempat, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.

Dito akan memperebutkan kursi di dapil DKI Jakarta I yang meliputi Jakarta Timur melalui Golkar

Kelima, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Mendes PDTT).

Abdul Halim Iskandar akan bertarung di Jawa Timur VIII yang meliputi Jombang, Madiun, Mojokerto, dan Nganjuk melalui PKB.

Pengamat Politik, Ras MD mengatakan, majunya para menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertarungan Pileg DPR RI lantaran mereka-mereka adalah kader-kader partai yang secara basis elektoral berpotensi memenangkan pertarungan Pileg di dapil mereka masing-masing.

Para menteri itu telah siap menerima konsekuensi meski harus di-reshuffle oleh Jokowi.

“Walaupun konsekuensinya berujung pada reshuffle. Namun pertaruhan eksistensi partai di DPR adalah hal utama agar partai tetap punya nilai bargaining kuat dalam pemerintahan berikutnya,” kata Ras MD kepada Fajar.co.id (gRUP PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID), Sabtu, (26/8/2023).

Menurutnya, status sebagai menteri bukanlah jaminan bisa lolos ke senayan.

Pengalaman pemilu 2019, ada enam menteri kabinet kerja Jokowi maju bertarung pileg DPR RI, hanya dua saja yang lolos ke Senayan.

Sedangkan empat diantaranya tidak lolos. Empat yang tak lolos, tiga orang menteri dari PKB dan satu menteri dari PPP.

“Status sebagai menteri bukanlah jaminan bisa lolos ke senayan,” ujar Ras.

Yasonna Laoly termasuk menteri yang beruntung di 2019. Ia lolos dari dapil Sumut I dengan capaian 124 ribu suara.

Di dapil ini, PDI Perjuangan berhasil mengantongi dua kursi. Artinya, tingkat penerimaan PDI Perjuangan cukup tinggi.

“Saya pikir pak Yasonna Laoly masih potensial kembali terpilih dalam pertarungan 2024 mendatang,” ujarnya.

Begitu juga Abdul Halim Iskandar (Mendes PDTT) yang masuk bertarung di Jawa Timur VIII. Dapil ini merupakan basis Muhaimin Iskandar sang ketua PKB di 2019. PKB mampu meraup dua kursi.

Dikatakan, tidak ikutnya Muhaimin Iskandar dalam pertarungan Pileg 2024 membuka peluang bagi Abdul Halim mengamankan satu kursi.

“Apalagi beliau (Halim Iskandar, red) sebagai menteri Mendes PDTT, tentu program-program kementeriannya sangat menyentuh level grassroot,” tuturnya.

Sedangkan Ida Fauziah tantangan tersendiri baginya. Pasalnya di dapil ini PKB tak punya kursi di pemilu 2019.

PKB waktu itu hanya mampu mendulang suara kurang lebih 126 ribu suara saja. Sedangkan PDI Perjuangan mencapai 595 ribu suara.

“Namun bisa saja Ida Fauziah meraih suara besar jika ia mampu memaksimalkan suara luar negeri. Apalagi beliau seorang menteri ketenaga kerjaan,” ungkapnya.

Sedangkan untuk SYL di Dapil Sulsel I kata dia memiliki peluang yang cukup besar.

“Saya pikir peluang beliau cukup besar. Pak SYL memilih basis paling ideal. Tidak seperti tahun 2019 lalu. Di Sulsel satu, SYL potensial lolos ke Senayan. NasDem Sulsel I di pemilu 2019 berhasil meraup satu kursi, adalah almarhum Rapsel Ali yang herhasil lolos ke senayan,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, tidak adanya petahana NasDem di Sulsel I membuat peluang SYL makin lebar, ditambah lagi kabupaten Gowa bisa lebih dimaksilkan dengan baik.

“Pak SYL ini mengantongi tiga kekuatan besar, pertama status beliau sebagai menteri pertanian, sudah barang pasti program-program kementerian beliau telah banyak dinikmati oleh petani terutama wilayah selatan Sulsel. Kedua, Bupati Gowa dipastikan akan all out untuk SYL. Ketiga, beliau punya investasi sosial panjang khususnya di kabupaten Gowa dan takalar,” tandasnya.

“Sehingga, peluang SYL meraih suara tertinggi didapil ini terbuka lebar,” tutup Direktur Parameter Publik Indonesia (PPI) ini. (fajar/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version