PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Ajakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menanam kedelai sepertinya susah untuk diterapkan di Kota Palopo. Selain biayanya besar untuk mengolah lahan tanaman kedelai juga di Kota Palopo juga terkendala lahan yang luas dan harga pasar kedelai yang belum bisa terjamin.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kota Palopo, Ibnu Hasyim S.STP, kepada Palopo Pos, Senin 28 Agustus 2023. Ibnu Hasyim mengatakan, petani di Kota Palopo enggan saat diajak untuk menanam kedelai. Padahal produksi tahu dan tempe di Kota Palopo cukup maju, karena masyarakat Palopo juga senang makan tahu dan tempe.
Hal ini dikarenakan, sebut Ibnu Hasyim mereka terkendala lahan yang luas juga. Karena untuk menanam kedelai perlu lahan yang luas, sehingga biayanya juga besar.
''Masyarakat atau petani di Palopo lebih senang menanam jagung dibanding kedelai. Karena biaya pemeliharaan dan pestisida jagung lebih murah dibanding tanaman kedelai,'' sebutnya siang kemarin.
Padahal menurutnya, pertumbuhan tanaman kedelai cukup bagus di Palopo. Hanya saja dua tahun terakhir ini tidak ada penanaman yang hamparan luas, masyarakat hanya menanam untuk konsumsi sendiri.
Saat ditanya dari mana didatangkan kedelai untuk bahan baku pembuatan tahu dan tempe, Ibnu Hasyim menjelaskan bahan bakunya didatangkan dari daerah tetangga yakni Luwu Utara dan Enrekang.(rhm)