PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Baru sehari setelah dilantik, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin langsung tancap gas. Pada hari pertama kerja, Bahtiar silaturahmi ke pimpinan DPRD.
Sebelum ke DPRD Sulsel, Bahtiar terlebih dahulu menyambangi ASN dan pejabat Pemprov Sulsel di gubernuran, Rabu, 6 September. Ia tiba bersama rombongan, termasuk sang istri sekira pukul 12.45 Wita.
Bahtiar menjabat Pj Gubernur Sulsel sejak Selasa, 5 September. Bukan Selasa, 5 Mei seperti yang diberitakan sebelumnya.
Mantan Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani dan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel Asriady Sulaiman ikut menyambut. Keduanya sangat akrab dengan raut wajah bahagia menyambut sang gubernur baru.
Bahtiar menegaskan, dalam menjalankan tugasnya ia terlepas dari segala kepentingan politik. Ia hadir bukan sebagai pejabat politik dan tidak membawa cita-cita politik untuk menjadi gubernur, melainkan sebagai pejabat administrasi negara.
"Komandan saya cuma Presiden Jokowi dan Mendagri Tito, saya pejabat profesional. Insyaallah saya bekerja secara profesional dan terukur," kata Bahtiar, kemarin.
Bahtiar menegaskan, tugas utama Pj Gubernur adalah memastikan Pemilu yang akan datang berjalan dan kondusif. Apalagi bulan depan sudah masuk tahapan Pemilu, yakni 10 Oktober sudah pendaftaran Pilpres. Kemudian pada 3 November ditetapkan DCT.
"Jadi saya harus pastikan kesiapan dari pada penyelenggara pemilu baik KPU, Bawaslu, dan instansi terkait menyukseskan pemilu itu harus kita pastikan sudah siap, dari SDM, alatnya, uangnya, dan seterusnya," papar Bahtiar.
Poin kedua ialah memastikan kesiapan penyelenggaraan Pilkada 2024 beserta ketersediaan anggarannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kunjungan yang dilakukan oleh Bahtiar ke kantor DPRD Provinsi Sulsel di hari pertama kerjanya sebagai Pj Gubernur.
"Pemerintahan daerah itu adalah gubernur dan DPRD. Makanya saya silaturahmi dengan Ketua DPRD dan anggota DPRD Sulsel," ujarnya.
Selanjutnya terkait penanganan inflasi. Sembako kata ia, tidak lagi sembilan, melainkan 21 bahan pokok yang harus tersedia di masyarakat. Sebuah tantangan bagi arus mobilisasi barang di Sulsel, dengan daerah kepulauan yang banyak dan infrastruktur yang cukup menantang.
"Pengendalian inflasi cukup baik di Sulsel, bahkan Bulukumba terbaik kedua seluruh Indonesia, nomor satu di Sulsel," sambung Bahtiar.
Ia sudah mewanti-wanti sejak dini kepada seluruh pimpinan OPD lingkup Pemprov Sulsel yang tidak mampu mengendalikan inflasi. Mereka yang gagal mengikuti ritme yang akan ia terapkan, tidak tanggung-tanggung bakal ia segera lengserkan dari jabatannya.
"Setiap dua minggu sekali, Pak Mendagri absen penanganan inflasi. Kalau dua triwulan lebih tinggi dari nasional, maka (kata Mendagri) tidak usah saya ganti, lebih baik mengundurkan diri, karena pasti saya pecat," tukasnya.
Lalu soal stunting, anggaran pengendaliannya harus terkelola dan terkendali dengan baik. Ia membeberkan akan menduplikasi aplikasi penanganan stunting 'Sumedang' yang dikelola langsung oleh Presiden Jokowi, dengan cara mendeteksi para ibu hamil di Sulsel.
Selanjutnya terkait dengan pengentasan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan, serta stabilitas politik dan pemerintahan
di Sulawesi Selatan. (fajar/palopopos)