Sejumlah Daerah Berpotensi Hujan Lebat

  • Bagikan
FOTO ILUSTRASI HUJAN

Luwu Raya tak Termasuk

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah daerah akan mengalami hujan dengan intensitas di atas normal atau curah hujan tinggi. Hal ini membuat potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan musim hujan pada periode 2023/2024 secara umum akan bersifat normal, yakni terjadi pada sekitar 566 zona musim (ZOM) atau 80,9 persen wilayah Indonesia.

Meski demikian, ada beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal yang artinya memiliki curah hujan lebih tinggi dari rerata, yakni sebanyak 69 ZOM (9,8 persen). Selain itu, ada juga wilayah yang diperkirakan akan mengalami musim hujan bersifat di bawah normal sebanyak 64 ZOM (9,1 persen).

"Wilayah-wilayah yang diperkirakan akan mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal meliputi Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, Jambi bagian utara, Bengkulu bagian utara, Sumatera Selatan bagian barat, Banten bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian selatan, dan Sulawesi Tenggara bagian selatan," papar Ardhasena dalam konferensi pers prakiraan musim hujan 2023/2024 secara daring, Jumat (8/9).

Dalam acara yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal.

Pasalnya, wilayah ini mungkin mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor.
Maka dari itu, Pemerintah Daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.

"Kami berharap informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah daerah dan sektor terkait untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidro-meteorologi," tutur Dwikorita.

Awal musim hujan di sejumlah wilayah mengalami perbedaan. Beberapa wilayah mengalami musim hujan lebih awal, sedangkan sebagian lainnya lebih lambat.
Persentase awal musim hujan terbesar terdapat pada November, dengan sekitar 255 ZOM atau 36,5 persen wilayah tanah air. Beberapa wilayah sudah mengalami musim hujan sejak Agustus, tetapi ada juga yang baru mengawali musim hujan pada awal 2024 mendatang.(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version