PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SEKO - Seko merupakan sebuah kecamatan terpencil di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Wilayah yang berada diantara perbatasan Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Barat terdiri atas 12 desa. Desa Beroppa, Embonatana, Hoyane, Lodang, Malimongan, Marante, Padang Balua, Padang Raya, Taloto, Tanamakaleang, Tirobali, dan Wono.
Ada dua cara untuk pergi ke Seko dari Ibu Kota Luwu Utara Masamba. Pertama melalui jalur darat dengan mengendarai motor. Kemudian menggunakan pesawat perintis dari Bandara Andi Djemma Masamba. Pergi ke Seko bukan perkara mudah.
Akses jalan menuju kesana sebagian masih rusak parah.
Diperlukan motor khusus atau modifikasi untuk melalui jalan ke sana.
Selain menggunakan kendaraan pribadi, orang yang hendak ke Seko biasanya menumpangi ojek.
Tarif ojek dari Masamba ke ibu kota Kecamatan Seko di Desa Padang Balua dan Desa Padang Raya saat ini berkisar antara Rp700 hingga Rp800 ribu dengan jarak tempuh 136 kilometer.
Karena saat ini musim kemarau, waktu tempuh ke Seko hanya berkisar 6-8 jam tergantung kecepatan motor dan sering tidaknya beristirahat.
Sementara jika musim hujan, jarak tempuh bisa sampai dua hari.
"Sekarang itu tarif ojek hanya Rp700 ribu sampai Rp800 ribu. Itu karena lagi musim kemarau," kata Roni, seorang tukang ojek Seko di Sabbang.
"Kalau musim hujan lebih mahal lagi, karena perjalanan bisa sampai dua hari atau satu hari setengah. Tarif kalau musim hujan bisa sampai dua kali lipat dari tarif yang ada sekarang," sambungnya.
Tingginya tarif ojek ke Seko karena bertanya medan yang haru dilalui.
Tarif di atas bahkan bisa membengkak jika desa yang dituju merupakan desa terjauh.
"Memang sudah ada sebagian jalan yang diaspal, tapi masih banyak juga yang belum dan untuk melalui jalan ke Seko kita harus punya skill khusus, sulit kalau orang baru mau melintas di sana," tuturnya.
Sebenarnya saat ini sudah ada penerbangan subsidi dari Bandara Andi Djemma Masamba ke Bandara Seko. Harga tiket pesawat perintis Rp401.290. Hanya saja penerbangan ke Seko tidak setiap hari dan sangat terbatas.
"Memang tiket pesawat murah, tapi penerbangan tidak setiap hari dan tiketnya sangat terbatas. Belum lagi barang bawaan yang dibatasi hanya beberapa kilogram," ujar Acci, warga Seko ditemui di Masamba.
"Orang Seko itu kalau pulang kampung atau dari kampung biasanya membawa barang yang banyak," pungkasnya.(jun/rhm)