PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Periode 2022/2023 menjadi titik prestasi yang membanggakan bagi industri kopi Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi Indonesia mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, meningkat sekitar 1,1 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Itu menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia setelah Brasil dan Vietnam.
Hal tersebut memperlihatkan potensi luar biasa industri kopi Tanah Air dengan salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni melalui hilirisasi. Yakni menghubungkan ekosistem dari hulu hingga hilir.
Di tengah perjalanan lebih dari satu dekade sebagai perusahaan dengan produk kopi yang tepercaya, PT Bumi Boga Laksmi turut mendukung pertumbuhan kopi Tanah Air dalam program hilirisasi komoditas kopi. Dengan berfokus kepada dorongan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di sektor industri kopi, perusahaan merangkul inovasi dalam menghadirkan produk kopi olahan berkualitas tinggi dan berdaya saing global.
”Sehingga siap bersaing dan diekspor ke pasar mancanegara, agar menciptakan peluang baru bagi UKM lokal untuk merambah pasar kopi internasional,” ujar Bean Specialist and Procurement PT Bumi Boga Laksmi Derby Sumule.
Menurut dia, hal itu sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo. Dengan potensi Indonesia yang begitu besar, perlu adanya keberlanjutan, tidak hanya mampu mengelola sumber daya, tapi juga mampu memberikan nilai tambah dan bisa menghasilkan produk akhir industri yang bernilai tambah.
Selain itu, lanjut dia, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menyampaikan selain diperlukan branding yang kuat, hal lain yang dapat dilakukan adalah melakukan penguatan kelembagaan, pemberdayaan petani dan kemitraan, sekaligus mengangkat produk kopi nasional di kancah internasional.
”Dalam era peluang dan tantangan seperti ini, PT Bumi Boga Laksmi memainkan peran sebagai penggerak perubahan dalam industri kopi Indonesia. Kami mendorong para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk tidak hanya berfungsi sebagai pemasok biji kopi mentah, tetapi juga sebagai produsen produk kopi olahan yang memiliki nilai tambah,” papar Derby Sumule.
Langkah itu, menurut dia, tidak hanya membuka peluang keuntungan lebih besar, tetapi juga merespons permintaan konsumen global yang semakin mengapresiasi produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungan. Tantangan signifikan dalam melibatkan pasar kopi internasional adalah keberlanjutan produk pangan.
”Meskipun biji kopi mentah tetap dicari, kami bersama para mitra, petani kopi lokal, dan pemerintah, berkomitmen untuk mendorong penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, kita bisa menghasilkan produk kopi olahan yang memenuhi standar internasional dalam aspek keberlanjutan,” lanjut Derby Sumule.
Dia menambahkan, dalam upaya mewujudkan visi penguatan hilirisasi dan penetrasi ke market global yang lebih kuat, pihaknya telah mengantongi sertifikasi ISO 22000, halal, BPOM, GMP, dan HACCP, sebagai acuan atas penerapan sistem produksi yang telah memenuhi standar keamanan pangan yang ketat.
”Kami juga menanamkan komitmen dalam tahap distribusi, mengingat kunci utama kesuksesan proses hilirisasi ini juga terletak pada konsistensi kualitas produk, pengaturan volume produksi yang stabil, serta pengiriman tepat waktu, di mana elemen-elemen tersebut merupakan tiang penopang keberhasilan hilirisasi,” terang Derby.
Lebih dari sekadar perusahaan produksi kopi, dia mengatakan, pihaknya mendukung realisasi tidak hanya program hilirisasi kopi, tetapi juga ekspansi dukungan untuk menunjang peningkatan kegiatan ekspor kopi.
”Melalui inovasi berkelanjutan, kualitas berstandar global, serta komitmen terhadap keberlanjutan, bertekad untuk mengekspresikan keunikan cita rasa khas Indonesia dalam setiap teguk cangkir kopi di seluruh penjuru dunia,” ucap Derby. (jp/pp)