Nampak rombongan IGI yang diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Waketum Pengurus Pusat IGI Mulyadin Harahap, Yuserto, dan Abdul Wahid Nara bendahara umum Tia Resky Ferlina, Wabendum Rika, anggota IGI Nursyamsyih dan Nurazijah serta Desy Haerina.--ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, KORSEL-- Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang menjalankan visinya menuju organisasi go International menghadiri kegiatan HWPL World Peace Summit 2023 dan juga merangkaikan kunjungannya ke negeri ginsen itu dengan melakukan Educational Visit For Teacher Development South Korea 2023 dengan mengunjungi sekolah.
Rombongan IGI diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Gogot Suharwoto, Ph.D., 18 September 2023 di Kantor Duta Besar Indonesia di Korea Selatan.
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi IGI yang melakukan kunjungan di Korea Selatan. Ia berharap bisa mempelajari apa saja yang bisa ikut memajukan pendidikan di Indonesia terutama pembelajaran, manajemen sekolah serta karakter.
Dalam kesempatan tersebut Gogot Suharwoto, bercerita panjang tentang pendidikan, karakter, dan kebiasaan orang Korsel.
"Di Korea Selatan ini nyaris tidak ada pengangguran. Kalau tidak sekolah harus kerja. Ketika kerjanya dianggap bagus maka diwajibkan lanjut sekolah dengan biaya pemerintah" jelasnya.
"Meskipun sudah bekerja tapi jika prestasinya bagus maka akan disekolahkan sehingga keahliannya lebih meningkat" tambahnya.
Selain itu, Gogot menjelaskan bahwa meskipun Indonesia dan Korsel hanya selisih dua hari waktu meraih kemerdekaannya tapi dari sisi kemajuan negaranya, Indonesia tertinggal 40 tahun dari Korsel.
Selain itu, angka kelahiran di Korsel setiap tahun berkurang.
''Meski demikian banyak nilai jual di negara kita yang tidak dimiliki Kosel seperti keindahan alam, ragam budaya dan suku di Indonesia,'' bebernya.
Rombongan IGI yang diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Waketum Pengurus Pusat IGI Mulyadin Harahap, Yuserto, dan Abdul Wahid Nara bendahara umum Tia Resky Ferlina, Wabendum Rika, anggota IGI Nursyamsyih dan Nurazijah serta Desy Haerina.
Mulyadin Harahap menjelaskan jika tujuan IGI ke Korsel selain upaya menjadikan organisasi profesi ini go international juga berusaha mempelajari metode pendidikan di beberapa negara maju, dan salah satunya di Korea Selatan ini, dan akan mengunjungi sekolah, perpustakaan serta ikut bergabung diskusi di kegiatan HPWL (Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light) di Inchoen hotel Grand Hyatt.
"Kami akan belajar berbagai hal dalam memajukan pendidikan, khusunya selaku guru akan mempelajari berbagai metode, sarana dan prasarana sekolah serta manajemen," jelasnya Muliadin.
Sementara itu, Abdul Wahid Nara mengusulkan terkait kerjasama agar atase pendidikan bisa memfasilitasi guru dalam mengembangkan SDM untuk kuliah di Korsel baik S2 maupun S3 sehingga peningkatan kompetensi guru dapat meningkat. Selain itu, sosialisasi kebudayaan bisa juga dilakukan sehingga Indonesia bisa lebih dikenal di negera Gingseng tersebut.
Kegiatan yang tak kalah pentingnya yaitu HPWL dalam upaya pentingnya pendidikan perdamaian sejak dini bagi anak-anak di seluruh dunia.
Ke depan kerjasama IGI dengan pihak HWPL difokuskan dengan pelatihan bagi guru-guru di seluruh Indonesia dan di Korsel digagas kegiatan bersama tersebut melului kemitraan IGI pada program kerjasama luar negeri. (*/iwa/pp)