PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Setelah melakukan penggeledahan rumah dinas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) selama 12 jam, KPK dikabarkan menetapkan Mentan Syahrul Yasin Limpo sebagai tersangka.
Lembaga antirasuah itu sejak Kamis (28/9/2023) malam telah menggeledah rumah dinas Mentan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Informasi penetapan tersangka terhadap Syahrul telah dikonfirmasi oleh sumber fajar.co.id (PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, grup) di KPK.
"Yang bersangkutan (SYL) sudah jadi tersangka," kata sumber tersebut melalui pesan singkat, Jumat (29/9/2023).
Saat rumah dinasnya digeledah, Syahrul sedang mengikuti agenda Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa ( FAO) di Kota Roma, Italia sejak 25 September kemarin.
Berdasarkan sumber yang dihubungi fajar.co.id, Syahrul dijadwalkan tiba di Tanah Air pada Minggu 1 Oktober 2023 setelah menjalani rangkaian kegiatan di Italia dan Spanyol.
"Dijadwalkan begitu (tiba tanggal 1 Oktober 2023)," tulis sumber dalam pesan singkat, Jumat (29/9/2023).
Dia juga mengatakan tidak tahu pasti kepulangan SYL di hari tersebut atau dipercepat pasca rumahnya digeledah KPK.
"Bisa jadi berubah, karena ada masalah kemarin itu (penggeledahan). Masih bisa berubah-ubah," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, tim lembaga antirasuah turut membawa mesin penghitung uang saat menggeledah rumah dinas SYL. Beberapa mobil juga terpantau datang dan pergi.
Syahrul menghadiri Konferensi Global Transformasi Peternakan Berkelanjutan di Roma sejak 25 September 2023 untuk menjalani kerja sama global hadapi krisis pangan.
"Telah membahas berbagai langkah, di mana salah satu hal bahwa semua program-program prioritas sangat berkait dengan kepentingan-kepentingan substansial, tidak hanya untuk Indonesia tetapi pertanian dunia," kata SYL dikutip dari akun youtube @TVTani, Jumat (29/9/2023).
"Salah satu yang kita bicarakan adalah kerja sama Selatan-Selatan Triangle bagaimana Afrika Selatan, Asia Tenggara, dan negara Asia lainnya akan menjadi bagian-bagian yang diharapkan ada program-program kerja sama yang lebih intensif," lanjutnya.
Konferensi ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Dr. Qu Dongyu dan para menteri pertanian serta kepala organisasi internasional.
(fjr/pp)