Penyakit Jantung Usia Muda Meningkat: Gaya Hidup Tak Sehat, Umur 32 Tahun Sudah Sakit

  • Bagikan
SEGERA KE DOKTER: Keluhan nyeri dada menjadi salah satu pertanda ada masalah pada jantung dan pembuluh darah. Saat ini banyak dewasa muda yang berobat ke dokter jantung. (Ilustrasi oleh Model - Allex Qomarullah/Jawa Pos)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Bahkan, tren penyakit jantung di usia produktif terus meningkat. Salah satu penyebab utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat.

Peringatan Hari Jantung Sedunia jatuh pada hari ini, Jumat, 29 September 2023. Setiap tahun tren penyakit jantung di usia muda masih menjadi masalah yang sama. Hanya, eskalasinya berbeda. Data menunjukkan bahwa tren penderita jantung di usia muda terus meningkat.

”Kami sepakat tentang tren penderita jantung di usia muda semakin naik,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Cabang Surabaya dr Jordan Bakhrian syah SpJP.

Jika berbicara tentang kelainan jantung, tidak hanya menyangkut jantung. Namun, juga pembuluh darah. Mesin pembunuhnya masih jantung, baik penyakit jantung akut, kronik (gagal jantung), maupun serangan jantung, hingga kondisi tersebut memperburuk kualitas hidup.

”Dan, tren penyakit tersebut semakin banyak yang usia muda. Pasien yang saya tangani sekarang tidak lagi laki-laki berusia 60 tahunan,” ujarnya.

Jordan menuturkan pernah menangani pasien berusia 32 tahun yang meninggal karena serangan jantung. Laki-laki tersebut masih sangat muda, sehat, dan produktif. Bahkan, keluarga menyatakan anaknya rajin olahraga dan atletis

”Namun, ada satu kebiasaan buruk pasien. Yakni, perokok berat. Dia mulai merokok sejak usia dini,” tutur dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Surabaya (Ubaya) itu.

Menurut dia, rokok adalah faktor risiko untuk pemicu timbulnya kardio dan vaskular (pembuluh darah). Bahkan, sudah banyak riset yang menyebutkan bahaya merokok bagi jantung dan pembuluh darah.

”Jadi, pasien usia masih muda sekarang lebih banyak. Rata-rata usia 35 tahun sudah datang ke dokter spesialis jantung untuk memeriksakan jantung karena hipertensi hing ga kolesterol naik,” jelasnya.

Jordan menyebutkan, tren penyakit jantung di usia muda tersebut paling banyak di sebabkan gaya hidup. Di era kemudahan teknologi, banyak yang lebih sering mengonsumsi makanan kurang sehat. Layanan makanan online membuat masyarakat sulit mengontrol makanan yang dikonsumsi.

”Di Poli Jantung dan Pembuluh Darah RSHU (RS Husada Utama Surabaya), rata-rata 80–100 pasien per hari. Kalau saya, rerata melayani pasien 25-30 pasien. Dan, pasien yang usianya di bawah 40 tahun ada 5–6 orang,” jelasnya.

Sementara itu, ada dua orang yang berisiko jantung ko roner. Yakni, usia semakin tua, kualitas pem buluh darah semakin turun. Jadi, mudah timbul kerak dan penyempitan. Kedua, jenis kelamin, pada laki-laki lebih tinggi risikonya dibandingkan perempuan.

Kecuali, perempuan yang sudah menopause berisiko sama dengan laki-laki. ”Ada juga faktor yang diturunkan dan faktor suku dan ras,” kata dia. (jawapos/pp)

TENTANG PENYAKIT JANTUNG DI USIA MUDA

  • Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung. Yakni, 0,5 persen pada 2013 dan 1,5 persen pada 2018.
  • Berdasar data BPJS Kesehatan pada 2022, pembiayaan kesehatan terbanyak untuk kasus katastropik adalah jantung senilai Rp 12,14 triliun untuk 15,4 juta kasus.
  • Pada 2021, pembiayaan terbesar pada penyakit jantung Rp 7,7 triliun dengan jumlah 12,9 juta kasus penyakit jantung pada 2021. (jawapos/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version