Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesiadi Sekolah Menengah Pertama

  • Bagikan


Oleh : Resli Pasoloran
(Mahasiswa Magister Pendididikan Bahasa Indonesia Universitas Kristen Indonesia Toraja)

Kurikulum Merdeka Belajar, yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, merupakan langkah inovatif dalam mereformasi sistem pendidikan nasional. Tujuan utama dari kurikulum ini adalah memberikan kebebasan dan fleksibilitas lebih besar kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, Kurikulum Merdeka Belajar membuka peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan, menarik, dan bermakna bagi siswa.

Salah satu prinsip utama dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini berarti bahwa proses pembelajaran Bahasa Indonesia harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, dan kecepatan belajar masing-masing siswa. Guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif, yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar. Misalnya, guru dapat menggunakan pendekatan berbasis proyek di mana siswa diberi kebebasan untuk memilih topik yang menarik minat mereka dan kemudian meneliti serta mempresentasikannya dalam bentuk laporan atau presentasi lisan.

Fleksibilitas dalam penggunaan bahan ajar juga merupakan salah satu keunggulan dari Kurikulum Merdeka Belajar. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru tidak lagi terbatas pada buku teks yang telah ditentukan, tetapi dapat menggunakan berbagai sumber daya yang lebih kaya dan beragam, seperti literatur lokal, media digital, dan bahan ajar kontekstual. Ini memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai bentuk teks, dari karya sastra klasik hingga artikel berita terkini, yang dapat meningkatkan kemampuan literasi mereka dan memperluas wawasan.

Kurikulum Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ini bisa diwujudkan melalui berbagai aktivitas yang mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam dan kritis, seperti diskusi kelompok, debat, dan analisis teks. Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan bahasa siswa tetapi juga mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir logis, menyampaikan argumen dengan jelas, dan bekerja sama dengan orang lain.

Integrasi teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga menjadi lebih mudah dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Guru didorong untuk memanfaatkan berbagai alat dan platform digital yang dapat membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif. Misalnya, penggunaan aplikasi pembelajaran bahasa, video pembelajaran, dan forum diskusi online dapat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih dinamis dan sesuai dengan gaya belajar mereka. Teknologi juga memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang lebih cepat dan personal kepada siswa, yang penting untuk meningkatkan motivasi dan kinerja belajar mereka.

Evaluasi pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka Belajar lebih menekankan pada penilaian formatif yang bersifat kontinu dan komprehensif. Ini berarti bahwa penilaian tidak hanya dilakukan melalui ujian tertulis tetapi juga melalui berbagai bentuk penilaian lainnya, seperti portofolio, presentasi, dan proyek. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini memungkinkan guru untuk lebih memahami perkembangan kemampuan siswa secara menyeluruh dan memberikan dukungan yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar adalah kesiapan dan keterampilan guru dalam mengadaptasi pendekatan baru ini. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif. Guru juga perlu didukung dalam hal akses terhadap sumber daya dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran.

Selain itu, dukungan dari sekolah dan orang tua juga sangat penting dalam menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa, sementara orang tua perlu terlibat dalam mendukung dan memotivasi anak-anak mereka dalam proses belajar. Kolaborasi yang baik antara guru, sekolah, dan orang tua dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih efektif dan harmonis.

Kurikulum Merdeka Belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa siswa tetapi juga untuk mengembangkan karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dengan memberikan kebebasan dan fleksibilitas lebih besar kepada guru dan siswa, kurikulum ini membuka peluang untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih relevan, menarik, dan bermakna. Melalui pendekatan yang lebih inovatif dan berpusat pada siswa, diharapkan siswa tidak hanya menjadi lebih mahir dalam bahasa Indonesia tetapi juga lebih siap untuk menjadi warga negara yang kritis, kreatif, dan berdaya saing global. (*)

  • Bagikan