Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengukuhkan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, sebagai Bapak Asuh Anak Stunting di Pelataran Inninnawa (Pelataran Lakipadada) Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Selasa malam, 3 Oktober 2023. -- hms pemprov--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengukuhkan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, sebagai Bapak Asuh Anak Stunting. Pengukuhan ini merupakan upaya percepatan dalam penanganan stunting.
BKKBN juga mengukuhkan Ketua Pj PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar, menjadi Bunda Asuh Anak Stunting. Selain itu, Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulsel Setiawan Aswad, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Sulsel, Andi Mirna juga dikukuhkan dalam kesempatan tersebut.
Pengukuhan dilaksanakan di Pelataran Inninnawa (Pelataran Lakipadada) Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Selasa malam, 3 Oktober 2023. Kegiatan ini dirangkaikan dengan launching aplikasi sistem informasi manajemen data stunting Inzting Sulsel (Ikhtiar Menzerokan Stunting di Sulsel).
"Tugas saya sebagai gubernur adalah menjalankan perintah Presiden. Dan arahan kebijakan nasional kita adalah soal penanganan stunting di Indonesia," kata Bahtiar.
Ia menyebutkan, langkah strategis perlu diambil dalam percepatan penurunan stunting. Target nasional, stunting turun 14 persen. Adapun berdasarkan data SSGI tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Sulsel sebesar 27,2 persen.
"Kita fokus pada pekerjaan besar kita, yaitu bagaimana mengatasi stunting yang masih besar di Sulsel, angkanya 27 persen. Kita mau menekan hingga 14 persen sesuai arahan Bapak Presiden, bahkan kita ikhtiar jadi nol," terangnya.
Ia menilai seluruh pihak harus dilibatkan dalam penanganan stunting dan secara sistemik, termasuk swasta dan ASN untuk menjadi orang tua asuh anak stunting. Demikian juga peran legislatif, tokoh agama dan masyarakat serta media.
"Ini peran swasta penting, kita banyak di sini. Tadi ada ide, agar ASN menjadi bapak dan ibu asuh, ini kita gotong royong," imbuhnya.
Penangan stunting dalam hal ini kemiskinan ekstrem dan juga gizi buruk merupakan salah satu program prioritas Bahtiar sebagai gubernur dalam satu tahun ke depan. Upaya yang dilakukan, Gerakan Bapak dan Bunda Asuh Anak Beresiko Stunting bagi seluruh ASN Pemprov Sulsel; optimalisasi peran posyandu melalui pemberdayaan masyarakat, pendampingan 4 sasaran intervensi yaitu calon pengantin, baduta balita, ibu hamil, ibu pasca persalinan, serta pemanfaatan sistem informasi manajemen data stunting.
Sementara, Hasto Wardoyo menyampaikan, Bahtiar yang baru menjabat tiga pekan sudah melakukan gerakan dan gebrakan program yang luar biasa dalam penanganan stunting, termasuk bersedia diangkat menjadi Bapak Asuh Anak Stunting.
"Terima kasih, baru tiga Minggu menjabat tapi sudah membuat gebrakan luar biasa," ucapnya.
"Saya apresiasi karena Bapak Gubernur langsung menjabat dan langsung juga bersedia dideklarasikan untuk menjadi Bapak dan Bunda (Sofha Marwah Bahtiar) Asuh Anak Stunting," tandasnya.
Selain itu, di malam tersebut juga dilakukan, penandatangan nota kesepakatan antara Pemprov Sulsel dengan Pemda Kabupaten Takalar dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel tentang Penggunaan Aplikasi Informasi Data Sunting dan penandatangan dukungan bersama percepatan penurunan stunting.
Juga dilakukan penyerahan penghargaan tiga kabupaten/kota dengan prevalensi stunting terendah di Sulsel. Yakni Kabupaten Barru, Kota Makassar, dan Kabupaten Pinrang. (*/pp)