PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID --- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Palopo, Muhammad Rifki meluruskan peristiwa dari kejadian penyekapan salah seorang mahasiswa Palopo yang terjadi di kampus UM Palopo pada 5 Oktober lalu.
Melalui rilisnya, Rifki menjelaskan dirinya membawa Ahmad Alif (19), seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Palopo ke UM Palopo bukan untuk dianiaya ataupun disekap.
Rifki membawa Ahmad Alif untuk meminta maaf atas kejadian sebelumnya.
"Sebelumnya ada cekcok, Ahmad Alif lalu berteriak dengan beragam kata kasar,” katanya," Sabtu, 7 Oktober 2023.
Kata dia, jika bersangkutan hanya diamankan di kampus UM dan bukan diperlakukan kasar.
Hanya dibawa ke kampus UM dan tidak diapa-apakan. Dia hanya dibawa agar itu yang teriak datang klarifikasi memohon maaf atas perkataan yang dia keluarkan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Rifki juga mengecam oknum yang menyebarkan selebaran di Media Sosial dengan narasi terjadi penganiayaan dan penyekapan di UM Palopo.
“Saya mengecam sekali dengan perkataan mereka bahwa kampus Muhamadiyah Palopo itu melakukan hal seperti itu. Sedangkan ini tidak ada sangkut paut dengan kampus. Ini masalah pribadi dan itu sudah saya sampaikan sebelumnya,” katanya.
Pihaknya juga mengatakan akan melakukan pelaporan balik apa bila yang bersangkutan melaporkan tidak memiliki bukti/saksi yang kuat, karena telah melakukan pencemaran nama baik. Tutup Rifky.
Senada, salah satu pengurus BEM UM Palopo, Amri juga menyayangkan selebaran dengan narasi menyudutkan kampusnya.
Hal ini terjadi atas landasan pribadi dan tidak mengatas namakan lembaga manapun di kampus UM Palopo. "Makanya tak tepat bila mencantumkan nama UM Palopo di selebaran tersebut,” jelasnya. (rul)