Prof Dr Andis Narasumber Sarasehan Nasional Transformasi Bahasa dan Sastra dalam Kebhinekaan untuk Kemajuan Bangsa di Era Kelimpahan

  • Bagikan

Wakil Rektor II Unismuh Makassar, dan juga Sekretaris HPBI Sulsel, Prof Dr H Andi Syukri Syamsuri A.Md, S.Pd, M.Hum, panggilan akrab Prof Andis tampil selaku salah seorang narasumber pada sarasehan nasional Sabtu 21 Oktober 2023 di Gedung AD Aula Pasca Sarjana Lantai 5. PPs-UNM. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Wakil Rektor II Unismuh Makassar, dan juga Sekretaris HPBI Sulsel, Prof Dr H Andi Syukri Syamsuri A.Md, S.Pd, M.Hum, panggilan akrab Prof Andis tampil selaku salah seorang narasumber pada sarasehan nasional Sabtu 21 Oktober 2023 di Gedung AD Aula Pasca Sarjana Lantai 5. PPs-UNM.

Sarasehan dalam format seminar nasional ini dilaksanakan HIMAPRODI PBSI DEMA JBSI FBS UNM dalam rangka Perayaan Bulan Bahasa (PBB) 2023.

Tema sarasehan kali ini adalah Transformasi Bahasa Dan Sastra Dalam Kebhinekaan Untuk Kemajuan Bangsa di Era Kelimpahan.

Tampil selaku narasumber lainnya, pembicara kunci Kadis Pendidikan Sulsel, H Iqbal Nadjamuddin SE; Kepala Balai Bahasa Sulsel Dr Ganjar Harimansyah; dosen FBS UNM , Dr Salam M.Pd dengan moderetor Ade Yustina, S.Pd M.Pd.

Prof Andis tampil membawakan makalah berjudul, Transformasi Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal melalui Teks Lagu Nusantara di Era Revolusi.

Dijelaskan, lagu nusantara memberi pengaruh positif dalam pembelajaran sastra di Indonesia. Hal tersebut berdasarkan analisis dari tiga lagu nusantara, yaitu lagu Bugis, lagu daerah Sumbawa, dan lagu OKU.

Dari ketiga lagu tersebut, dibagi menjadi lima data dengan masing subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu Bugis dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis cerpen dan teks narasi siswa di daerah Bugis.

Lagu daerah Sumbawa meningkatkan kemampuan menulis puisi di daerah Sumbawa serta lagu daerah OKU meningkatkan kemampuan siswa dalam materi majas, puisi, dan cerpen di daerah Sumatera Selatan.

Pembelajaran sastra kini bukanlah pembelajaran yang tidak menyenangkan, tetapi pembelajaran sastra menjadi pembelajaran yang justru sangat diminati dan dinantikan.

Pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal di era revolusi merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada di setiap daerah.

Nilai kearifan lokal merupakan nilai-nilai budaya yang berawal dari perilaku yang bersifat bijaksana yang ada dalan suatu masyarakat yang telah diajarkan secara turun-temurun oleh orang tua kepada kita selaku anak-anaknya.

Salah satu ciri kearifan lokal adalah memiliki tingkat solidaritas yang tinggi atas lingkungannya. Kearifan lokal yang merupakan nilai kehidupan yang tinggi sehingga layak digali, dikembangkan, serta dilestarikan sebagai sebuah upaya perubahan sosial dan modernitas.

Perkembangan bahasa dan sastra Indonesia terus berlangsung dinamis mengikuti perkembangan zaman. Kebutuhan pelajar saat ini terkait setiap pelajaran adalah penerapan konsep dan teori dalam kehidupan sehari-hari dapat menunjang pengembangan soft skill dalam diri mereka.

Maka dari itu, pembelajaran sastra dapat menjadi wadah menyalurkan bakat seni yang ditunjang dengan kemampuan akademik menelaah, menalar, merasa, menyalurkan ide kreatif yang memadai.

Pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal yang melibatkan teknologi informasi, siswa akan mendapatkan banyak referensi dalam mengembangkan potensi diri sehingga nilai-nilai kearifan lokal yang ingin dipertahankan dapat diramu menjadi karya yang mengikuti modernisasi. (*/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version