Sensasi Memetik Anggur di Kebun Anggur Desa Padang Kamburi, Luwu Dikelola Mandiri, Panen hingga Tiga Kali Setahun

  • Bagikan
MERAWAT ANGGUR. Pak Udin, pengelola Kebun Anggur Padang Kamburi, Desa Padang Kamburi, Kec. Bupon sedang memangkas buah anggur yang rusak agar tidak menyebar ke buah yang lain, Sabtu 28 Oktober 2023. Diprediksi musim panen anggur ini mulai Desember mendatang. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

Anggur, identik dengan buah makanan orang kaya. Tumbuhnya banyak di daerah dingin, terutama di Eropa, seperti Prancis. Tetapi, ternyata Anggur juga bisa tumbuh di daerah Tropis. Buktinya ada di perkebunan Anggur Desa Padang Kamburi, Kab. Luwu.

Idris Prasetiawan, Padang Kamburi

Kabupaten Luwu memiliki banyak potensi alam. Selain pertambangan, juga pertanian. Salah satu yang viral belakangan adalah adanya perkebunan Anggur, milik salahs atu warga di Desa Padang Kamburi, Kec. Bua Ponrang, Kab. Luwu.
Kami berkesempatan mengunjungi kebun Anggur pertama di Sulawesi ini.
Luasanya mencapai 0,6 Ha dengan ditanami sekira 250 batang Anggur.
Jenis Anggur yang ditanam ada Anggur Hijau dan Anggur Merah.

Kebun Anggur ini milik H. Basrah bersama pengelola kebun Pak Udin.
Saat ini kebun tersebut tertutup untuk pengunjung lantaran masih dalam tahap pematangan buah. Barulah dibuka untuk umum saat musim panen nanti. Oleh Pak Udin yang mendampingi kami menyebutkan, sekira awal Desember hingga Januari 2024 sudah memasuki musim panen.

"Kalau sudah musim panen pak, buahnya merah, manis. Waktu panen itu kami sudah buka. Untuk saat ini masih proses pematangan buah, jadi kami batasi pengunjung yang masuk. Hanya boleh foto-foto saja. Kalau untuk membeli, kami belum buka," kata Pak Udin, Sabtu 28 Oktober 2023.

Dijelaskan Pak Udin, ia bersama H. Basrah mulai menanam pohon anggur ini sejak 3 tahun lalu.
"Dulu di sini kebun kakao. Lalu, kami dapat bibit anggur dari Takalar. Kami tanam di sela-sela Kakao. Awalnya banyak teman-teman menertawakan. Mereka tidak percaya nanti berbuah. Tetapi lambat laun, dengan perawatan yang intensif, akhirnya kami bisa buktikan kalau Anggur ternyata bisa tumbuh di daerah panas seperti ini," jelasnya.

Adapun teknik penanaman yang dilakukan Pak Udin untuk mempercepat proses berbuah, adalah dengan mencangkok. Dengan teknik ini bisa sampai tiga kali panen setahun. "Jadi batang dasar berasal dari pohon anggur lokal. Sedangkan batang atas dari pohon anggur merah dan hijau," tambahnya.
Pak Udin juga menjamin, Anggur yang ia miliki ini 100 persen menggunakan pupuk organik. Tidak menggunakan pupuk kimia.

Hanya saja, satu kendala dalam menanam anggur di kebunnya adalah hama burung.
"Burung Kutilang pak yang kadang merusak buah. Jadi harus setiap saat dipantau. Kalau ada buah yang ia rusak, itu harus segera dipotong agar tidak menyebar ke buah lainnya," ungkapnya.

Pada saat musim panen nanti, kata Pak Udin, ia membuka kebunnya untuk umum dengan harga tiket masuk Rp10 ribu per orang. Dan jika ada yang ingin membeli Anggurnya dijual Rp100 ribu per kg.
Saat ini, Pak Udin juga tengah membuka lagi lahan seluas 1 Ha yang ditanami Anggur Hitam dan Merah serta Durian. Diprediksi 1,5 tahun ke depan sudah menghasilkan buah.(*)

  • Bagikan

Exit mobile version