Pasca Andi Hatta ke DPD RI dan Taqwa Muller Bidik Pileg Lutim
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kekuatan Partai Golkar di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel XI untuk DPRD Sulsel diuji pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang.
Pasalnya, dari dua anggota DPRD yang terpilih pada 2019 silam, yakni Andi Hatta Marakarma dan Taqwa Muller tidak kembali bertarung di dapil yang meliputi Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur ini.
Dimana, Hatta Marakarma akan pindah ruang pertarungan karena maju sebagai bakal calon DPD RI. Sementara Taqwa Muller turun level memperebutkan kursi DPRD Kabupaten Luwu Timur.
Sementara pengganti mereka, kekuatannya cukup diragukan dalam mendulang massa. Karena Marten Rantetondok hanya berstatus petahana dari Golkar, atau sebagai spesialis Pergantian Antar Waktu (PAW).
Ditambah lagi, pada Pileg periode 2014-2019, Marthen Rantetondok merupakan PAW dari Muhammad Riza Arjuna dari Dapil Sulsel XI yang mundur dan pindah ke PAN.
Ketua Bappilu Golkar Sulsel, La Kama Wiyaka mengatakan, meskipun kehilangan dua vote getter di Pileg sebelumnya, pihaknya telah menyiapkan pengganti yang sama kuatnya.
"Memang kedua orang itu tidak bertarung untuk (DPRD) Sulsel lagi, tetapi kan suaranya tetap masuk ke Golkar. Komposisi kita di sana juga tidak bisa dipandang sebelah mata," ujar La Kama.
Kemudian Pileg periode 2019-2024, Marthen kembali menjadi PAW menggantikan Taqwa Muller yang mundur ketika maju sebagai calon Wakil Bupati Luwu Timur.
Dia juga menekankan bahwa bacaleg mereka yang akan bertarung sudah memiliki pengalaman di tingkat Kabupaten/kota.
"Ada satu mantan bupati, tiga anggota DPR, tiga kepala dinas," tegasnya.
La Kama menambahkan, dengan komposisi bacaleg yang dimiliki Golkar untuk Dapil XI tersebut, dia optimis bisa menambah kursi untuk DPRD Sulsel.
"Tidak bisa dikatakan juga mendominasi. Tapi target kita tambah kursi jadi tiga. Kan kemarin dua," ungkapnya.
Manager Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam, menyatakan tidak majunya Hatta Marakarma dan Taqwa Muller di Dapil XI, tentu menjadi kerugian tersendiri bagi Golkar. Sebab, kedua figur tersebut merupakan penyumbang suara terbesar Golkar di Pileg sebelumnya.
"Kelemahan itu mesti ditutupi Golkar dengan mendorong figur bacaleg yang lebih kompetitif," ucap Sandy. Saat ini, kata Sandy, komposisi babaleg Golkar di Dapil XI masih tergolong kompetitif.
"Kehadiran nama-nama potensial seperti Ketua DPRD Kota Palopo Nurhaeni, Mantan Bupati Luwu Utara Arifin Junaidi dan lainnya masih berpeluang menjaga kursi yang dimiliki oleh Golkar pada pemilu 2019 yang lalu," jelasnya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Sukri Tamma, mengatakan meskipun Golkar kehilangan dua vote getternya di Dapil XI Sulsel, partai dengan lambang pohon beringin itu masih berpeluang meraih kursi di Dapil tersebut.
Sebab, kata Sukri, Golkar di Sulsel bukan partai kemarin sore. Dia menilai, Pihak Golkar pasti telah mengkalkulasi dengan matang komposisi para Calegnya sebagai pengganti dua vote getternya di Pileg sebelumnya.
"Golkar itu kan secara umum partai yang cukup kuat di Sulawesi Selatan. kekuatannya masih cukup merata di setiap Dapil meskipun tidak seperti dulu. Sehingga peluang menangnya pasti selalu ada. Hanya bagaimana memaksimalkan kandidat (bacaleg)," jelasnya.
Guru Besar Ilmu Studi Demokrasi itu juga mengatakan, dengan beragamnya konstelasi pemilih di Dapil XI Sulsel, hal itu akan menjadi ruang terbuka untuk Golkar dalam memaksimalkan pendekatan-pendekatan persuasif yang dilakukan oleh para Calegnya.
"Golkar jika memang masih ingin meraih suara di Dapil tersebut, harus memajukan tokoh-tokoh yang punya kedekatan kultural dengan pemilih. Kita tahu di sana masih ada basis etnis yang cukup kuat, Toraja, Luwu, dan bahkan Palopo yang beragam," terangnya. (idr)