PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA-- Kakao merupakan salah satu komoditas utama di Kabupaten Luwu Utara. Bahkan, kabupaten ini menjadi salah satu penghasil biji kakao terbesar di Sulawesi Selatan. Akan tetapi, produksi biji kakao terus dihadapkan pada berbagai permasalahan terutama dalam aspek budidaya.
Adanya permasalahan ini mendorong dosen Universitas Muhammadiyah Palopo yang di dalamnya beberapa orang yakni, Alfian sebagai ketua, Siti Aisa Lamane dan Marhani sebagai anggota, membuat kegiatan penerapan Good Agriculture Practices (GAP) kakao.
Ketua tim Anggara Alfian mengatakan kegiatan ini menggandeng mitra Koperasi Tani Masagena yang merupakan lembaga yang aktif menghasilkan biji kakao fermentasi dan melakukan pendampingan pada petani kakao. Kegiatan ini berfokus di Desa Pongo, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.
“Implementasi GAP kakao diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk peningkatan produksi kakao di Luwu Utara” ucap Anggra, lewat pres rilisnya, Rabu, 1 November 2023.
Antusiasnya petani mengikuti pelatihan
kegiatan ini didanai oleh DRTPM melalui palatfom BIMA oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Skema kegiatan ini adalah Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Tim memberikan pelatihan dan pendampingan terkait GAP kakao seperti, pemilihan bahan tanaman unggul, tanaman pelindung, pembibitan, penanaman, pemupukan, pemangkasan, panen dan pengendalian OPT kakao secara terpadu.
“Kami juga berfokus melatih petani untuk membuat pupuk organik dan hayati sebagai alternatif pemupukan yang berkelanjutan” tambah Anggra.
Program ini juga menjadi salah satu komitmen Universitas Muhammadiyah Palopo untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul terutama dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Adapun pelatihan dilakukan pada bulan Oktober 2023 di Desa Pongo, Luwu Utara dengan metode pelatihan pemberian teori, praktek, dan monitoring ke petani sebagai keberlajutan pelatihan," terangnya. (rul)