Ilustrasi (Foto: Istimewa)
PALOPOPOS.CO ID-- Akhir-akhir ini, media sosial belakangan sedang ramai penggunaan gambar semangka. Ini, sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Lantas, apa arti semangka untuk rakyat Palestina ini?
Ternyata, asal usul semangka jadi simbol dukungan untuk Palestina berawal dari larangan bendera negara tersebut.
Warna semangka yakni merah, putih, hitam, dan hijau dianggap mirip dengan warna bendera Palestina.
Apalagi, buah semangka juga memang melambangkan budaya dan identitas negara. Tanaman semangka biasa ditanam di seluruh Palestina dari Jenin sampai Gaza. Semangka juga jadi bagian dari berbagai masakan serta banyak muncul dalam literatur nasional.
Selama bertahun-tahun, semangka telah menjadi simbol perlawanan dan digunakan oleh warga Palestina untuk memprotes penindasan Israel terhadap identitas dan terutama bendera mereka. Kali ini simbol semangka pun kembali ramai diunggah warganet
Saat larangan berlangsung, semangka digunakan saat demonstrasi menentang pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza. Mereka membawa irisan semangka sebagai pengganti bendera Palestina, dikutip dari Yahoo News, Jumat (3/11/2023).
Alasannya, karena semangka mewakili warna bendera Palestina. Mulai dari buah berwarna merah, kulitnya yang hijau-putih, dan bintik bijinya berwarna hitam.
Larangan itu terjadi hingga tahun 1993. Pembatasan akhirnya berakhir setelah adanya Perjanjian Oslo.
Pada 2015, emoji semangka ditambahkan pada keyboard dan dijadikan representasi Palestina. Postingan mengenai budaya, olahraga dan politik Palestina menampilkan gambar semangka.
Penggunaannya jauh lebih sering setelah adanya konflik tahun 2021. Emoji semangka terus populer di Palestina sejak saat itu.
Begitu pula di media sosial, dukungan pada Palestina juga diwakilkan dengan emoji semangka. Penggunaannya bisa menggagalkan sensor algoritma atau fitur pemblokiran pengguna yang ada pada sejumlah media sosial.
Sementara itu, dikutip dari laman Aljazeera, pada tahun 1967 setelah Perang Arab-Israel, Israel melarang pengibaran bendera Palestina dan warna-warnanya di Gaza dan Tepi Barat, dan konon tentara Israel menangkap atau melecehkan siapa pun yang mencoba melakukannya. Tidak kehabisan akal, akhirnya warga Palestina memasang bendera Palestina dalam bentuk semangka.
"Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri kami," kata Amal Saad, seorang warga Palestina dari Haifa yang mengorganisir kampanye semangka Zazim.
Penggunaan gambar semangka tentunya bukan tanpa alasan. Setidaknya ada dua alasan yang mendasari hal tersebut.
Pertama, karena potongan buah semangka memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina, yaitu merah, hitam, putih dan hijau. Sehingga untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina, warga Palestina menggantinya dengan gambar semangka.
Kedua, semangka merupakan salah satu buah yang tumbuh subur di negeri Palestina. Popularitas buah semangka di Palestina terbentang dari Jenin hingga Gaza.
Inilah yang membuat Palestina identik dengan buah tersebut. Dengan demikian, secara umum semangka sangat merepresentasikan perjuangan dan identitas negeri Palestina.
Dikutip dari laman The National, gambar semangka digunakan sebagai simbol dukungan untuk Palestina pertama kali dikenalkan oleh Khaled Hourani. Pada tahun 2007, ia melukis sepotong semangka untuk proyek Subjective Atlas of Palestine.
Karyanya kemudian berkeliling dunia, termasuk ke Skotlandia, Prancis, Yordania, Lebanon, dan Mesir. Hourani juga mengadakan lokakarya seni yang berpusat pada karyanya di sekolah-sekolah di Ramallah.
Dalam beberapa minggu terakhir terjadi kehancuran dan kematian di Gaza. Berbagai dukungan untuk Palestina telah memperkuat percakapan seputar hak-hak Palestina dan pendudukan Israel yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Seiring dengan maraknya kampanye online, karya Hourani mendapat perhatian baru di seluruh dunia. Dan sejak itu, gambar semangka pun banyak digunakan di seluruh dunia sebagai simbol dukungan untuk Palestina.
Hourani menggambarkan dukungan untuk Palestina secara online, terutama dari generasi muda, sebagai semacam "keajaiban".
"Orang-orang di seluruh dunia berdiri dan mengatakan bahwa pendudukan harus diakhiri. Ini adalah momen bersejarah. Sebagai seorang seniman, sebagai seorang manusia, saya merasa terhormat bahwa karya saya digunakan sebagai alat atau menjadi bagian dari kekuatan pendorong ini," katanya. (*/net/pp)