Wakil Rektor III Bidang Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka (UT), Prof Dr Paken Pandiangan, S.Si, M. Si (kiri) --ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BULUKUMBA. Wakil Rektor III Bidang Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka (UT), Prof Dr Paken Pandiangan, S.Si, M. Si, mengumumkan langkah terbaru dalam pendirian Sentra Layanan UT (SALUT) di daerah.
Menurutnya, regulasi baru memungkinkan pendirian SALUT tanpa memerlukan dana awal sebesar Rp 200 Juta seperti sebelumnya.
Prof Paken menjelaskan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mendorong pokjar-pokjar di daerah agar segera bertransformasi menjadi Salut.
Berita baiknya adalah, pada tahun 2024.2 atau masuk tahun 2025, pokjar di daerah tidak akan ada lagi, yang akan tersisa hanya SALUT.
Prof Paken Pandiangan menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan Ketua Pokjar Bulukumba, Fatmawati Umbo, yang juga dihadiri oleh Direktur UT Makassar, Prof Rahman Rahim, dan Humas UT Makassar, Nina Utami, S. Kom.
Pertemuan ini berlangsung di Hotel Same Resort Bira pada Rabu, 8 November 2023.
Prof Paken Pandiangan, dalam kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan, menjelaskan bahwa setelah pokjar naik kelas menjadi SALUT mereka akan diberi kewenangan finansial sebesar 500 ribu rupiah per semester per mahasiswa.
Dana ini akan dikelola oleh SALUT untuk memperbaiki fasilitas dan meningkatkan standar pelayanan.
Dia juga optimis bahwa SALUT akan semakin berkembang di masa depan melalui kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri.
Dalam kerjasama ini, kepala dinas dan kepala bidang di daerah diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Ilmu Pemerintahan. Selain itu, mahasiswa non-kependidikan diberi kesempatan untuk memperoleh kompetensi sebagai guru dalam waktu tiga semester.
Wakil Rektor UT Prof Paken memberikan dukungan besar dalam pengembangan UT di Sulawesi Selatan. Saat ini, UT Makassar telah mendirikan 9 SALUT menjadikannya perguruan tinggi dengan jumlah SALUT terbanyak di tingkat nasional.
Direktur UT Makassar, Prof Abdul Rahman Rahim, juga optimis bahwa mereka akan dapat mendirikan SALUT di 24 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan ke depannya. (*/pp)