BMKG: 30 Persen Wilayah Sudah Masuk Musim Hujan, Dua Penyakit Rawan Selama Musim Hujan

  • Bagikan
--ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sekitar 38 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dan mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Melalui akun Instagramnya, BMKG pada Rabu menyampaikan imbauan kepada warga agar melakukan tindakan preventif untuk memastikan kapasitas lingkungan aman saat terjadi hujan lebat dan ekstrem.

Warga disarankan menjaga kesehatan, menyiapkan payung atau jas hujan ketika hendak beraktivitas di luar ruangan, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar terhindar dari serangan penyakit pada musim penghujan.

BMKG juga menyampaikan peringatan mengenai potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir dan longsor di sejumlah daerah pada awal musim hujan.

Menurut BMKG, selama periode 11 sampai 20 Desember 2023 daerah Sanggau, Bintan, Tanjung Pinang, Bengkayang, Ketapang, Bangka Barat, Singkawang, Landak, Melawi Ambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Katingan, Kepulauan Sangihe, Bone, Gowa, Makassar, Maros, dan Pangkajene Kepulauan rawan banjir.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II-Tangerang Selatan Hartanto telah mengingatkan masyarakat agar siaga menghadapi dampak hujan deras.

"Kami melihat bahwa potensi hujan deras di beberapa tempat sudah terjadi. Kami juga meminta pemda merapikan pohon-pohon di daerah lintasan aktivitas manusia agar tidak terjadi pohon tumbang," katanya.

Penyakit
Saat musim hujan tiba, tak jarang orang-orang jatuh sakit entah itu flu atau demam. Vella Rohmayani, dosen Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengungkap penyebabnya.

Menurutnya, kondisi cuaca saat musim hujan sangat mendukung percepatan pertumbuhan agen penyakit. Biasanya, musim hujan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri virus maupun parasite.

"Kondisi hujan membuat kelembapan udara tinggi, sehingga lingkungan menjadi ideal untuk mikroorganisme. Mengingat bakteri, virus dan parasit dapat bertahan hidup lebih lama dan dapat berkembang biak dengan baik saat kelembaban udara tinggi," ujar Vella dalam laman UM Surabaya.

Genangan Air Jadi Sumber Penyakit
Vella menjelaskan jika musim hujan seringkali menciptakan banyak genangan air baru dan tempat penampungan air lainnya. Area itu menjadi tempat perindukan bagi nyamuk yang berperan sebagai penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, chikungunya, kaki gajah serta penyakit lainnya.

Tak hanya itu, hujan deras juga dapat mengakibatkan penurunan kualitas air minum karena pencemaran dan kontaminasi air. Bercampurnya air dengan mikroorganisme, bisa mengakibatkan berbagai penyakit, terutama infeksi saluran pencernaan.

Minim Sinar Matahari
Minimnya sinar Matahari juga termasuk dalam sumber penyakit. Langit mendung membuat sumber vitamin D alami dari sinar Matahari tidak bisa didapatkan secara maksimal.

Kurangnya vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Tubuh jadi lebih rentan terinfeksi bakteri, virus maupun parasite.

Oleh karena itu, dosen Sarjana Terapan itu mengingatkan agar masyarakat menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan dan vitamin.

"Sehingga daya tahan tubuh tetap stabil dan dapat meminimalisir risiko terjadinya infeksi mikroorganisme saat musim hujan," pungkasnya.(idris)

  • Bagikan

Exit mobile version