Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), bersama Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 20 Desember 2023. --hms pemprov--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), menjadi pembicara pada Tudang Sipulung Pendidikan, yang dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 20 Desember 2023. Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, pada momentum ini menyampaikan rencananya membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Hortikultura pertama di Sulsel.
Bahtiar mengungkapkan, Pemprov Sulsel akan membangun SMK Negeri Hortikultura dengan anggaran yang sangat besar tahun depan. Hal tersebut diupayakan agar Sulsel memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dalam hal pengembangan bisnis hortikultura.
"Pembangunan SMK Hortikultura kami sudah siapkan anggarannya Rp17 miliar," ungkap Bahtiar.
Iapun mengapresiasi peran JK dalam dunia pendidikan. Sekolah Islam Athirah yang diketahui merupakan milik Keluarga JK, sudah ada di beberapa daerah di Sulsel, bahkan di DKI Jakarta.
"Luar biasa beliau sudah bikin Sekolah Islam Athirah di Bone, semua gratis. Dan Sekolah IsIam Athirah Bone masuk lima besar sekolah terbaik di Sulsel," terang Bahtiar.
Sementara, JK dalam ceramah umumnya, menyampaikan, pendidikan merupakan kunci pembangunan di semua sektor. Perubahan berbagai negara maju di belahan dunia tak terlepas dari peran dunia pendidikan.
Menurut JK, standar dunia pendidikan di Sulsel sangat jauh dibandingkan berbagai daerah di Indonesia. Dari 100 Sekolah Menengah Akhir (SMA) Terbaik seluruh Indonesia, tidak ada satupun SMA dari Provinsi Sulsel.
"Sekolah yang masuk dalam 100 SMA terbaik kebanyakan di Jakarta dan Pulau Jawa. Kenapa harus bikin sekolah unggulan, supaya mendapatkan standar pendidikan yang sama di seluruh Indonesia," kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat ini.
JK mengungkapkan, sistem pendidikan di India sangat luar biasa. Wali Kota di Inggris merupakan keturunan India, perdana menteri dan hampir semua CEO perusahaan besar dunia, juga merupakan keturunan India. Mereka tidak sekolah di luar negeri, tetapi di India.
"Kenapa kita tidak mencontoh India. Tidak ada daerah yang bisa maju tanpa sumber daya pendidikan. Saat ini, terjadi degradasi dunia pendidikan, jadi mari kita buka mata kita semua melihat pendidikan di Sulsel," pungkasnya. (*/rls/pp)