Rusuh di Papua saat Prosesi Pemakaman Lukas Enembe, Pj Gubernur dan Kapolda Diserang Massa, Ekonomi Lumpuh

  • Bagikan
EMOSI: Massa berorasi untuk meminta pihak keamanan mengizinkan mengarak jenazah Lukas Enembe dari Bandara Sentani ke lapangan Stakin Sentani kemarin (28/12). (CENDERAWASIH POS)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- "Kasihan Pak Rumasukun berdarah, kasihan. Pecah kepala Pak Rumasukun. Pecah kepala." Teriakan seorang perempuan terdengar di sebuah video yang beredar di media sosial. Dalam video itu tampak Ridwan Rumasukun, penjabat gubernur Papua, berlari dengan dikawal beberapa orang. Dia memegang kepalanya yang berdarah.

Insiden itu terjadi saat jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani, Jayapura. Pantauan Cenderawasih Pos, ribuan orang siap menyambut kedatangan jenazah Lukas.

Diduga, kerusuhan dipicu oleh keinginan massa mengarak jenazah Lukas dengan berjalan menuju ke Lapangan Stakin, depan Batalion 751/R Sentani.

Mereka ingin jenazah Lukas disemayamkan sebentar sebelum dibawa ke lokasi pemakaman di Koya Tengah, Kota Jayapura. Bagi massa, itu adalah bentuk penghormatan terakhir bagi Lukas yang dianggap Bapak Pembangunan di Tanah Papua.

Massa lantas memaksa ingin mengeluarkan jenazah Lukas dari ambulans. Saat itulah kerusuhan meletus. Massa melempari Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun dan Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus Maclarimboen dengan batu. Massa juga berusaha menyerang Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri.

Untung, para pengawal pribadi Kapolda bertindak sigap. Mereka menepis lemparan batu dan membawa Kapolda ke pos polisi terdekat. Massa yang beringas lantas merusak sejumlah motor milik polisi. Mereka bahkan membakar mobil dinas Karo Ops Polda Papua. Sejumlah toko dan perkantoran yang dilewati iring-iringan massa juga menjadi sasaran lemparan batu.

Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny mengatakan, kerusuhan dipicu oleh provokasi sekelompok orang yang berada di iring-iringan massa pengantar jenazah Lukas. Kapolresta Jayapura Kombespol Victor D. Mackbon menambahkan, sejumlah anggota TNI dan Polri juga terluka akibat serangan massa. ’’Tapi, saat ini aparat yang menjadi korban telah dirawat. Kondisi sudah stabil,’’ paparnya.

Pj Gubernur Papua yang terluka. (CENDERAWASIH POS)

Tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan tersebut. Kabar ajudan Pj gubernur yang tewas karena diserang juga dipastikan hoax. ’’Tidak ada ajudan Pj gubernur yang meninggal,’’ terangnya.

Dia menuturkan, petugas bekerja sama dengan keluarga dan tokoh masyarakat agar massa tidak melakukan kekerasan. ’’Kami imbau ke keluarga. Rasa duka ini jangan ditutup dengan amarah,’’ urainya.

Kombespol Benny menambahkan, untuk mencegah kekerasan berlanjut, polisi melakukan penguatan personel di sejumlah titik rawan. Patroli petugas juga ditingkatkan. ’’Pelaku kekerasan masih didalami,’’ paparnya kemarin.

Aktivitas Perekonomian Lumpuh

HURU-HARA membuat aktivitas ekonomi di Jayapura dan sekitarnya lumpuh. Hampir semua perkantoran dan kompleks pertokoan memilih tutup. Mereka takut kerusuhan yang terjadi pada 2019 terulang kembali.

Pantauan Cenderawasih Pos (GRUP PALOPOPOS) di Abepura-Waena, suasana jalan-jalan protokol tampak sunyi. Sebagian besar toko di jalur protokol tertutup rapat. ’’Kami trauma dengan kejadian tahun 2019. Daripada ada apa-apa, mending tutup,’’ ungkap Ilham, penjaga toko di wilayah Abepura.

Kapolsek Abepura AKP Soeparmanto menyampaikan, pihaknya sejak pagi melakukan penjagaan ketat. ’’Pusat penjagaan di Abepura ada 4 titik. Yakni, Lingkaran Abepura, Jalan Merpati, depan kampus USTJ, dan pertigaan Garuda Tanah Hitam,’’ katanya. ’’Jumlah personel sekitar 120 orang,’’ lanjut AKP Soeparmanto. (jawapos/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version