Ramah Tamah dengan Pj Gubernur, Senam Sehat, dan Donor Darah
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Januari menjadi bulan bersejarah bagi Tana Luwu. Di bulan itu terjadi kisah heroik, yakni perlawanan hebat rakyat Luwu melawan penjajah. Sebagai bentuk penghormatan dan mengenang perjuangan leluhur, generasi muda Tana Luwu terus mengobarkan semangat kecintaan NKRI melalui banyak event daerah yang digelar di pelbagai tempat.
Salah satunya yang terbesar adalah peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-78, pada 23 Januari nanti.
Untuk itu, Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan yang berpusat di Makassar akan menggelar sejumlah kegiatan.
Di antaranya Malam Ramah Tamah Wija to Luwu (WTL) pada Sabtu, 13 Januari 2024 mendatang di Rujab Gubernur Sulawesi Selatan, Senam Sehat, Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan di acara Car Free Day di Jalan. Jend. Suidirman, Makassar, Ahad 14 Januari 2024.
Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulsel, Hasbi Syamsu Ali juga mengundang Pj Gub untuk datang dan memberikan ceramah sejarah Sulsel.
Hasby mengakui kedalaman pemahaman Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin soal sejarah Sulsel. Ia menilai, pemahaman Bahtiar mengenai sejarah, baik sejarah lokal di Sulsel, nasional maupun sejarah dunia sangat luar biasa.
Untuk itu, Hasbi mengundang Pj Gubernur Sulsel bisa hadir dalam acara ramah tamah perayaan Hari Perlawanan Rakyat Luwu Raya, yang akan dilaksanakan Sabtu malam, 13 Januari 2024. Bahkan ia berharap, Pj Gubernur Sulsel memberikan sedikit ceramah soal sejarah Sulsel kepada seluruh hadirin dalam acara tersebut.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kegiatan ramah tamah tersebut dirangkaikan dengan senam sehat dan pemeriksaan kesehatan gratis di hari Ahad pagi, 14 Januari 2024, di Car Free Day Jl. Sudirman Makassar. Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan lainnya di Luwu Timur, 23 Januari 2024.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengaku, masyarakat Sulsel ini adalah yang paling setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan hal tersebut sudah tidak diragukan lagi sampai saat ini.
"Betapa orang Luwu, Sulawesi Selatan ini setia pada NKRI ini. Karena pada saat itu Belanda tidak terima Indonesia merdeka, dan gerakan propaganda Belanda sampai di PBB menyampaikan bahwa Indonesia belum merdeka," ujar Bahtiar.(idr)