MAKASSAR --- Minggu 14 Januari 2024 kemarin, genap setahun wafatnya Virendy Marjefy Wehantouw, mahasiswa Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) yang terenggut nyawanya ketika mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) dan Orientasi Medan (Ormed) XXVII UKM Mapala 09 FT Unhas di wilayah Kabupaten Maros-Gowa.
Untuk mengenang peristiwa kepergian putra kebanggaan seorang wartawan senior di daerah ini, keluarga besar almarhum pada Minggu (14/01/2024) sore sampai larut malam menggelar hajatan bertajuk "Syukuran Peringatan 1 Tahun Kepergian Virendy" yang diawali ibadah dipimpin Pendeta Darius Pakiding, S.Th dan diakhiri santap malam bersama serta hiburan musik dan lagu.
Dihadiri keluarga besar almarhum, jemaat GPIB Mangamaseang, kerabat dan relasi hingga sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Hasanuddin, ibadah syukur berlangsung khidmat. Usai pelaksanaan ibadah, Pendeta Darius Pakiding, S.Th berkenan secara khusus memimpin doa untuk perjuangan beberapa Calon Legislatif (Caleg) yang hadir pada acara tersebut.
Suasana haru mewarnai pula hajatan tersebut saat mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Unhas tampil mengisi acara dengan membawakan 2 lagu milik penyanyi legendaris Iwan Fals, yakni 'Bento' dan 'Bongkar'. Kedua lagu itu dilantunkan sebagai bentuk aspirasi mereka yang merasa kecewa atas sikap pihak kampus dan aparat penegak hukum dalam penanganan kasus kematian Virendy yang tidak mencerminkan rasa keadilan.
Menyaksikan aksi teman-teman almarhum menyanyi penuh semangat dan ekspresi duka mendalam sambil memegang foto Virendy, emosi sejumlah pengunjung acara pun tersulut untuk ikut bernyanyi dan berteriak histeris saat lirik reff lagu. Bahkan sebagian hadirin spontan maju ke depan bergabung dan ikut berjingkrak-jingkrak bersama rombongan mahasiswa yang dipimpin Ketua Dewan Musyawarah Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) Fakultas Teknik Unhas, M. Raihan Salman.
Diwawancarai awak media usai mempersembahkan 2 lagu, Ketua Dewan Musyawarah HMA FT Unhas, M. Raihan Salman didampingi rekan-rekannya mengemukakan, kedua lagu karya Iwan Fals itu kami suarakan selain untuk mengenang 1 tahun kepergian Virendy, juga merupakan aspirasi dari kalangan mahasiswa yang berharap pihak petinggi Unhas dan khususnya aparat kepolisian bisa bertindak profesional serta menuntaskan kasus ini dengan penuh keadilan hukum.
"Lirik lagu 'Bento' dan 'Bongkar' yang kami nyanyikan ini, setidaknya dapat mewakili kekecewaan kalangan mahasiswa terutama teman-teman almarhum terhadap sikap tak adanya kepedulian dan tanggungjawab petinggi kampus Unhas, serta tidak profesionalnya aparat kepolisian maupun instansi pemerintah terkait dalam menangani kasus kematian Virendy," lantang Raihan yang diaminkan rekan-rekannya.
"Harapan kami dari kalangan mahasiswa, pihak Unhas khususnya Rektor harus bersikap bijaksana dan menunjukkan rasa tanggungjawabnya kepada keluarga almarhum. Kami juga berharap aparat penegak hukum maupun instansi pemerintah terkait mampu mengusut dan menuntaskan perkara tewasnya Virendy secara transparan serta menegakkan hukum dengan seadil-adilnya," tutupnya. (*)