PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah mengumumkan 11 nama panelis debat kedua calon wakil presiden (Cawapres). Dua dari 11 panelis debat cawapres berasal dari Tana Toraja dan satunya lagi profesor alumni SMAN 1 atau Smansa Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Mereka adalah perempuan bernama Rukka Sombolinggi yang berdarah Tana Toraja. Sementara profesor kelahiran Luwu itu yakni Prof. Ridwan Yahya.
Ridwan Yahya ditunjuk sebagai salah satu penyusun pertanyaan kedua debat cawapres dengan status Dosen Universitas Bengkulu. Ia merupakan guru besar Teknologi Hasil Hutan atau ahli kehutanan.
Sementara Rukka Sombolinggi saat ini tercatat sebagai Sekretaris Jenderal atau Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Ada pun debat kedua cawapres mengusung enam subtema yaitu, pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Sosok Rukka Sombolinggi
Rukka Sombolinggi lahir di Lembang Madandan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel pada 15 Oktober 1973. Ia merupakan putri dari Ibu Den Upa dan Pak Sombolinggi.
Melansir situs AMAN, kedua orangtua Rukka Sombolinggi merupakan tokoh yang berperan mendirikan AMAN menjelang kejatuhan rezim Orde Baru.
Kiprahnya dalam perjuangan Masyarakat Adat di Indonesia, dimulai sejak 1999 ketika Rukka pertama kali bergabung pada Sekretariat Jaringan Pembelaan Hak-hak Masyarakat Adat (JAPHAMA) di Bogor.
Rukka menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Unhas Makassar. Setelah meraih gelar sarjana dari kampus almamater merah, Rukka melanjutkan magister atau S2 di Fakultas Ilmu Politik, Universitas Chulalangkorn, Bangkok, Thailand.
Rukka Sombolinggi menjadi salah satu pihak yang terlibat mengadovaksi masyarakat adat Seko, Luwu Utara, saat menolak pembangunan PLTA Seko Power Prima.
Sebagai Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi memimpin organisasi tersebut sejak tahun 2017. Pada kongres tahun 2022 di Papua, Rukka kembali terpilih untuk masa kerja sampai 2027.
Ridwan Yahya, Ahli Kayu berdarah Bumi Sawerigading
Tak banyak yang tahu, Prof. Ridwan Yahya–salah satu panelis debat cawapres edisi kedua–berasal dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Ia lahir di Bumi Sawerigading pada 11 Mei 1968.
Mengutip laman Unib.ac.id, Ridwan Yahya mengahabiskan masa kecilnya di Kota Palopo. Pria tersebut merupakan anak dari pasangan H. Yahya Yasin, BA (alm) dan Hj. Hatipa Arsyad.
Ridwan Yahya tercatat menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN 76 Malimongan, Palopo, Sulsel pada tahun 1974 sampai 1980.
Setelahnya, Ridwan Yahya menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMP 1 Palopo tahun 1983, hingga berstatus alumni SMAN 1 atau Smansa Palopo tahun 1986.
Ridwan maupun Rukka Sombolinggi, kedua panelis debat cawapres tersebut, berasal dari almamater kampus yang sama yaitu Unhas. Ridwan merampungkan studi sarjana (S1) jurusan Kehutanan pada tahun 1991.
Selanjutnya, Ridwan menempuh pendidikan S2 di Universitas Filipina Los Banos, dari tahun 1991 sampai 2001. Dari Filipina, Ridwan kemudian mengajar sebagai dosen Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Alumni S3 Universitas Kyoto, Jepang, itu tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Ridwan Yahya juga pernah tercatat sebagai Anggota Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia dari tahun 1998 sampai 2003.
Sebagai akademisi, Ridwan Yahya telah menerbitkan banyak jurnal tentang Teknologi Hasil Hutan. Pada 2010, Ridwan dinobatkan sebagai “the best paper presenter” pada “The Sustainable Future for Human Security SustaiN) Conference, Kyoto, Jepang.(int)