Budiman: Bersama Lebih Kuat, Tana Luwu Menjadi Hebat

  • Bagikan
Drs. H Budiman Hakim , M.Pd Bupati Luwu Timur

Harapan Bupati Lutim di HPRL Ke-78 dan HJL Ke-756

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MALILI -- Peristiwa 23 Januari 1946 yang karena heroiknya pada masa itu kemudian dicatat dan dilestarikan untuk diperingati setiap tahun sebagai hari perlawanan Rakyat Luwu. Peringatan
hari bersejarah tersebut bagi masyarakat Luwu dijadikan sebagai momentum tersendiri yang perayaannya dilaksanakan secara bergilir pada empat daerah, yakni Palopo, Luwu Timur, Luwu dan Luwu Utara.
Dan untuk tahun 2024 ini giliran kabupaten Luwu Timur untuk merayakan hari bersejarah rakyat Luwu.

Peringatan hari perlawanan Rakyat Luwu tersebut telah sampai pada rentang waktu 78 tahun, cukup lama. Namun tetap terabadikan di dalam sanubari dan perjalanan hidup
generasi baru yang sesungguhnya sama sekali tidak terlibat di dalam peristiwa bersejarah ini. Hal tersebut menunjukkan jika perjuangan Rakyat Luwu di masa lalu, memiliki dimensi yang melampaui batas ruang dan waktu. Karena itu, hari perlawanan Rakyat Luwu dapat diberi makna dalam persfektif masa lalu, masa sekarang serta persfektif masa depan.

Perayaan hari perlawanan rakyat Luwu dan hari jadi Luwu di Kabupaten Luwu Timur tepatnya 23 Januari 2024 yang akan di helat di stadion Andi Hasan Opu To Hatta,dengan semboyan “Bersama lebih kuat Tana Luwu menjadi Hebat”.
Bupati Luwu Timur,Drs.H.Budiman,M,Pd, kepada wartawan, Ahad 21 Januari 2024 mengatakan, pada 23 Januari 1946 merupakan sebuah tonggak sejarah yang maha penting untuk Masyarakat Tana Luwu, karena peristiwa tersebut membawa misi sejarah yang tidak hanya menjadi misi Rakyat Luwu sendiri, melainkan peristiwa itu membawa misi kebangsaan, yakni
mempertaruhkan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Begitupun dengan hari jadi Luwu Ke- 756, Sejarah Tanah Luwu sudah berawal jauh sebelum masa pemerintahan Hindia Belanda. Sebelumnya Luwu telah menjadi sebuah kerajaan yang mewilayahi Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan Poso (Sulawesi Tengah). Sejarah Luwu atau dikenal dengan nama Tanah Luwu, dihubungkan dengan nama La Galigo dan Sawerigading.

Luwu oleh banyak orang di Sulawesi Selatan dan Barat dianggap sebagai kerajaan tertua dan merupakan cikal bakal raja-raja di sebagian besar Sulawesi. Raja dan bangsawan dari daerah ini mendapat penghargaan sosial dari masyarakat. Dalam salah satu lontara Gowa disebutkan ” Keberanian ada di Gowa, kepandaian ada di Bone dan kemuliaan ada di Luwu”, suatu wujud pengakuan terhadap Luwu, Bone dan Gowa (Tiga kerajaan utama di Sulawesi Selatan). Bicara tentang Luwu tidak bisa lepas dari kitab La Galigo, suatu kitab epos terpanjang di dunia.
“Hari bersejarah peringatan Perlawanan Rakyat Luwu dan hari jadi Luwu dapat dipandang sebagai hari penyatuan kembali Wija To Luwu. Hari dimana sesama Wija To Luwu bahu membahu membangun Tana Luwu dan seluruh elemen pemerintah dan masyarakat se tana Luwu dalam menggerakkan roda pemerintahan daerah kita mampu mendorong kehidupan masyarakat tana Luwu agar lebih sejahtera”tandas Budiman.

Oleh karena itu diharapkan agar tema “Bersama lebih kuat,Tana Luwu Menjadi Hebat”dapat dimaknai sebagai semangat dan tekad seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat tana luwu dalam membangun dan memajukan daerah tana luwu sebagai bagian memajukan NKRI,” pungkas Bupati Budiman.(tan/idr)

  • Bagikan

Exit mobile version