Calon Presiden RI, Prabowo Subianto
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Calon presiden, Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah aktivis 98 karena pernah dia kejar-kejar saat masih menjabat Danjen Kopassus.
Momen itu terjadi saat capres nomor urut 2 ini menyapa sejumlah aktivis 98 yang kini bergabung dengannya di Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada acara Suara Muda Indonesia untuk Prabowo-Gibran di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu, 27 Januari 2024.
Di antara aktivis 98 itu ada Budiman Sudjatmiko dan Agus Jabo. Prabowo awalnya meminta maaf kepada Agus Jabo karena pernah mengejar-ngejar Ketua Umum Prima tersebut. Dia menyebut, Agus Jabo dulunya bandel.
"Hadir juga Ahmad Muzani, Agus Jabo Ketua Prima, maaf dulu saya kejar-kejar anda. Dulu. Atas perintah. Bandel sih dulu," ujar Prabowo.
Lalu, Prabowo menyapa Wagub Jawa Timur Emil Dardak yang turut hadir. Selanjutnya, Prabowo pun menyapa Budiman Sudjatmiko.
Budiman merupakan aktivis 98 yang pernah ditahan di era Orde Baru. Prabowo turut meminta maaf kepada Budiman karena dulu dikejar-kejarnya.
"Kemudian saudara Budiman Sudjatmiko. Ini juga sorry, Man, dulu kejar-kejar elu juga. Tapi gue udah minta maaf sama lo ya," kata Prabowo.
Sementara itu, dalam siaran kompas di aplikasi youtube beberapa waktu lalu, Budiman Sudjatmiko mengungkap bahwa Prabowo Subianto pernah mengaku sudah memulangkan semua aktivis korban penculikan pada tahun 1998 silam.
Hanya saja, Prabowo tidak mengetahui nasib korban penculikan yang hingga saat ini tidak pernah kembali ke rumah atau dinyatakan hilang. Setidaknya, ada 13 korban penculikan tahun 1997-1998 yang sampai saat ini masih hilang
Budiman menjelaskan, pada 2002 lalu, dia bersama salah satu korban penculikan yang dipulangkan ke rumah, Nezar Patria mewawancarai Prabowo.
"Ya kenapa tidak? Kenapa tidak kalau suatu saat kita bisa berbicara itu dengan Pak Prabowo? Meskipun saya 2002 sudah tanyakan itu. Saya lupa menyampaikannya (sekitar) 2002 saat saya sama Nezar mewawancara," ujar Budiman dalam tayangan di youtube.
Sementara, aktivis lain yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya, Prabowo mengaku tidak tahu nasib mereka. "(Prabowo bilang) 'Yang saya ambil sudah kembali semua. Saya kembalikan semua. Saya tidak tahu kenapa sebagian tidak pernah kembali ke rumah. Tapi yang saya ambil saya sudah lepaskan semua'. Itu pengakuannya," katanya.
Budiman menyebut pertemuan di tahun 2002 itu adalah kali pertama dirinya bertemu dengan Prabowo. Adapun, saat peristiwa penculikan terjadi pada tahun 1997-1998, Prabowo masih menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.
Kopassus diketahui membentuk tim kecil bernama Tim Mawar, yang melakukan operasi penculikan. (fajar/pp)