PALOPO --- Konsep toleransi holistik sebuah ide yang bagus dan brilian. Prof Dr Ir Jonathan Limbong Parapak, MEng, Sc, ikut memberi pandangan terhadap konsep yang Ir Irbar Pairing Senobua', MT gaungkan di Toraja Raya, Luwu Raya, dan Palopo khususnya.
Prof Dr Jonathan L Parapak, MEng, SC menyebutkan toleransi holistik menarik dibahas dalam rangka memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi pasca pemilu 2024 dan menuju pilkada 2024.
"Pemilu sudah usai. Tentu kita tahu bersama-sama siapa yang leading," ujar Prof Jonathan L Parapak, kepada Palopo Pos, Jumat 23 Februari 2024, via seluler, sore kemarin.
Ia baru saja menerima tamu dari Amerika Seikat. Karena sudah janjian dengan wartawan koran ini, Prof Jonathan Parapak meminta tamu lainnya menunggu dan lanjut meladeni perbincangan wartawan koran ini.
Sekretaris Jenderal Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (1991-1998) era Presiden Soeharto (Alm), meminta kepada semua pihak untuk menghadirkan toleransi holistik menyikapi suksesi kepemimpinan ini. "Rakyat sudah menentukan pilihan. Saatnya kita bersatu untuk kemajuan bersama," imbuh direktur Utama PT Indonesian Satellite Corporation (1980-1991). "Ayo kita sama-sama embangun NKRI. memajukan anak-anak kita. Benar-benar maju baik. Ayo kerja ciptakan suasana damai aman tenteram," lanjutnya.
Di Indonesia, urai dia, cukup banyak partai politik. Namun demikian, ia meyakini banyaknya partai sama-sama memiliki tujuan mulia. "Itu kita sama-sama toleran dan menghargai.
Yang beda-beda kan penekanan program. Tapi saya percaya semua ingin Indonesia maju," urai rektor Universitas Pelita Harapan.
Jangan karena perbedaan aliran politik sehingga mencerai-berai sesama anak bangsa. "Tapi sekali lagi saya yakin partai politik punya tujuan mulia. Kita ingin Toraja maju, orang Toraja bisa sejahtera, SDM maju. Cuman memang cara-caranya beda tergantung dari partai politik dan skala prioritas," sebutnya.
Kata dia, selama pemilu semua calon ingin Indonesia maju. Semua ingin sejahtera, rukun dan damai. Kemudian semua ingin pendidikan maju, semua ingin ekonomi maju. "Yang berbeda itu tadi, penekanan program saja. Saya harap ini," harap dia.
Menurutnya, konsep toleransi holistik yang Irbar Pairing gaungkan sangat bagus dan pas diterapkan dalam setiap segmen. Baik dalam bidang pelayanan, pendidikan, pariwisata, kesejahteraan, dan juga bisa mencakup dalam dunia pemerintahan.
Dalam bidang pelayanan tidak membeda-bedakan kelompok, suku agama, dan ras. Semuannya sama. Apakah itu bidang pelayanan pemerintahan atau pelayanan kerohaniaan, dan lain-lainnya. ''Toleransi holistik harus hadir di setiap pelayanan seperti itu,'' urainya.
Ia melihat dari konseptualnya. Bicara tentang toleransi holistik. Holistik di Universitas Pelita Harapan sudah diterapkan. Dari penidikan holistik, apa yang digaris bawahi bahwa bagaimana menempatkan ilmu benar-benar tinggi dan berguna bagi masyarakat.
"Sebagai manusia yang beriman, itu harus teguh dalam iman," tandasnya.
Berbcara tentang manusianya, ia harus berkarakter. "Selalu kita katakan di pelita Harapan, melaksanakan pendidikan holistik. Sehingga keluaran orang kita siap profesional, beriman, dan orang yang punya karakter terpuji meihat. Itu di Pelita harapan," katanya.
Kalau dikaitkan dengan toleransi ini berbicara hubungan manusia. "Kalau kita bernegara tentang manusia holistik itu. Tadi itu, kita menghargi sesama manusia yaitu saya kira dasarnya dalam pancasila saling menghargai," urai
Anggota Dewan Gubernur mewakili ASEAN Intelsat (1985-1990).
Bucara tentang holistik dalam arti saling menghargi beda-beda agama di Indonesia. Juga ditahu bahwa budayanya beda-beda kita harus saling menghargai. Sehingga kalau mau bicara tentang holistik, maka semua aspek bekerja itu.
Siapaun tampil di arena kepemipinan harus memiliki pandangn holistik sesama itu,l. Bagaimana mensejahterakan mereka yang dipimpin bagaimana menghargai perbedaan. "Bukan berarti bahwa kita berbeda dengan orang kita kompromi saja," tambahnya.
Ia mencontohkan di masyarakat. "Di masyarakat berbuat tidak benar, tentu tidak terima. Tetapi ada prinsip dasar. Dasarnya itu, tentu dengan keimanan dan juga sistem hukum kita jadi dasar. Kemudian bagaimana nilai-nilai yang ada di masyarakat jadi pegangan itu. Aspek itulah dikatakan toleransi hoilistik. Menghgargai yang baik dan positif walau berebda," terangnya penuh santun dan ceria.
Dengan demikian, lanjutnya, semua bisa hidup dalam msyarakat saling menghargai, membantu bekerjasama demi untuk kemajuan.
Soal toleransi holistik di dunia pariwisata, ia menyebutkan bahwa
itu satu wilayah. Yang dibutuhkan di sini saling menghargai. "Itu penting," regasnya.
Menurut dia, pariwisatya itukan daya tarik dan banyak kaitannya budaya, lingkungan, dan daya tarik kehidupan.(ary)