Pencarian Korban Libatkan Anjing Pelacak dan Drone Thermal

  • Bagikan
ANJING pelacak dari unit Polsatwa K9 Polda Sulsel diterjunkan untuk membantu pencarian korban longsor di Bonglo, Kec. Bastem Utara, Rabu 28 Februari 2024. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Pada hari ketiga pencarian korban bencana longsor di Desa Bonglo, Kecamatan Bastem Utara, Kab. Luwu, nihil didapatkan korban.

Untuk memaksimalkan pencarian, dua ekor anjing pelacak terbaik milik Polsatwa K9 Polda Sulsel diterjunkan.
Dikatakan Kasubdit Cakkal Polsatwa Ditsamapta Polda Sulsel, Iptu Samuel Ary yang ditemui Palopo Pos di lokasi usai pencarian, Rabu 28 Februari 2024, kemarin, kalau sejak pagi hingga siang kemarin, dua ekor anjing pelacak telah diterjunkan ke lapangan, namun hasilnya masih nihil korban yang didapat.

Pengerahan anjing pelacak ini gunanya untuk lebih memaksimalkan dalam pencarian korban longsor yang tertimbun material tanah.

Hanya saja kendala di lapangan yang temui, para anjing pelacak masih belum bisa mengendus bau para korban lantaran tingginya tanah yang menimbun lokasi bekas longsor, serta kemiringan lereng tempat pencarian yang sangat terjal. Hal inilah yang mempersulit anjing pelacak melakukan tugasnya.

"Ketinggian tanah sampai paha dan masih lembek, sehingga pergerakan anjing sangat lambat. Juga kemiringan lereng sampai 60 derajat, sangat terjal," ucap perwira dua balok polisi ini.

Sebagai informasi dua anjing pelacak yang diterjunkan ini bernama Tim dan Ducki. Dimana keduanya sudah banyak kali dikerahkan melakukan pencarian korban bencana alam, sebut saja saat banjir di Radda, Luwu Utara. Lalu gempa bumi di Mamuju, gempa bumi dan likuifaksi di Palu, longsor di Gowa, serta terbaru ini longsor di Bastem Utara.

Sementara itu, Kepala Basarnas Makassar, Mexianus Bekabel, menyampaikan pihaknya juga menggunakan drone thermal yang dapat mendeteksi suhu tubuh.
"Beberapa hari ini kita juga pakai drone khusus thermal yang dapat mendeteksi suhu tubuh," ungkapnya.
Diketahui korban longsor Desa Bonglo, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, bertambah jadi 23 orang.
Mexianus menyampaikan terdapat penambahan data jumlah dari korban yang sebelumnya jumlah korban diketahui sebanyak 15 orang.

“Korban bertambah jadi 23 orang. Jumlah tersebut berubah karena korban selamat baru melapor di posko gabungan. Jadi, korban selamat sebanyak 18 orang dari semula 10 orang,” kata Mexianus Bekabel.

Adapun nama nama korban, Firdaus (19), Mardiana (60), Seni (34), Markus (43), Delman (19), Mansyur (52), Masjaya (50), Kasril (49), Yunus (71), Yuni Kristine (21), Ririn (31), Nirwana (37), Wahab Busa (19), Lilis (30), Abd. Gani M. Toni (30), Andi Zulhanuddin (43), R. Sandi Patandung (43), Mustika (32).

Dan 5 orang korban yang ditemukan meninggal dunia yakni, Amelia (30), Miskawati (21), Maryama Patakdungan (57), Wanto (18), Ratang (50). Ia juga melaporkan, operasi SAR bencana alam tanah longsor ini melibatkan 560 personel yang berasal dari TNI/Polri, Instansi pemerintah, organisasi dan masyarakat sekitar.

“Pergerakan tim hari ini masih dibagi beberapa tim, yang tentu saja melibatkan dari berbagai potensi SAR. Tim melakukan penyisiran di area longsor bagian selatan dan utara, drone thermal pun telah kami terbangkan untuk melakukan asesmen sekaligus melaksanakan pencarian, excavator dari PUPR Jeneberang juga bergerak untuk membersihkan longsoran tanah,” jelasnya. (idr)

  • Bagikan

Exit mobile version