PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Lagi, pabrik kepala sawit akan dibangun di Sulsel.
Adalah PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau Perseroda bersama PT Perkebunan Nusantara (PT PN) menginisasinya. Mereka akan menggandeng investor dari Malaysia.
Teknologi pabrik yang berasal dari Jerman itu disiapkan investor dari Malaysia. Sedangkan biaya pembuatan pabriknya oleh Perseroda.
Adapun PT PN yang menyiapkan limbah kelapa sawit untuk dikelola Perseroda menjadi pupuk organik.
Plt Direktur Utama PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) Dr. Machmud Achmad menyatakan, pabrik pupuk organik hasil limbah kelapa sawit yang akan dibangun, 100 persen akan dibiayai oleh Perseroda.
“Kami juga ditargetkan oleh Pak Gub. Mungkin selanjutnya ada yang lebih lanjut yang dituangkan dalam MoU,” kata Machmud Achmad, Rabu, 13 Maret 2024.
“Nanti sisa limbah ini berbagi dengan PT PN sekian persen,” lanjutnya.
Saat ini ada dua pabrik kelapa sawit yang sudah ada di Sulsel diantaranya Luwu Utara yang dikelola sendiri dan di Luwu Timur yang dikeloal bekerjasama dengan swasta yakni Bumi Maju Sawit.
Namun, melihat produksi sawit terus meningkat, maka pabrik kelapa sawit baru rencananya akan segera dibangun.
Kepala PTPN 1 Regional 8 Desmanto menyampaikan, PT PN yang menyiapkan limbah kelapa sawit untuk dikelola Perseroda menjadi pupuk.
“Limbah cair akan kami treatment,” kata Desmanto, dalam pertemuan itu.
Kapasitas giling pabrik kepala sawit yang ada di Luwu Utara dan Luwu Timur mencapai 600 ton TBS per hari atau sekitar 30 ton per jam.
Luas lahan kelapa sawit saat ini yang dikelola mencapai 35.373 hektare. Lahan tersebut berada di Luwu Utara, Luwu Timur, Wajo dan Enrekang.
Diketahui, PT SCI saat ini memainkan peran penting dalam investasi global yang masuk ke daerah, serta memiliki jangkauan, terintegrasi dan terafiliasi terhadap mitra investor strategis.
Hal ini sesuai dengan harapan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Sedangkan, PT PN 1 Regional 8 merupakan subsidiary Holding BUMN Perkebunan.
Koordinator Investor, Mohd Emir Mavani menyampaikan, semua yang akan dilakukan ini dapat kembali ke petani.
“Kita akan menjual pupuk dengan harga yang mereka (petani) beli. Bukan hanya di sawit tapi juga di padi dll,” jelas Emir Mavani.
Andapun lahan yang dibutuhkan kata dia sekitar setengah hektar jika lokasi pabrik dan lahan kelapa sawit berdekatan.
Namun jika berjauhan, membutuhkan 4-5 hektare. Dia juga mengingatkan pentingnya branding untuk bisa mengekspor ke Eropa.
Mohd Emir Mavani Abdullah sendiri merupakan Mantan CEO Felda Global, perusahaan pertanian dan komoditas pertanian global yang berbasis di Malaysia.
FGV memproduksi produk perkebunan kelapa sawit dan karet, oleokimia dan produk gula. Pada tahun 2012, penawaran umum perdananya merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Facebook dan IPO terbesar di Asia. (fjr/pp)