Jhon Rende Mangontan, Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. --albert tinus--
PALOPOPOS,FAJAR.CO.ID, MAKALE-- Isu sedap menerpa anggota DPRD Sulsel, Jhon Rende Mangontan (JRM).
Legislator asal Partai Golkar ini pun menyanggahnya.
Dirinya dituding melakukan unggahan pesan di Medsos mengandung SARA. Namun disebutkan bahwa itu ditujukan untuk umat Nasrani yang tak lama lagi akan merayakan hari Paskah.
JRM melalui sambungan WhatsApp kepada Palopo Pos, Rabu, 20 Maret 2024 mengatakan saat kejadian tersebut, dirinya membahas survey baik poling dan survey menyangkut Pilkada. Dan, kami bawa dalam candaan kalau tidak salah 7 orang dan candaan itu cair dan hidup. Lalu saya kirim babi guling dan tulis buka puasa tapi tidak ada bahasa saya tentang saudara saya muslim. Karena, puasa dikenal juga di agama Kristen apalagi dalam suasana menyambut Paskah.
"Kami orang Kristen juga menjalankan Puasa apalagi dalam menyambut hari Paskah dikenal Puasa 40 hari yakni tanggal 14 Februari hingga tgl 30 Maret. Dan, yang paling tertib laksanakan adalah umat Katolik dan Pantekosta. Sedangkan Protestan, banyak juga yang laksanakan. Sedangkan ada juga yang laksanakan Puasa Mingguan dan Bulanan", imbuhnya.
Jhon Rende Mangontan mengatakan, pada saat dirinya diskusi, tiba-tiba ada satu anggota muncul marah. Padahal dia tidak mengikuti percakapan tadi. ''Candaan kami tidak didengar sebelumnya. Tapi saya masih bilang kok tiba-tiba nongol langsung marah? Saya menjawab juga bahwa kalau tersinggung saya minta maaf, tapi jujur saya tidak ada niat ke situ. Dan ingat, puasa bukan cuman kaum muslimin, tapi di Kristen juga ada apalagi dalam suasana menyambut Paskah ini banyak orang Kristen Puasa menyambut Paskah", jelas JRM.
Selain menelaskan dalam group WA , dirinya juga japri lagi. Tujuannya, agar dia mengerti. ''Dan, saat itu sudah paham dan saya anggap clear,'' katanya.
''Tapi jujur saya juga kaget percakapan yang kami lakukan dalam group terbatas yang kita sama - sama ketahui bahwa group WA adalah percakapan terbatas yang tidak masuk ranah UU ITE, berbeda dengan FB, X, atau IG. WhatsApp dianggap sebagai group privat," ungkapnya.
Tapi, agar tidak diperpanjang dan dalam menyambut bulan suci Ramadan dan Menyambut Paskah dirinya secara pribadi mohon maaf yang sebesar- besarnya atas kekhilafannya yang membuat saudara dan orang tua kaum muslim memunculkan amarah. ''Harapan saya, semoga ini pembelajaran yang sangat berharga bagi saya dan kita semua", katanya.
"Mari kita tetap menjaga kerukunan umat beragama. Karena, apapun alasannya masih bayak tugas dan tanggung jawab kita untuk membangun kebersamaan. Dan, saya pribadi, masih banyak tugas dan tanggung jawab saya untuk menyelesaikan janji politik saya hingga berakhir di tahun ini. Semoga janji politik saya, untuk memperjuangkan masih beberapa rumah ibadah termasuk masjid akan saya tuntaskan", harapnya.
Dijelaskan JRM bahwa dirinya juga telah mengupayakan beberapa rumah ibadah masjid, diantaranya Masjid di Tondon Makale tahun 2020 dan 2021.
''Saya masukkan untuk menuntaskan di lantai 2, dan itu sudah digunakan. Kalau masjid di Kaduaja adalah masjidnya orang tua Pak Bombing, Masjid di Rembon ada 2 yakni di Pasar Rembon dan Masjid Pak Hasan .
"Ada juga batal akibat kesalahan administrasi mis di Musholla Gandang Batu, dan tahun berikutnya mau dimasukkan tapi sudah tuntas dari swadaya jemaahnya. Sedangkan Bittuang bergeser tahun 2023 SP2Dnya sudah terbit bersamaan dengan beberapa rumah ibadah. Dan, saya lupa masih berapa masjid yang ada di Toraja Utara dan Tana Toraja yang akan cair tahun 2024 karena anggaran 2024", tandasnya. (Albert)