Palopo Darurat HIV/AIDS Sudah Ditemukan 400 Kasus, Imbas Perilaku Seksual Bebas dan Sesama Jenis

  • Bagikan
Kepala Dinas Kesehatan Palopo, Irsan Anugrah SKM MM

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Palopo darurat kasus HIV/AIDS yang sebagian besar dari perilaku seks bebas dan sesama jenis. Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Palopo, mencatat ada 400 orang di Kota Palopo terjangkit HIV/AIDS. Jumlah itu mulai tahun 2023 sampai 2024, yang didominasi aktivitas seks bebas dan didominasi laki-laki.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Irsan Anugrah mengaku jumlah kasus itu rata-rata penderita yang tertular HIV/AIDS, akibat seks bebas. Penderita mulai usia 15 tahun sampai 59 tahun.

“Di tahun 2023 sebanyak 147 kasus, sedangkan tahun 2024 sebanyak 253 kasus. Dengan total keseluruhan mulai tahun 2023 sampai 2024 sudah sudah mencapai 400 lebih kasus HIV/AIDS di Kota Palopo,” ungkapnya, Sabtu 23 Maret 2024.

Irsan mengatakan, Kota Palopo merupakan daerah kedua yang tercatat kasus HIV/AIDS tertinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel), setelah Kota Makassar. Temuan ini setelah melibatkan komunitas dan kelompok-kelompok melakukan tracking di Kota Palopo, hingga menemukan jumlah kasus cukup besar.

“Penemuan kasus lebih tinggi, karena kita memang kolaborasi melibatkan komunitas, melakukan screning dan tracking bagi kelompok yang berisiko. Upaya dilakukan untuk penanggulangan, pencegahan dan penanganan HIV/AIDS,dianggap penyakit cukup serius ini,” tutur dia.

Dari 400 kasus sampai saat ini, terbanyak 35 kasus di Kelurahan Benteng.
HIV AIDS tak hanya diderita orang dewasa, tetapi juga balita kini juga terjangkit. Sudah 5 orang di antaranya meninggal dunia, dan seorang balita terjangkit.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Palopo, San Ashari, SKM.,M.Kes penderita HIV/AIDS ini yakni anak di bawah lima tahun. Dan anak tersebut dideteksi tertular dari ibunya.

Untuk para Ibu Rumah Tangga (IRT) yang mengidap HIV/AIDS masih dilakukan penyelidikan repid lebih lanjut. Pasalnya, hingga saat ini IRT penderita HIV/AIDS masih melakukan pendekatan kepada suaminya untuk memberitahukan hal tersebut.

''Hal ini sangat sensitif. Kami belum bisa menyimpulkan apakah suaminya menulari atau penyebab lain. Makanya kami lagi melakukan pendekatan untuk skrining suaminya. Kalau suaminya negatif artinya bukan dari suaminya,'' jelasnya, Kamis 24 Agustus 2023, lalu.

Ia menambahkan, semua kasus yang ditemukan dalam proses pemberian obat ARV, untuk mencegah perkembangbiakan virusnya.

Selain itu, Dinkes secara terus menurus melakukan pendampingan kepada warga yang berpotensi terjangkit penyakit HIV/AIDS. Sebab, keluarga yang memiliki anggota keluarga terkena HIV/AIDS juga berpotensi terkena penyakit mematikan tersebut.

Karena itu, keberadaan mereka terus dipantau petugas Dinkes agar penyakit yang disebabkan melakukan hubungan seks bebas tersebut, tidak menular ke anggota keluarga lainya, sehingga penderita HIV/AIDS di Kota Palopo tidak terus meningkat ke depan.

Terkait antisipasi bertambahnya kasus HIV/AIDS, sebut San, pihaknya terus melakukan antisipasi meningkatnya kasus HIV/AIDS di daerah ini dengan cara memutus mata rantai penyebaran penyakit mematikan tersebut.

Beberapa waktu lalu, kasus ini sebenarnya sudah menyeruak di kalangan tenaga kesehatan. Dimana beredar video, seorang dokter wanita menpublis temuannya dalam menjalankan praktik dokter di Kota Palopo, Sabtu, 24 Februari 2024 pagi.

Ia menemukan beberapa kejadian penyakit kutil kelamin dan anus. Penyakit menular ini diderita anak muda pria, usia 20 tahun hingga pria dewasa berumur 30 tahun. Penyebab penyakit ini yakni akibat hubungan seks bebas.

Hubungan seks bebas bisa memicu penyakit HIV/AIDS yang baru bisa diketahui positif setelah sepuluh tahun kemudian. Dokter tersebut prihatin dan menyatakan Palopo sudah darurat seks bebas.(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version