PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MALATUNRUNG--Lahir di Kota Palopo pada tanggal 3 Desember 1961, Haidir Basir (HB) menjalani dan menghabiskan kehidupan masa kecilnya di kota kelahirannya itu.
Jenjang penddidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA semuanya diditammatkan di Palopo. Naluri kepedulian sosial dan pengabdian kepada lingkungan masyarakat serta talenta kepemimpinannya sudah mulai nampak saat Haidir kecil memasuki kehidupan masa remaja. Selain bernyali tampil sebagai ketua kelas di sekolahnya, HB juga sering didaulat oleh teman2 sebayanya menjadi semacam komando untuk menggerakkan kelompok komunitasnya. Sebagai putra kedua dari 6 orang bersaudara, HB dibesarkan dalam lingkungan keluarga yg berdisiplin tinggi dgn nilai ketaatan pada ajaran agama. Watak dan kepribadian berkarakter yg dimiliki HB itu tidak terlepas dari gemblengan orang tuanya, yakni pasangan dari H. Basir (ayah) dan Hj. Hamly (ibu).; H. Basir adalah seorang PNS yang berkarier di Pemkab Luwu, dengan jabatan terakhir Camat di kecamatan Walenrang yg dipangkunya selama 10 tahun sebelum pensiun. Beliau juga tercatat sebagai salah satu pimpinan ormas Islam ternama, yakni PD Muhammadiyah Cabang Kabupaten Luwu.
Kemudian HB melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, yaitu Unhas di Makassar pada tahun 1981 dan menyelesaikan studinya pada tahun 1986 pada jurusan Antropologi Fisip. Dengan predikat sebagai sarjana Antropologi, HB kembali ke Palopo dan diterima mengabdi sebagai ASN di kantor Pemkab Luwu. Selaku abdi negara, HB tidak bisa melepaskan diri dari konteks kehidupan sosial kemasyarakatan. Sehingga di luar jadwal kerja birokrasi, ia memanfaatkan untuk aktif di organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dan wadah2 generasi muda lokal lainnya. Keaktifannya di organisasi kepemudaan inilah yang kemudian mengantar HB terpilih sebagai ketua KNPI pada forum Musda KNPI Kabupaten Luwu pada tahun 1998. Menjadi salah satu obsesi HB dan juga merupakan kebutuhan generasi muda kotif Palopo khususnya dan umumnya kabupaten Luwu, adalah terbangunnya sarana gedung pemuda yang representatif, sebagai pusat kegiatan generasi muda. Dengan mengkoordinasikan semua potensi yang ada akhirnya gedung pemuda tersebut berhasil dibangun pada masa bakti kepemimpinan HB sebagai ketua KNPI Kabupaten Luwu. Keberdaan gedung yang monumental itu dibangun di lokasi kota administratif, Kotif Palopo yang saat itu masih merupakan bagian dari wilayah kabupaten Luwu.
Ketika peningkatan status Palopo dari kotif menjadi kota otonom santer diwacanakan, HB kembali menampakkan naluri pengabdiannya kepada publik. Saat itu, tahun 1999, IPMIL menggelar diskusi panel yang bertajuk "Prospek Kotif Palopo Menuju Kota Otonom". HB diundang dan hadir sebagai salah satu nara sumber diskusi dalam kapasitasnya selaku ketua KNPI. Dalam pemaparannya, HB dengan sangat jelas dan tegas menggambarkan bahwa potensi Kotif Palopo ditilik dari berbagai perspektif sangat layak ditingkatkan statusnya menjadi kota otonom, terpisah dari induknya, kab. Luwu. Dirinya menyadari jika sikapnya itu berisiko terhadap kariernya di birokrasi, yg saat itu HB sudah menjabat Kepala Dinas Pariwisata Kab. Luwu. Tapi HB telah bulat untuk lebih memilih jalan bagi kepentingan masa depan daerah, ketimbang mempertahankan status quo sebagai pejabat. Meski dengan resiko harus berseberangan dengan atasan sendiri dan kehilangan jabatan. Dan, sikapnya itu dengan konsisten ia jalankan dalam peran aktifnya di serangkaian gerakan peningkatan status kota Palopo. Sejumlah kelompok kritis yang menjadi motor penggerak perjuangan kota otonom Palopo, seperti Forum LSM Tana Luwu (FORTAL), Ikatan Pelajar dan Mahadiswa Indonesia Luwu (IPMIL) dan Forum Peduli Kota Palopo (FORKOT).Semuanya senantiasa bergerak bersinergi dgn KNPI slaku wadah berhimpun potensi pemuda dalam melakukan serangkaian agenda konsolidasi dgn pihak2 pemangku kepentingan dan gerakan2 presure terhadap pihak2 yg terndikasi merintangi perjuangan. Baik itu agenda dan gerakan yg digelar di Palopo, Makassar maupun yg helat di Jakarta, semuanya terkoordinasikan antara FORTAL, IPMIL, FORKOT dan KNPI. Berkat sikap yg militan dan konsisten selama gerakan yang dibarengi oleh spirit pengabdian bagi kemaslahatan publik, pada akhirnya status Palopo sbg kota otonom terwujud yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No.11 Tahun 2002, tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Palopo, terpisah dari Kabupaten Luwu.
HPA Tenriadjeng yg ditunjuk untuk pertama kali sebagai walikota Palopo, mempercayakan kepada HB selaku Asisten 2, membidangi Ekonomi & Pembangunan. Dengan posisi ini HB sangat diharapkan untuk melakukan fungsi koordinasi dgn para pihak dan mengoptimalkan semua potensi dan pembangunan yg tersedia. Sebagai wilayah pemerintahan otonom yg baru terbentuk, kota Palopo memang memerlukan aparatur yang memiliki semangat kepeloporan dan pengabdian serta kemampuan terobasan pembangunan. Kiprah HB dalam birokrasi pemkot Palopo cukup terasa resonansi kepeloporannya serta buah terobosan pembangunannya. Sehingga upaya walikota dalam merintis dan meletakkan kerangka dasar pembangunan kota Palopo di awal pembentukannya dapat menjadi sesuatu yang bernilai legacy bagi generasi pemerintahan berikutnya untuk dilanjutkan. Antara lain, menjadi kerangka dasar pembangunan kota Palopo yg sdh dirintis dan diletakkan kerangka dasarnya oleh walilota HPA Tenriadjeng bersama HB slaku Asisten 2 dan kawan2 staf lainnya ialah, Konsepsi pemberdayaan potensi masyarakat pesisir yg terintegrasi dengan kawasan Teluk Bone, Revitalisasi Bangunan bersejarah dan kawasan kota Tua Palopo, Pengembangan wilayah kawasan Hutan Peta sebagai sentra agrowisata dan Membangun Kota Palopo dengan jargon Menuju Kota Tujuh Dimensi.
Ketika masa bakti HPA Tenriadjeng 2 periode berakhir, pada pilkada Palopo 2013, banyak pihak yg mendorong HB untuk menjadi cawalkot. Selain dirinya dianggap punya ikatan emosional kuat dan sangat memahami karakteristik wilayah kota Palopo, HB juga dinilai sbagai sosok yg memiliki spirit pengabdian yg tinggi. Sehingga HB mendapat legitimasi publik untuk dibranding sebagai "Sang Pengabdi" pada pilkada Palopo 2013 yg berpasangan dgn dr. A. Thamrin Jufri dengan tagline HATI. Dengan legitimasi politik yg kuat dari berbagai elemen masyarakat, pasangan HATI secara meyakinkan mraih suara tertinggi pada pilkada Palopo 2013, yg diikuti oleh 9 pasangan calon. Jika saja momen ini terjadi pada 2019 atau 2024 saat ini. maka HB langsung ditetapkan oleh KPU sebagai walikota terpilih. Tapi adanya aturan pilkada 2013 yg mensyaratkan ambang batas perolehan suara 30 persen, maka terjadi pilkada putaran ke dua, yg diikuti oleh pasangan peraih suara terbanyak pertama dan kedua. Yakni, pasangan Haidir Basir-Thamrin Jufri (HATI) dan pasangan Judas Amir-Akhmad Syarifuddin (JA).
Putaran kedua pilkada Palopo 2013 berlangsung sudah tidak kondusif lagi. Terindikasi kuat pihak penyelenggara, baik Panwaslu maupun KPUD hanya bekerja untuk memenangkan pasangan calon tertentu, yakni JA. Sehingga banyak pelanggaran dan kecurangan yg terjadi mewarnai jalannya tahapan pilkada, tak satupun yg diproses atau ditindaklanjuti. Padahal, dampaknya sangat merugikan pasangan HATI namun justru menguntungkan bagi pasangan JA. Pada akhirnya KPU memenangkan pasangan JA dengan prolehan suara selisih tipis, yaitu 700 suara dari pasangan HATI. Namun, kemenangan kontoversial itu harus dibayar mahal dengan terjadinya kerusuhan yg mengakibatkan terbakarnya sejumlah sarana publik di Kota Palopo. Peristiwa politik ini dipicu oleh aksi protes dari sebagian besar warga Palopo yg tidak menerima hasil pilkada tsb scara logika. Mereka menilai, yg menjadi pemenannya sesungguhnya tidak mencerminkan aspirasi politik Kota Palopo yang sebenarnya. Dan, hingga saat ini, oleh pasangan HATI dan segenap tim serta pendukungnya mengenang peristiwa yg terjadi pada 31 Maret 2013 tersebut, sebagai "Tragedi Demokrasi 31313".
Pasca Pilkada Palopo 2013, HB tetap eksis dengan jiwa dan kiprah pengabdiannya untuk kota Palopo. Meski harus melepaskan jabatannya di birokrasi, bahkan wajib pensiun dini dari status ASN saat menjadi kandidat calon walkot, HB tidak kehilangan panggung dalam menyalurkan naluri pengabdiannya. Mulai saat itu, 2014, HB fokus dengan kerja-kerja sosial selaku ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Palopo. Bersama dengan ratusan personil relawan kemanusiaan, ia tenggelam dalam rutinitas dua agenda kerja pokok PMI. Yakni, pertama, mitigasi dan penanganan setiap peristiwa kebencanaan untuk meringankan penderitaan korban yg terdampak. Kedua, aksi donor darah untuk memastikan ketersediaan stok darah bagi masyarakat pasien yg membutuhkan. Kinerjanya yang mumpuni membuat HB masih dipercaya dan diamanahkan memimpin PMI Kota Palopo hingga sekarang ini.
Pada tahun 2022, HB mendapat tawaran memimpin partai politik (parpol), yaitu DPC PPP Kota Palopo. Faktor ketokohan yg dimilikinya, menjadi syarat menduduki posisi ketua DPC meski HB sendiri bukanlah kader PPP. Slaku Ketua PPP yang baru, HB intens melakukan konsolidasi internal organisasi, membenahi dan membentuk infrastruktur partai di tingkat kecamatan, pengadaan sarana prasarana sekretariat partai yg representatif serta sosialisasi keberadaan dan program partai melalui berbagai media. Namun, kompetisi calon anggota legislatif (caleg) yang tidak sehat, didominasi oleh kekuatan money politic (transaksi jual beli suara secara masif dgn nilai nominal yg sangat tinggi), menjadi penyebab utama PPP Kota Palopo kehilangan kursi parlemen di Pemilu 2024. Tapi, bagi seorang HB, posisinya sbg ketua DPC PPP Kota Palopo masa bakti 2022-2026, telah menambah spektrum pengabdiaannya untuk bidang politik.
Menjelang pilkada (pilwalkot) Palopo yg digelar pada 27 Nopember 2024 akan datang, sosok HB menjadi salah satu figur yg diprediksi bakal meraimaikan bursa kandidat calon walkot atau wakil walkot. Setidaknya terdapat 2 hal yg menjadikan sosok HB selalu masuk nominasi bursa calon. Pertama, bobot ketokohan yg melekat pada diri HB. Ketikohan tsb tak terlepas dari kiprah pengabdiannya sejak dari dunia kepemudaan, birokrasi pemerintahan, hingga level sosial kemasyarakatan. Kedua, hasil survei elektabilitas dari berbagai lembaga survei, masih menempatkan HB pada posisi 5 besar figiur yg layak berkompetisi di pilkada Palopo 2024. Terkait momen pilkada Palopo 2024, HB sendiri memberikan kesaksian bahwa sbg pengabdi dirinya senantiasa siap memberikan yang terbaik bagi kemajuan daerah dan untuk kemaslahatan masyarakat Palopo. Baginya, perjuangan panjang untuk sebuah pengabdian, maka kekalahan boleh terjadi berkali-kali, tapi sikap menyerah adalah pantang untuk dilakukan. Jalan panjang pengabdian yg ia telah lalui, sejak dari dunia kepemudaan, birokrasi pemerintahan, hingga sosial kemasyarakatan, tentunya ikut mematangkan jiwa kepemimpinan HB, baik dalam hal kompetensi, pengalaman, maupun terbangunnya ikatan emosional yg kuat antara dirinya dengan msyarakat dan wilayah kota Palopo itu sendiri.
Oleh karena itu, bagi seorang HB, pertarungan pada momen pilkada Palopo 2024 yang akan datang bukanlah sesuatu yg perlu ditakuti atau menakutkan. Apalagi dengan disertai narasi yg mendramtisir bahwa akan sarat dengan money politic dan potensi konflik yg bakal memicu kerusuhan. Justru HB bersikap optimis menyongsong Pilkada Palopo 2024. Menurutnya, pilwakot Palopo yg digelar tahun ini mrupakan momentum politik yg bernilai strategis bagi masyarakat Kota Palopo. Sebab akan terlaksana secara gegap gempita, dan lebih demokratis serta mampu menghasilkan pemimpin yang lebih bekualitas.(*)